Descargar la aplicación
7.89% CINTA ITU GILA / Chapter 41: DUA ORANG KONYOL BERTAMU

Capítulo 41: DUA ORANG KONYOL BERTAMU

"Mencari siapa Tuan yang tampan?" tanya Lily dengan nada mendayu dan dengan gerakan tubuh gemulainya, bertanya pada lelaki menawan tersebut.

Bian mengerutkan alis dan dahinya saat melihat manusia bermodel seperti ini ada di kediaman Mayang.

"Anda siapa? Kenapa ada di rumah ini?" bukannya menjawab, Bian malah balik bertanya.

"Ahh, ternyata bukan hanya wajahnya yang tampan, tapi suaranya juga begitu menggoda. Ya Tuhan, kenapa Kau menyembunyikan makhluk sempurna ini dariku sekian lama?" ucap Lily yang terus meracau tanpa henti.

Naluri kewanitaannya tergugah menikmati pemandangan indah sedekat itu. Walau ia sadar, lelaki di hadapannya saat ini bukanlah lelaki biasa, dengan pancaran aura keseriusan dalam dirinya, membuat kewaspadaan Lily Black tergugah, namun tetap ia tutupi dengan kekonyolannya.

"Kak, siapa yang datang?" tanya Mayang yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan tanktop bertali dan celana tidur pendek berjalan ke depan pintu.

Dan saat ia memastikan siapa yang datang, Mayang terkejut, "Kau lagi?" tanya Mayang tidak percaya. Mengapa lelaki keras kepala itu datang padanya lagi dan lagi. Membuat Mayang frustasi dan tidak tahu harus bagaimana lagi menyikapinya.

Sementara Bian meneguk salivanya dengan kesusahan saat tersuguhkan pemandangan indah di hadapannya saat ini. Melihat Mayang dengan tubuh sintalnya, dan hanya memakai pakaian minim yang santai, serta wajah dan rambutnya yang segar dan basah sehabis mandi, membuat Bian mengarahkan pandangan tajam seakan ingin mencengkeram dan memakannya saja.

"Hei, Tuan tampan! Aku rasa tidak sopan namanya jika memandangi tubuh adikku sampai seperti itu! Bahkan air liurmu saja sampai terlihat di sudut bibir seksimu itu, hihihi!" goda Lily pada Bian yang telah sadar bahwa Bian adalah orang yang mengenal Mayang.

"Oh, maaf. Barusan anda menyebut Mayang dengan sebutan Adik? Mayang itu adik anda?" tanya Bian setelah sadar dari lamunan nakalnya.

"Hei… selain anda tidak sopan dan mesum, ternyata anda juga tidak tahu tata karma, ya? Aku tadi bertanya siapa anda, tapi malah selalu anda jawab dengan pertanyaan kembali, maksudnya apa?" ucapannya kali ini berbeda 100 persen dari sebelumnya. Tidak ada ekspresi gemulai seperti awalnya, ekspresi itu berubah menjadi sikap seorang lelaki gagah dan berwibawa.

"Maaf, untuk sikap saya sebelumnya, Tuan. Nama saya Biantara Heldana, saya kekasih Mayang," Bian memperkenalkan dirinya dengan cara yang mencengangkan.

"Apa?!" kata tanya secara bersamaan dilontarkan Mayang juga sang kakak. Melihat ekspresi Mayang yang kebingungan seperti itu malah membuat Bian senang.

Perasaan kalut dan bingung dengan sejumlah pertanyaan yang akan dilepaskannya pada Mayang saat bertemu, malah lenyap berganti dengan keusilannya yang selalu ingin menggoda Mayang. Karena Mayang sudah menjadi ratu hatinya.

Dan juga, saat Bian sadar di hadapannya saat ini ada seorang yang dipanggil Mayang dengan sebutan 'kakak', membuatnya ingin memastikan tempatnya di hati Mayang yang terus saja menolaknya. Mencoba mendapatkan peruntungan dan dukungan dari orang terdekat Mayang.

Setelah mendengar ucapan Bian, Lily mengedarkan tatapan bertanya pada Mayang yang kebingungan saat ini. Mayang hanya tersenyum kikuk dengan menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mengerti apapun.

Belum lagi sirna tanda tanya yang menghebohkan saat ini. Satu pemuda lagi datang di depan pintu apartemennya dan kini bersebelahan dengan Bian.

"Morning, Dear! I miss you, so!" sapa Nathael yang langsung menyapa Mayang. Tanpa melihat dulu siapa orang yang ada di sebelahnya.

Bian memberikan tatapan tajam yang dingin pada Nathael seakan Nathael adalah hewan liar pengganggu dan saingan cinta untuknya merebut hati Mayang.

Sementara Nathael sendiri kebingungan saat tahu siapa orang di sampingnya. Untuk apa seorang ceo besar Heldana ada di depan pintu rumah mantan kekasihnya?

"Tuan ceo? Untuk apa Tuan ke sini? Apa anda mengenal Mayang?" tanya Nael dengan polosnya dan kemudian menoleh ke dalam dan menemukan lelaki kekar di sebelah Mayang.

Mayang menepuk dahinya sendiri dan menggeleng. Satu pengganggu baru saja datang, kini datang lagi pengganggu yang lain.

"Nael, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Mayang bingung.

"Aku merindukanmu, Dear. Kenapa kamu tidak menguhubungiku? Padahal syuting sudah selesai!" jawab Nael santai.

"Kau- kau Nathael? Nathael Verlon artis tampan terkenal dari Negara Singa itu? Oh, Tuhan mataku… kenapa mataku bisa sesilau ini sekarang? Mayang, mataku buta dengan ketampanannya," rengek manja Lily yang gemas sambil memeluk Mayang. Sikap gagahnya kembali luntur saat melihat Nael datang. Dan Mayang masih termangu bodoh, mencoba memproses situasi.

"Dear, siapa dia? Apa hubunganmu dengannya? Kenapa kalian terlihat begitu dekat?" banyak pertanyaan membingungkan semakin membuat Mayang sakit kepala.

"Aku? Hemm, aku ini siapa, adikku yang cantik?" tanya Lily dengan nada santai, namun hanya Mayang yang tahu, sesantai apa kakaknya dengan wajah yang menoleh padanya seperti itu, hingga membuatnya bergidik sendiri. Seakan tatapannya memiliki mulut dan berkata, "Kutunggu penjelasmu setelah ini, kalau tidak habislah kau!"

"Kak Lily, aku bisa jelaskan, hehe!" jawab Mayang ketakutan dan tidak berdaya. Dan untuk itu, mereka berdua dipersilahkan masuk ke dalam untuk menjelaskan apa hubungan mereka dengan Mayang, dan mengapa kehebohan pagi ini bisa terjadi.

"Kenapa dua orang konyol ini bertamu ke rumahku saat Kak Lily di sini? Haiishhh! Dan kalian! Kenapa selalu membuat hidupku susah seperti ini, hah!" cibir Mayang dalam hati saat melirik tajam pada keduanya dengan tatapan membunuh. Sementara dua lelaki tampan tersebut mengukir senyum semanis madu saat menoleh pada Mayang.

***

"Tuan Heldana, bisa aku meminta waktu anda sebentar?" tanya Darren dalam telpon yang tersambung dengan ponsel genggam Trian. Dengan kebingungan dan tanda tanya yang besar, Trian mengiyakan dan membuat janji untuk bertemu.

Di sebuah restoran khas Thailand…

"Tuan Darren, apa yang menyebabkan Tuan menghubungi saya?" tanya Trian pada Darren setelah Darren baru saja tiba di restoran tempat Trian menunggu.

"Langsung saja. Walau tidak ada yang tahu tentang hal ini, tapi aku tahu kalau Tuan Heldana mencuri gambar pada saat video rekaman cctv diputar saat investigasi intern tadi, dan pastinya Tuan mengerti hal itu bukan untuk di konsumsi umum," terang Darren pada Trian yang berhasil mengalihkan perhatian Trian menjadi serius.

"Apa maksud Tuan Darren?" Trian mencoba memastikan.

"Aku tidak tahu apa yang Tuan Heldana sembunyikan, tapi firasatku mengatakan kalau Tuan Heldana menyembunyikan sesuatu. Dan untuk itu aku ingin mengetahuinya, atau aku laporkan saja kebocoran informasi pada pihak yang berwajib?" ucap Darren dengan nada yang lebih serius.

"Maaf kalau jawabanku ini akan membuat Tuan Darren kecewa, karena aku tidak bisa memberikan jawaban memuaskan untuk anda. Memang benar aku merekam video cctv yang diputar secara rahasia tadi, tapi aku hanya merekam seperdetik adegan saja, dan hal itu tidak bermaksud apapun," jawab Trian dengan tenang. Karena memang seperti itulah adanya.

"Tidak bermaksud apanya, jika Tuan merekam video itu secara diam-diam? Bukankah sebelumnya sudah disepakati kalau rekaman video itu tidak akan tersebar ke pihak lain sebelum penyelidikan terungkap? Aku tidak bisa menerima jawaban Tuan Heldana ini,. tolong katakan saja apa yang Tuan Heldana rencanakan!" Darren menjawab dengan penolakan alasan Trian yang menurutnya adalah hal yang tidak masuk akal.

"Memang benar seperti itu Tuan Darren. Dan rekaman yang aku dapatkan tadi, hanya aku kirimkan untuk kakakku. Asal Tuan tahu, sebenarnya aku hanya utusan dari perusahaan keluarga yang dipimpin oleh saudaraku. Karena saat ini dirinya tidak bisa ada di sini, jadi aku mengiriminya data penyelidikan lengkap, agar dia juga tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini sekarang. Semua itu memanglah sesimple ini, aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun atau menjual berita ke pihak manapun," terang Trian pada Darren.

"Hmm, bisa diterima. Tapi aku masih belum puas dengan jawaban Tuan. Bisa aku bertemu dengan saudara Tuan untuk memastikan tidak ada hal bodoh yang kalian lakukan dibelakang polisi? Karena aku merasakan akan terjadi hal menarik saat aku bertemu dengan saudara Tuan nanti, entah apa itu aku juga tidak tahu," jawab Darren yang seakan makin penasaran walau dirinya telah mendengarkan alasan Trian.

Darren seorang perwira muda angkatan laut yang terlahir dari keluarga militer. Darren Cornelius merupakan cucu satu satunya dari jenderal angkatan laut yang hebat dan terkenal pada masanya.

Selain kemahiran dan ketangguhannya sebagai perwira angkatan laut, firasatnya yang tajam bak detektif yang sering kali mengungkapkan akar masalah sebuah kejadian yang membuatnya selalu dipilih dan dikirim ke berbagai tempat yang mengalami konflik antar negara, tentunya sebagai perwakilan negaranya.

Seperti saat ini, kasus kapal tangki berdarah dengan campur tangan mafia di dalamnya, membuat naluri keingintahuannya memuncak. Di samping itu ia juga bertemu dengan Trian yang sebangsa dengannya, dan menurutnya Trian terlihat menimbulkan gerak-gerik mencurigakan, walau sebenarnya Trian tidak bermaksud apapun.

Tapi biarlah, Trian menyetujui permintaan Darren untuk bertemu dengan Bian, kakaknya setelah ia kembali ke kota asalnya. Toh, memang tidak ada yang disembunyikan Heldana bersaudara itu darinya.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Knisa Knisa

HAI HAI!!!

Selamat berakhir pekan para reader kesayangan..

Salam sayang dari Author..

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C41
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión