Nizam berdiri sambil memegang handphonenya. Ia hendak menjawab telepon Arani sambil berdiri di depan jendela tetapi Alena malah mencubit pant*tnya dari belakang. Nizam memekik, "Ouch... Alena, sakit." Nizam mengusap yang dicubit Alena.
"Pakai baju! Tidak tahu malu! tubuhmu kelihatan kemana - mana," kata Alena sambil melemparkan selimut tipis yang biasa mereka pakai bersama. Muka Nizam merah padam karena Ia masih tersambung dengan Arani. Arani pasti mendengarnya.
"Maaf...," bisik Nizam pada Arani sambil menjauhi Alena. Arani yang sudah terbiasa sekali dengan tingkah dua orang majikannya itu malah berdehem.
"It's fine Yang Mulia. Hamba sudah terbiasa," balas Arani malah semakin membuat Nizam merah padam. Ia lalu berdehem untuk menghilangkan rasa malunya dan langsung membelokkan perbincangan ke arah yang lain.