Descargar la aplicación
94.44% Countdown : Masa Lalu / Chapter 34: Mimpi Buruk

Capítulo 34: Mimpi Buruk

Hawa dinginnya malam tak membuat Mina berniat untuk menutup pintu jendela rumah yang menjadi tempat penginapan nya malam ini. Melihat langit malam yang gelap dengan bertabur kerlap-kerlip cahaya bintang yang sangat indah dan melihat bagaimana kondisi desa Flowering di malam hari.

Kondisi desa saat ini sepi, tidak ada satupun penduduk yang berada di luar rumahnya. Sepertinya para penduduk sudah terlelap dalam tidurnya dan mulai bermimpi indah.

Desa ini hanya diterangi oleh cahaya-cahaya obor di setiap rumah mereka, yang obornya mereka taruh di luar rumah. Mina yakin, mungkin jika tidak terpasang obor di setiap rumah, maka desa ini menjadi sangat gelap dan seram.

Saat sedang memperhatikan satu obor di salah satu rumah penduduk, Mina jadi teringat dengan Orion. Apakah laki-laki itu sudah tiba di Kerajaan atau belum dan apakah Raja dan Ratu sudah mencicipi cookies buatannya tadi sore.

Jika Orion memang sudah tiba di Kerajaan, Mina hanya berharap semoga laki-laki itu tidak mengalami luka lagi di tubuhnya dan juga semoga Orion tidak lupa untuk menawari cookies buatannya kepada Raja dan Ratu.

Tiba-tiba saja Mina jadi merasakan hawa dingin malam ini dan Mina tidak tahan dengan angin malam yang sedari tadi menerpanya dan ini membuat Mina menjadi kedinginan.

Mina menutup jendela kamarnya karena ia sudah tidak tahan dengan hawa dingin. Padahal tadi siang sampai sore cuacanya lumayan cerah, tetapi entah mengapa malam harinya ini malah terasa sangat dingin. Mungkin saja itu pengaruh dari Mina yang terlalu lama kena angin malam.

Mina berjalan menuju ke kasurnya dan duduk di sisi ranjangnya, setelah ia sudah menutup jendela dengan rapat-rapat.

Mina melepaskan ikat rambutnya sebelum tidur dan juga tak lupa Mina berdoa kepada Tuhan, berharap ada sebuah keajaiban. Seperti... besok disaat terbangun nanti ia bisa kembali kepada zaman yang dimana memang seharusnya ia ada di sana? Mina hanya berharap saja.

Setelah selesai berdoa, Mina merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya dan mulai memejamkan matanya untuk masuk ke dalam mimpi.

* * * *

Orion baru saja tiba di Kerajaan Almortaza dan sekarang ia langsung pergi melangkahkan kakinya menuju ruangan yang dimana Raja dan Ratu berada.

Orion membuka pintu ruangan itu yang dijaga oleh lima prajurit. Dua prajurit masing-masing berdiri di sisi kanan dan kiri pintu, sedangkan satu prajurit berdiri tepat di depan pintu.

Ketika Orion berjalan di Koridor dan ingin masuk menemui Raja dan Ratu, para prajurit itu membungkuk hormat kepada Orion, tetapi prajurit yang berdiri tepat di depan pintu tidak langsung membungkuk.

Ia menyingkir ke samping dan membalikkan badannya menghadap ke punggung Orion dan membungkuk hormat sampai Orion dilahap pintu ruangan itu.

Setiba Orion di dalam ruangan, ia langsung membungkuk kan badannya dengan hormat kepada Ayah dan Ibunya yang sebagai Raja dan Ratu.

Orion menegakkan kembali badannya setelah selesai membungkuk, lalu ia berjalan maju mendekat ke arah Raja dan Ratu, lebih tepatnya sekarang Orion berdiri di hadapan Raja.

Orion mengeluarkan toples yang ukurannya sedang dari dalam tas yang diberikan oleh Mina untuk membawa toples itu. "Ini ada cookies dari Hummera, itu buatannya sendiri," ucap Orion sambil meletakkan toples itu ke atas meja yang ada di sebelah kanan sang Raja.

Raja melirik ke toples yang Orion letakkan itu. "Cookies? apa itu Cookies??" tanya sang Raja yang sekarang sudah beralih menatap Orion.

"Semacam kue kering?" jawab Orion yang sebenarnya di dalam jawaban Orion terdapat nada seperti bertanya.

"Hummera, bisa bikin kue kering??" sekarang giliran sang Ratu yang bertanya kepada Orion dan Orion jawab dengan anggukkan kepala.

"Hummera ingin kalian mencicipi kue keringnya, katanya ia ingin mendengar pendapat kalian tentang gimana rasa kue kering buatannya itu," ucap Orion dengan nada dinginnya, sepertinya pangeran yang satu ini sudah terbiasa berbicara dengan nada dingin dan ekspresi wajah datar kepada semua orang tanpa mengenal tua atau muda.

Sang Ratu menyentuh punggung tangan sang Raja. "Tolong ambilkan toples cookies nya, aku ingin mencoba cookies nya," ucap sang Ratu dengan lemah lembut sambil menatap sang Raja dengan senyum lembutnya.

"Kalo gitu izinkan saya untuk undur diri," setelah mendapatkan izin, Orion berbalik badan dan berjalan pergi keluar dari dalam ruangan.

saat Orion berjalan untuk keluar dari dalam ruangan tempat singgah sanah Raja dan Ratu, kebetulan sekali Jester masuk ke dalam ruangan dan Orion seperti tidak merasakan kehadiran adiknya itu.

Orion terus saja berjalan sampai keluar dari dalam ruangan, berbeda dengan Jester. Justru Jester malah melihat Orion sambil berjalan, bahkan sampai Orion tidak lagi terlihat. Ya memang hubungan antara kakak adik satu ini tidak terlalu baik.

"Ibu sedang makan apa?" tanya Jester sambil duduk di kursi yang ada di ruangan itu saat melihat sang ibu memakan sesuatu yang baru pertama kali ia lihat.

"Cookies buatan Hummera," jawab sang ibu.

"Eumm!" respon Ratu saat memakan cookies Mina. Responnya itu membuat Raja dan Jester menatap sang Ratu.

"Ini enak! aku baru pertama kali merasakan kue kering seenak ini!" ujarnya dengan antusias.

Mendengar ucapan dari sang ibu, Jester mengernyitkan kedua alisnya. "Bukannya Hummera lagi tidak ada di Kerajaan saat ini?"

"Iya bener, tapi ini ibu dapat kiriman cookies dari Hummera yang dititipkan sama kakak kamu, Orion," jawab sang Ratu.

Setelah mendapatkan jawabannya, Jester sibuk dengan pikirannya. Sementara sang Ratu menyuruh sang Raja untuk ikut coba mencicipi cookies buatan Hummera.

* * * *

Seorang gadis sedang berjalan di pinggir danau yang ada di area Kerajaan. Ia sering sekali mengunjungi danau ini untuk menenangkan pikirannya.

Sebenarnya gadis itu tidak punya pikiran yang sangat rumit sehingga dirinya harus menenangkan diri seperti ini, tetapi ia hanya suka saja berada di sini. Hal itu karena entah mengapa setiap ia berkunjung ke danau ini dan melemparkan batu-batu kecil ke danau, ia seperti merasa pikirannya sangat tenang dan hatinya pun juga.

Gadis itu mulai mengambil beberapa batu-batu kecil untuk ia lempar nantinya. Gadis itu menatap batu-batu di telapak tangannya yang barusan ia ambil, dirinya itu sering berpikir jika dirinya setiap hari terus menerus memungut baru dan pada akhirnya ia lemparkan ke dalam danau, pasti batu-batu di sekitaran danau ini akan habis.

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum karena pikirannya itu. "Sepertinya aku harus menghentikan kebiasaan aku yang satu ini." Ia mengambil batu di telapak tangannya dan menggenggam kuat satu batu kecil itu untuk segera ia lemparkan.

Saat sudah ingin siap melemparkan batu itu, justru dirinya juga ikut tercebur ke dalam danau. Itu semua karena ada seseorang yang sengaja mendorongnya, ia merasakan itu, merasa jika ada yang mendorong punggungnya dan berakhir seperti ini.

Batu yang tadi di genggamnya terlempar semua ke danau, suara jatuhnya gadis itu terdengar bebarengan bersama dengan batu kecil itu ketika masuk ke dalam danau.

Gadis tersebut tidak bisa berenang, dengan sekuat tenaga ia mencoba dirinya untuk bisa naik ke atas permukaan, seenggaknya untuk berteriak meminta tolong karena siapa tau ada yang mendengarnya dan membantunya.

Namun, itu semua tidak bisa ia lakukan. Rasanya untuk naik memunculkan wajahnya saja susah, dan karena ia sudah kelelahan... dirinya pun memutuskan untuk menyerah saja, tetapi ketika dirinya sudah menyerah, justru bayangan-bayangan bagaimana perjuangan sang Ayah yang begitu keras dan juga impian-impian nya yang untuk menjadi seorang Ratu pun juga ikut serta muncul ke dalam bayangan-bayangan.

Dengan setengah sadar ia melihat seperti ada sosok seseorang, tetapi gadis itu tidak begitu jelas melihat orang tersebut. Tau akan ada orang lain di dalam air danau ini, tanpa ia sadari dirinya meminta tolong kepada orang itu di dalam hati dan tanpa ia sadari juga, jika orang itu menjawab pertolongannya.

"Dengan senang hati..." setelah itu entah mengapa tubuh gadis itu bukannya mengambang ke atas, justru malah semakin ditarik ke dalam danau dan terlihat jika gadis itu seperti tidak kuat bernapas lagi sampai matanya pun pada akhirnya tertutup, bersama dengan cahaya biru safir yang seperti melahap nya.

* * * *

Mina terlihat tidak nyaman dalam tidurnya. Gadis itu tidur dengan kepalanya yang menengok ke kanan dan ke kiri, beserta keringat yang mengucur dari pelipisnya itu.

Tidak lama Mina seperti itu, karena beberapa detik kemudian ia berhasil terbangun seperti ditarik paksa untuk bangun dari tidurnya.

Saat terbangun, Mina seperti baru saja lari dengan jarak yang jauh. Ia bernapas dengan terengah-engah ditambah dengan keringatnya yang becucuran.

"Kenapa hah hah, mimpi itu... terasa hah nyata??" Mina bertanya kepada dirinya sendiri dengan napasnya yang masih terengah-engah.

Disaat Mina mencoba menetralkan kembali napasnya, tiba-tiba saja jendela di dalam kamarnya terbuka dengan begitu kencang dan menimbulkan suara yang sangat keras. Hal itu membuat Mina menoleh ke arah sumber suara karena dirinya dibuat terkejut.

Jendela itu terbuka oleh angin kencang, karena saat jendelanya terbuka, angin kencang langsung masuk ke dalam kamar Mina, tetapi itu tidak membuat Mina merasakan kedinginan.

Mina menatap ke luar jendela dan memandangi rumah-rumah penduduk yang terjangkau dari pandangannya. Awalnya ia berpikir jika penduduk di desa ini akan pergi ke alam mimpi indahnya, tetapi ia sekarang baru sadar bahwa di dunia ini ada yang namanya mimpi buruk.

Jadi tidak semua orang akan mengalami mimpi indah, seperti dirinya saat ini. Mengalami mimpi buruk.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C34
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión