Nathan menatap kembali dengan tatapan pilu. Tapi ia berharap Kimberly tidak mengasihaninya. Keberadaan Kimberly di sampingnya lebih dari cukup untuk membuat keadaannya tenang.
"Ayo kita pergi, Kim. Aku sudah tidak tahan berada di negara ini. Kita akan memulai hari baru tanpa ada seorang pun yang mengenali kita," ucap Nathan.
Kimberly menatap Nathan. Gadis itu bimbang. Tak tahu apa yang sebaiknya harus ia lakukan saat ini.
"Nathan, aku sungguh ingin bersamamu. Tapi aku … " Kimberly masih ragu.
"Kau mencintaiku, kan?" tanya Nathan. Nathan khawatir bahwa perasaan istrinya akan pudar.
Kimberly menggelengkan kepalanya dan kemudian merangkul pundak sang suami. Kenapa kau menanyakan hal seperti itu. Kau tak pernah meragukan perasaanku padamu Nathan. Kau adalah pria satu-satunya yang kucintai. Hanya kau kata Kimberly sembari menempelkan keningnya pada kening Nathan.