*Buagh!*
"Aduh! Kenapa juga portal ini keluar di ketinggian setinggi ini!" teriak Emera kesakitan sambil berusaha sendiri.
Singkat cerita, Emera pergi ke dunia Naruto untuk menjalankan misinya. Sialnya, awal-awal datang dia malah muncul di ketinggian puluhan meter dan karena tidak bersiap-siap mendarat, alhasil pun dia jatuh terkulai.
Dia memasuki sebuah portal untuk pergi ke dunia. Saat pertama kali dia melihatnya, dia sangat terkejut karena awalnya tidak mempercayai tentang semua hal-hal magis, aneh, maupun tidak logis dari Elena. Tapi setelah melihat ini, dia akhirnya percaya karena buktinya ada di depan matanya sendiri.
Emera berdiri sambil membersihkan jaketnya yang kotor. Untunglah, tas di punggungnya masih utuh dengan semua barang bawaan yang lengkap. Semua barang bawaan dan hartanya ada di dalam tas itu. Jika tas itu sampai rusak, maka akan sulit baginya untuk membawa sesuatu.
Bagaimanapun tas itu digunakannya untuk menyimpan makanan dan barang bawaan lainnya. Tentu saja akan sangat disayangkan baginya jika sampai tas tersebut hancur.
Emera menengok ke sekitarannya sambil bergumam, "Oke, ada di mana dan kapan aku ada sekarang? Seharusnya aku berada tidak jauh dari timeline ujian Chunin berlangsung, untuk tempatnya aku yakin sudah ada di Konoha. Syukurlah aku berada di dalam desa ini, jika aku ada di luar, aku tidak akan memiliki uang untuk membayar pajak masuk desa."
Emera berdiri di atas sebuah atap gedung. Terlihat monumen patung Hokage ada cukup jauh di depannya, yang membuat Emera sangat yakin jika dia berada di desa Konoha. Sayangnya dia tidak mengetahui kapan timeline ini, sehingga dia perlu bertanya ke orang-orang.
"Pertama-tama aku akan mencari protagonis dunia ini —Uzumaki Naruto—. Pokoknya aku akan menyelesaikan misi pertamaku terlebih dahulu." Emera mengangkat telapak tangannya dan memperhatikan segel yang ada di sana.
Segel tersebut adalah segel khusus yang dibuat oleh Elena dan dipasangkan pada kedua telapak tangan Emera. Masing-masing dari segel tersebut dapat menyerap sebagian chakra Bijuu, namun sayangnya hanya dapat digunakan sekali sebelum menghilang.
"Dia bilang aku hanya harus menyentuh Bijuu atau Jinchuriki-nya untuk menyerap sebagian chakra mereka. Benar-benar sangat sederhana. Mengingat perilaku protagonis di sini yang mudah berteman, aku bisa menyelesaikan misi yang satu ini hanya dengan mengajaknya salaman." Emera menurunkan tangannya dan memasukkannya ke dalam telapak tangannya.
"Sekarang aku akan pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku. Sayang sekali aku tidak memiliki uang, jadi aku tidak bisa membeli apapun di tempat ini." Emera mengarahkan pandangannya pada suasana desa ramai di bawahnya.
*Tap!* *Tap!* *Tap!*
Dengan cepat, Emera melompat dari satu atap rumah ke atap bangunan lainnya.
Dia mendapatkan inspirasi untuk melakukan ini dari menonton anime Naruto sebelumnya. Bahkan jika dia belum pernah mencobanya, namun kekuatan fisik dan kemampuan memperhitungkan kekuatan melalui mentalnya yang lebih kuat dari manusia biasa mendukungnya untuk melakukan hal ini. Melakukan gerakan dinamis seperti ninja bukan hal yang sulit baginya.
'Rencanaku sekarang adalah mempelajari chakra terlebih dahulu. Akan lebih baik jika aku mendapatkan bimbingan dari Jiraiya, Kakashi, atau ninja lainnya yang bisa menggunakan Ninjutsu. Tapi aku tidak akan terlalu berharap, pertama-tama aku akan pergi ke perpustakaan dan mencari-cari cara untuk mengolah cakra.'
'Apa kamu punya uang untuk masuk ke sana, Diriku? Bukankah kita tidak memiliki uang atau identitas?'
