Deburan ombak menjadi pengiring monolog yang diawali kata, "Sebab, hari itu aku kebingungan meletakkan foto keluarga,"
Aruna melirik suaminya dengan tatapan bingung. "Bagaimana bisa kau memikirkan foto keluarga ketika akan kabur?,"
"Sudah aku bilang, aku masih sangat muda saat itu," Mahendra melempar ranting yang tadi dia gunakan untuk menorehkan gambar di atas pasir. Benda itu terbang, melompat dan menghantam deburan ombak. "Aku meraih foto berbingkai yang diletakkan kakekku di atas meja belajarku. Beliau datang menjengukku satu bulan sebelumnya, bersamaan dengan perjalanan bisnis. Begitu tiba-tiba, sampai Surya dibuat gugup. Beliau tak membawa apa-apa selain mengoreksi seluruh ruangan yang aku tinggali. Dan setelah beliau pergi, kutemukan foto itu. Jadi kupikir, aku perlu membawanya supaya aku tak lupa dari mana diriku berasal" dia terkekeh sesaat, sebelum berujar, " Begitu naif," Aruna tersenyum ringan mendengar narasi panjang suaminya.