Ratu Sabrina menatap Nizam yang menyeret Alena agar menjauh dari tempat Putri Kumari. Setitik air mata tampak tergenang di sudut matanya. Bagaimana bisa Nizam begitu tidak berperasaan meninggalkan menantu harapannya dalam keadaan tidak bernyawa.
Ratu Sabrina mengira kalau Nizam sudah berubah menjadi pribadi yang penuh tanggung jawab dengan tugas dan perannya. Tapi nyatanya itu semua salah. Ternyata anaknya hanya sedang membodohinya. Ratu Sabrina sebenarnya ingin berteriak dan memarahi anaknya itu tetapi tindakan itu kurang bijaksana karena akan membuat kekacauan semakin parah.
Para putri itu sudah mempercayai ucapan dan janji Nizam tadi. kalau sampai mereka tahu kalau Nizam sudah membohongi mereka maka tidak terbayang amarah para putri itu. sedangkan situasi sekarang sedang tidak terkendali.