'Aku harap masuk ke sana tidak memakai biaya sedikitpun. Bagaimanapun, kita miskin dan tanpa identitas. Bahkan satu-satunya harta yang paling berharga adalah sebuah golok di dalam ransel kita.'
'Sungguh sangat menyedihkan.'
Ketika sedang melompat-lompat dari atap ke atap, Emera mendengar sebuah teriakan yang terasa familiar. Bukan karena dia pernah bertemu orang yang meneriakkan ini sebelumnya, namun dia mendengar ini di dalam anime Naruto.
"Akh! Ero-sannin, kenapa kamu seharusnya aku tidak ikut-ikutan denganmu!"
"Bukankah sudah menjadi tugas seorang murid untuk mengikuti gurunya? Jangan salahkan aku Naruto.
Di belakang mereka berdua, terlihat beberapa wanita yang kelihatannya sedang kesal dengan wajah menyeramkan dan niat membunuh yang terasa menekan. Tidak perlu ditanya lagi apa yang mereka berdua lakukan. Jiraiya pasti sedang melakukan riset seperti yang biasa dia lakukan, sedangkan Naruto yang tidak tahu apa-apa diundang Jiraiya dengan iming-iming latihan.
*Tap!*
Emera berhenti di salah satu atap bangunan dan memperhatikan apa yang dilakukan Naruto dan Jiraiya.
'Jadi, Jiraiya sudah ada di sini, ya. Karena misinya adalah berhati-hati tentang serangan Sunagakure, aku yakin ini adalah istirahat di sela-sela latihan. Aku tidak terlalu ingat, tapi seharusnya Jiraiya sedang mengajari Naruto bagaimana menggunakan rasengan walau Naruto masih belum bisa membuatnya.'
'Diriku, diriku, aku sarankan membantu mereka berdua. Dengan begitu mereka akan merasa berhutang budi padaku dan aku bisa meminta sedikit imbalan dari mereka.'
'Saran yang sangat bagus, diriku sendiri. Aku tidak tahu apakah aku memiliki chakra atau tidak, tapi itu patut untuk dicoba. Jika aku bisa menggunakan Ninjutsu di dunia asalku, sudah pasti ini akan menjadi sesuatu yang bagus. Entah kenapa, aku bisa membayangkan diriku membakar para Gastrea itu menggunakan bola api besar.'
'Tapi kamu harus hati-hati, lho, diriku. Kalau ada Petugas Keamanan Sipil yang menemukan kita, mungkin kita akan ditangkap dan dibedah. Mereka, 'kan, orang-orang yang sangat menyeramkan.'
'Oke, tentu saja. Aku tahu apa yang kamu pikirkan, diriku sendiri.'
*Tap!*
Emera melompat menghilang dari tempat ia berdiri.
---
Kembali pada Naruto dan Jiraiya. Mereka berdua sedang dikejar-kejar oleh para wanita yang kesal karena tindakan mereka berdua. Tentu saja para wanita itu kesal, pasalnya tindakan Jiraiya tidak senonoh dan Naruto yang tidak bersalah terkena imbasnya.
"Ini sudah saatnya kamu menyerahkan dirimu, Ero-sannin! Kita akan terus bermain kejar-kejaran jika tetap seperti ini!"
"Apa kamu pikir aku mau melakukannya? Jika kamu ingin berhenti, maka berhentilah saja sendiri! Aku tidak mau terkena pukulan mereka semua!"
"Ugh, dasar guru yang tidak bertanggung jawab! Seharusnya kamu mencontohkan hal-hal baik pada muridmu ini!" teriak kesal Naruto pada Jiraiya.
"Bagus, sekarang kamu mengungkit-ungkit masalah posisi di antara kita saat sedang dalam masalah seperti ini." Jiraiya mengarahkan matanya yang sinis pada Naruto.
"Cih, seharusnya aku tidak mengikutimu dari awal." Naruto mendecih sebelum mengalihkan pandangannya pada jalanan di depannya.
"Tunggu! kalian berdua berhenti!"
"Ya! Kalian harus bertanggung jawab dengan yang kalian lakukan!"
"Jangan harap kalian bisa pergi begitu saja!"
Para wanita di belakang mereka berdua berteriak dengan keras dan penuh amarah. Mereka benar-benar ingin memukuli Naruto dan Jiraiya atas rasa kesal mereka yang telah menumpuk. Jika keduanya berhasil ditangkap oleh mereka, maka konsekuensinya akan sangat menyakitkan.