Descargar la aplicación
9.61% cinta dalam jas putih / Chapter 47: Perhatian tersembunyi

Capítulo 47: Perhatian tersembunyi

"Kenapa belum turun dari mobil? "yoga tertawa melihat nita yg masih terduduk di mobil, padahal mereka sudah sampai di rumah sakit. Kali ini yoga mengajaknya untuk ikut satu mobil dengannya.

"Aku mohon,hentikan hukumannya"nita memasang wajah memelas"aku bisa berangkat sama pak itor saja kalau berangkat kerja"

"Kamu mau aku tambah hukumannya? "

Nita geram dan bola matanya berputar karena kesal, dan berkata dalam hatinya:dia memperlakukan aku seperti anak kecil yg diberi hukuman karena kecerobohanku!

Dengan wajah kesalnya, dia segera keluar dari mobil. Dan melesat dengan cepat, berjalan menuju ruangan poliklinik. Langkahnya terus diikuti oleh tatapan-tatapan mata teman kerjanya di berbeda ruangan. Mereka begitu jelas memperlihatkan tidak suka denganku yg terkesan wanita matrealistis. Karena dimata mereka aku hanya cinderella yg dipungut sang pangeran.

Tapi aku harus memperlihatkan sisi keberuntunganku kali ini, aku tidak boleh kalah dari mereka.

"Kenapa wajahnya bete seperti itu? "tanya edna begitu nita sampai diruangan poliklinik.

Nita tersenyum dengan terpaksa"itu hanya masalah kecil"

Edna tersenyum senang ketika tidak lama kemudian dokter yoga datang, dia sudah bisa mengambil kesimpulan kalau mereka datang bersama.

"Edna"panggil yoga"tolong nanti saat jam makan siang,kamu harus melarang nita makan mie instan"

Apa-apaan ini,guman nita dalam hati. perkataan yoga itu membuat wajah nita memerah. Dia begitu malu di hadapan edna.

"Baik, dokter"jawab elsa,dia menyikut tangan nita,ketika yoga masuk ke ruangannya.

Mata edna berkedip ke arah nita.Menertawakan tingkah aneh yoga pada nita.Edna sepertinya puas menertawakan nita walaupun tanpa suara, sampai matanya mengeluarkan air mata.

Ternyata permainan hukuman yoga belum selesai, dia begitu ingin membalasku karena tidak membicarakan kehamilanku padanya.

"tadikan dokter bilang harus makan makanan yg bagus"saran edna itu terdengar seperti sindiran di telinga nita begitu mereka sampai di kantin.

Membuat nita tidak berselera melihat daftar menu makanan yg ada di kantin siang itu.

"kamu mau makan apa? "tanya edna

"Aku mau eskrim coklat aja"jawaban nita bernada malas.

"Kita duduk di pojok sana ya"edna menunjuk ke arah kursi paling ujung. Nita sudah mendapatkan eskrim coklat yg di pesannya.

"Kamu duluan,aku pesan makananku dulu"edna meninggalkan nita mencari makanan favoritnya.

Nita duduk di kursi yg sudah di tunjukan edna, dia menunggu edna yg sedang memesan makanannya. Sepertinya dia tidak berselera makan hari ini, dia hanya mengaduk-aduk eskrim miliknya yg mulai mencair.Dia sangat terkejut karena tiba-tiba cincin yg dia pakai terlepas dengan begitu saja dan tenggelam di dalam gelas yg berisi eskrim yg telah mencair.

"Apa karena berat badanku turun,membuat jariku juga mengecil? "hati nita merasakan hal yg tidak menyenangkan, nita memasukan jarinya ke dalam gelas berisi eskrim mencari cincinnya dan mendapatkannya dengan mudah.

"Ihh, jorok nita"edna duduk di depan nita sambil nyengir.

Nita tertawa kecil,mengambil tisu untuk membersihkan jari dan cincinya dari lelehan eskrim.

"Orang cantik sih bebas ya,mau tingkahnya aneh juga banyak yg suka"edna meledek

Nita menjulurkan lidahnya"aku boleh minta air minumnya kan? "

Edna dengan cepat mengambil botol air minum miliknya"beli sendiri disana"

Nita memasang muka cemberut, hari ini dia sedang malas sekali melakukan apapun termasuk membeli air minum. Mungkin bawaan dari kehamilannya.

Tapi disela-sela rasa malas nita, kemudian datang seseorang memberikan nita air minum seperti yg edna pesan.

Nita teraneh"ini untuk siapa pak? "

"Itu tadi pak aditya yg beli, dia menyuruh saya mengantarkannya kesini"

Nita melihat ke berbagai arah untuk menemukan sosok aditya,dan menemukannya. Dia melihat pak aditya yg tengah mengobrol dengan pak dion, dan sesekali dia mencuri pandangannya ke arah nita melemparkan senyuman ke arahnya.

Nita dibuatnya salah tingkah oleh tatapan aditya.

"Inget pak dokter nita"celetuk edna

Nita tertawa kecil"iya,bu.tenang saja.Sepertinya kamu sekarang sudah jadi asisten pribadinya"

Edna hanya menjawab dengan kedipan sebelah matanya.

Dia memakai kembali cincin yg terlepas tadi, cincinnya sedikit longgar. Padahal, waktu dia menerimanya dari yoga ukurannya pas di jari manis nita.

Siang ini yoga menelponnya,hari ini nita sepertinya harus pulang sendiri, ada hal yg harus dikerjakan. Axel sepertinya sudah pulang, karena hari ini tidak ada jadwal ekskul.

Langkahnya terhenti sesaat,dia merasakan sesuatu kesakitan yg hanya sekilas dan menghilang kembali di perutnya.

Karena rasa sakitnya menghilang begitu saja, dia segera pergi ke arah pak itor yg sudah menunggunya di mobil.

Perjalanan pulang kali ini begitu panjang, antrian kendaraan yg begitu padat di sepanjang jalan.

Pak itor sepertinya mengetahui kebosanan nita.

"Mau di nyalakan musik bu? "

"Boleh"jawab nita setuju dengan pak itor, tadinya dia berpikir pak itor akan memutar musik kesukaannya, terdengar lagu afgan di telinga nita.

"Lagu-lagunya ternyata anak muda juga,aku pikir bakalan lagu yg aneh"guman nita dalam hati sambil tersenyum lucu. Sambil menerawangkan pandangannya ke setiap sudut jalan yg masih dipenuhi mobi-mobil.

Nita begitu serius mendengarkan tiap lirik lagunya.

Semoga tuhan membalas semua yg terjadi, kepadaku satu saat nanti, hingga kau sadari sesungguhnya, hanya aku tempatmu kembali, sebagai cintamu..

Nita tersenyum dan berkata dalam hatinya:liriknya pas untuk orang yg sedang sakit hati.

Kemudian Matanya tertahan pada sebuah mobil dari arah yg berlawanan, nita masih belum bisa memastikan apa yg dilihatnya karena ada dua mobil di depannya.

Sepertinya nita melihat yoga di mobil itu, tapi bukan mobil yg biasa dia pakai. ketika mobil yg dikemudikan yoga melewati nita,dia melihat sosok elsa di dalamnya.

Mata nita tidak sedikitpun lepas dari yoga yg mulai menjauh.

"Apa elsa sudah pulang? "nita bertanya pada diri sendiri"kemarin dia bilang tiga hari diluar kota untuk berobat"

Nita mulai merasakan kecurigaannya, karena alasan yoga tidak pulang bersamanya itu berbanding terbalik dengan apa yg dia lihat.

"Pak kita pergi ke rumah yg dulu, bisakan"

Pak itor teraneh"tapi,bu.harus putar balik, dan lumayan lama"

"Tidak apa-apa"nita merasa harus pergi kesana untuk mengetahui kebenarannya.

Karena kondisi jalanan yg begitu macet, pak itor tidak bisa mengemudikan mobil dengan cepat.

Meski memakan waktu lama, akhirnya nita sampai di rumah yg ingin nita kunjungi. Dan dia melihat mobil yg sama,terparkir di depan rumah tersebut.

Pikirannya mulai membayangkan hal yg paling menakutkan, dia membuka pintu mobil dan terhenti sesaat.

Dia mencoba berpikir kembali, untuk tidak melakukan hal bodoh mencurigai mereka yg akhir-akhir ini bersikap baik terhadap nita.

Nita mengurungkan niatnya, dan terduduk untuk waktu lama di dalam mobil,dengan tatapan aneh pak itor.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C47
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión