" Dilan mau sama Ayah, Ayah ayo pulang," rengek bocah lima tahun itu dengan berlinang air mata.
" Oh sayang. Kangen sama Ayah ya? Nanti pulang sekolah, Dilan sama Bunda ke sini ya? Jenguk Om Ahsan. Ayah belum bisa pulang. Soalnya jagain Om Ahsan yang masih sendirian. Kakek sama Nenek kan masih istirahat di rumah," jelas Ardhan pada putranya.
" Tapi Dilan gak mau sekolah. Dilan mau nyusul Ayah aja," rengek Dilan lagi. Ardhan menarik nafas panjang.
" Katanya Dilan mau jadi anak pintar. Biar jadi hebat kayak Om Alva?" ucap Ardhan membuat Rendra tersenyum mendengarnya.
" Dilan mau hebat kayak Ayah!" elak Dilan membuat Rendra mendengus.
" Nah, itu dia. Kalau mau hebat kayak Ayah, atau kayak Om Alva, Dilan harus belajar dulu biar pinter. Kalau mau belajar, belajarnya Dilan dimana?" tanya Ardhan.
" Di sekolah," cicit Dilan.
" Nah, itu tahu. Dilan sekolah dulu ya, sayang. Biar pinter. Nanti siang baru ke rumah sakit ketemu Ayah. Oke?" ucap Ardhan membuat Dilan mengangguk lesu.