Descargar la aplicación
16.98% Dare to try / Chapter 9: JADI GURU MATEMATIKA

Capítulo 9: JADI GURU MATEMATIKA

Di awal tahun ke-4 kuliahnya Hasann mencoba melamar menjadi guru Matematika di suatu sekolah swasta Yayasan Berdikari di jalan Riau , Bandung tempat Icha sekolah. Waah kok bisa kebetulan gitu ? Iyaaa memang tanpa disengaja Hasann mendapat info dari Icha kalau di sekolahnya itu ada kekosongan guru Matematika.

Siang itu ketika Hasann mengunjungi Icha,

"Kak...," kata Icha, "guru Matematika disekolah Icha lagi cuti melahirkan, engga masuk dia. Katanya lama baru masuk lagi..." Icha diam sekarang sesaat menunggu respon dari Hasann.

"Trus yang ngajar siapa sekarang ?"

"Buat sementara , digantikan guru sejarah, "jawab Icha.

Hasann yang ingin tahu lebih jauh menanyakan "Ooh ibu siapa namanya Cha , yang lagi cuti melahirkan itu ?"

"Ibu Tika, kaka aja ganti'in ka ?" kata si Icha nyeletuk sambil ketawa-tawa gitu aja seakan persoalan mudah aja begitu .

"Oooh iya nanti coba kaka kesana ya Cha...trimakasih informasinya Icha..., siapa tahu kaka bisa ngajar disana yaa ?" kata Hasann sambil ketawa ringan juga, mukanya cerah .

Benar saja, memang ibu Tika yang ngajar matematika sedang cuti melahirkan. Icha ini anak perempuan kecil tapi cukup pintar dan energik anaknya, gesit gerakannya dan cepat menangkap pelajaran.

Setelah di wawancara oleh ibu Hermin, Kepala Sekolah Yayasan Berdikari, Hasann diterima sebagai guru pengganti untuk masa kerja 3 bulan saja untuk kelas 6...yang ada 3 kelas paralel , 6A, 6B dan 6C .

Hasann engga menyangka sama sekali dia bisa diterima padahal statusnya masih mahasiswa. Mulailah dia mengajar hampir setiap hari, tapi karena hanya mata pelajaran Matematika, dia mengajar 2 sampai 3 jam saja perharinya.

Di hari pertama Hasann mengajar, ia mengenakan seragam atasan putih ,celana hitam dan tentunya masih merasa grogi karena ini pengalaman pertama yang sesungguhnya menjadi guru dan mengajar di kelas. Sekolah Berdikari itu muridnya cukup banyak dan fasilitasnya cukup lengkap .

Di meja kelas sudah tersedia kapur, spidol dan penghapus dan di lemari juga ada beberapa perlengkapan mengajar. Satu kelas itu ada 35 murid laki-laki dan perempuan. Meski materi pengajaran bukanlah masalah buat Hasann, tapi untuk menguasai kelas yang gaduh dan ramai itu adalah hal yang baru buat dia , belum berpengalaman .

Ada saja murid yang nakal, yang bikin gaduh bermain dan bercanda di kelas dan ada juga murid yang melucu , memancing tawa murid lainnya. Kedua kaos kakinya digantung ditelinganya. Mungkin karena kelihatan Hasann ini masih muda , kurus engga jauh beda dengan kakaknya mungkin , tidak seperti guru senior yang lain yang sudah cukup berumur.

Hasann sepertinya dianggap teman bermainnya saja ... .

Waaah harus banyak sabar ini mah, Hasann berkata dalam hatinya.

Ia pun mencoba menenangkan mereka. Ia berdiri didepan dan sambil bertepuk tangan berkata cukup keras.

"Coba tenang ya anak-anak...saya tidak akan mulai pelajaran ini kalo kalian tidak duduk diam dan tenang...!" katanya lantang dan tegas . Tapi mereka masih saja ribut dikelas...lalu dia meneruskan .

"Kalo saya tidak mulai pelajaran ini kalian yang rugi, bukan saya !!" Kelas mulai tenang tapi masih ada saja satu-dua murid yang main lempar-lemparan kertas. Maka, Hasann mulai mencoba lebih tegas dengan mereka.

"Coba kamu ...! " sambil menunjuk salah seorang murid... "kamu kedepan ...!" ia menatap tajam kepadanya.

"Kamu juga !" kata Hasann dengan suara lantang menunjuk seorang murid lain teman bercandanya.

Mereka berdua diminta berdiri didepan kelas, sementara Hasann menulis dua soal matematika di papan tulis.

"Karena kalian berdua bikin suasana kelas gaduh, saya berikan hukuman...," katanya sambil menatap tajam mereka berdua .

"Coba kalian kerjakan soal ini !" perintahnya sambil memberikan alat tulisnya.

Hasann memerintahkan kedua murid itu untuk mengerjakan soal sebagai hukumannya. Waah tegas juga pak Hasann. Murid-murid lainnya duduk diam, engga ada lagi suara-suara gaduh. Hasann berdiri mengedarkan pandangannya kesetiap sudut kelas.

Satu murid bisa mengerjakan , tapi yang satu lagi gagal..., akhirnya mereka diminta duduk kembali.

Begitulah... otomatis suasana kelas jadi hening. Semua murid duduk tenang seketika, setelah mengetahui gurunya barunya seperti ini sekarang. Dan materi pelajaran pun siap disampaikan.

Tapi itu hanya hari pertama, hari-hari selanjutnya dengan kepintaran dan kesabaran Hasann, ia berusaha lebih dekat dengan semua muridnya. Ia menghilangkan kesan galak dan suka menghukum, murid-murid pun mulai patuh dan sopan.

Hasann menjadi super sibuk setiap harinya ,tapi dia jalani dengan tenang semua aktifitasnya.

Kuliah , ngajar di sekolah dan mengunjungi keempat anak-didiknya , semua kegiatannya membahagiakan sekali.

Tentu kita bertanya ...apa yang menjadi kunci dia bisa menjalankan semua itu ?? kuncinya dia sangat senang dengan apa yang dia kerjakan, juga dengan ilmu matematika nya. Jadi semua dijalani dengan keyakinan yang penuh kalau dia mampu dan pasti berhasil dengan usahanya .

Rupanya engga salah Hasann memilih jurusan Matematika.

Ketika ditanya Ryandi , abangnya yang tinggal di Jakarta dan sesekali ke Bandung, dia jawab,

"Sibuk sih , kadang kerasa capek juga tapi saya sih ihklas aja jalaninnya bang." Seketika ia ingat jasa pa Henga.

Dan terbukti sekarang dia sudah menjadi seorang guru meski status baru sebagai guru pengganti. Dan dia sudah mulai punya penghasilan meski tidaklah besar .

Seperti kata pepatah "Apa yang kita tanam , Itu yang kita tuai."

Dia mengajar Icha ,dan sekarang dia mendapat pekerjaan secara tidak langsung dari si Icha juga.

Sungguh adil Tuhan. Hasann tak lupa untuk berdoa ,memanjatkan syukur setiap harinya.

Upah mengajar di Sekolah Berdikari itu memang tidaklah besar, tapi buat Hasann jumlah itu sangat-sangat membantu terlebih dia bisa mulai belajar mengajar di kelas secara resmi sesuai kurikulum sekolah.

Muridnya di sekolah suka dengan gayanya Hasann mengajar...gaya anak muda gitu yang kadang disertai canda tawa ...sering ia melibatkan semua murid dikelasnya untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang sulit dan itu merangsang mereka untuk berfikir bersama.

"Selanjutnya ada yang tau ... ?" tanyanya depan murid-muridnya.

"Mmmm...845 pa !" Seorang anak lelaki di bangku belakang menjawab.

"Yaa ...845...ia pun melanjutkan mengerjakan soalnya dan kembali menanyakan,

"Ada yang tau selanjutnya berapa ?"

"1478 dikali 4 pa sama dengan 5.912 dikurangi 57 ditambah 8, " teriak seorang murid.

... "Okee kita dapat angka 5.863 yaaa..., ? ada yang cocok dengan jawaban kalian ? tanya Hasann dan beberapa murid mengacungkan tangannya.

Dan murid-murid lainnya berteriak,

"Horeee...," sambil tepuk tangan.

Terdengar menyenangkan meski mata pelajarannya sesulit Matematika.

Icha menjadi anak kesayangan Hasann ...karena nilainya juga bagus. Hanya satu atau dua teman dekat Icha saja yang tau kalo ia sudah mengenal pak Hasann sebelum ia mengajar disana.

"Pa Hasann itu guru less aku," katanya ke Ani teman dekat Icha..."udah sering kerumahku..."katanya merasa bangga..."tapi jangan bilang siapa-siapa yaa nanti aku kena marah," bisiknya yang di oke'in oleh Ani.

Icha yang murah senyum selalu menyapa Hasann di sekolahnya .

"Pagi pa Hasann...,"sambut Icha sambil ketawa-ketiwi kalau kebetulan berpapasan.

Oh iya disekolah Hasann dipanggil pak Hasann...ia pengajar paling muda diantara semua guru-guru yang ada.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C9
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión