"Jika aku menginginkan kehancuran mu, aku sudah menjebloskan mu ke penjara! Buktinya cukup jelas, aku tak perlu bersusah payah mengadili mu! Tapi, sepertinya kamu benar-benar tak tahu siapa diriku!" ucap Bram angkuh.
Cahyo terdiam, tubuhnya menegang. Apa yang Bram katakan seketika membuatnya terpikir akan satu hal. Mungkinkah selama ini Bram memang sengaja membiarkannya karena ingin memanfaatkannya dan begitu dirinya lengah, maka Bram akan bertindak?
"Tak di sangka, Tuan Bram ternyata orang yang begitu licik," ucap Cahyo seraya tersenyum sengit.
"Sepertinya, kamu baru tersadar dari kebodohanmu!" ejek Bram dan kemudian terkekeh.
"Jangan mengatakan omong kosong lagi! Katakan, untuk apa kamu mengajakku bertemu di perusahaanku?" tanya Cahyo.
Bram terkekeh geli. Dia pun bangun dari duduknya.