Nita memasuki ruangan dengan berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun, agar elsa tidak terbangun.
Dia terbaring lemah di tempat tidur, dengan berbagai alat medis menempel di tubuhnya.Wajahnya yg cantik,kini terlihat pucat. Transfusi darah masih menempel di selang infusnya.
"Dia seperti baik-baik saja selama ini"guman nita dalam hati"bahkan berbakat jika harus menjadi artis, sampai aku saja tertipu oleh aktingnya yg berpura-pura jahat selama ini"
Dia meletakan tas dan makanan yg dia bawa dengan hati-hati di meja.
Elsa membuka matanya melihat nita yg sedang membereskan makanan.
"Nita"suaranya lemah
Nita terkaget dan memutar balikan badannya"maap,berisik ya? "
"Tidak"elsa tersenyum"sepertinya aku sudah merepotkan semua orang, termasuk suamimu yg harus berjaga semalaman"
Nita duduk disamping elsa, tersenyum dan memegang tangannya yg begitu dingin"tadi yoga bilang,ada operasi yg harus dia kerjakan. Jadi aku yg menggantikannya, apa kamu mau aku membawa axel nanti? "
"Lebih baik tidak usah"tolaknya"aku tidak mau terlihat seperti ini di hadapannya"
Bahkan di saat seperti inipun dia masih angkuh, menyembunyikan kelemahannya. Dengan penyakit kanker serviks stadium dua yg menyerangnya, walaupun dia sudah melakukan operasi dan kemoterapi ternyata setelah beberapa tahun kemudian sel kanker masih tumbuh menggerogoti tubuhnya.Tapi dia seorang dokter, tentu saja dia tahu bagaimana caranya supaya sel-sel kanker tersebut tidak menyebar ke organ lain.
Tetapi sehebat apapun dia, masih ada tuhan yg lebih hebat darinya bahkan mengatur semua hidupnya.
"Sebaiknya kamu istirahat"ucap nita,dia mencoba beranjak dari duduknya. Elsa memegang tangannya dengan sisa-sisa kekuatannya
"Terima kasih"bulir air matanya mulai bermunculan di matanya, membasahi pipinya.
Tangan nita lebih sigap dan lebih dulu menghapus air mata elsa"ada apa? apa aku membuatmu sedih? "
Elsa menggelengkan kepalanya"aku malu, karena melihat sikapmu sekarang yg seolah-olah menutupi perlakuan tidak baikku selama ini"
"Ah, itu"nita tersenyum"aku akan membalasnya nanti setelah kamu sembuh! "
Elsa tersenyum lemah, dia tahu maksud ucapan nita itu menegaskan dia harus berusaha sekuat mungkin untuk sembuh dan semangat melawan penyakitnya itu.
Nita menatap lekat wajah elsa, dia seperti pernah merasakan kedekatan seperti ini sebelumnya, memegang tangannya dan melihat senyum lemahnya itu. Dia berusaha memberi perintah pada memori otaknya untuk berpikir mencari kejadian yg dia pikirkan.
"Ada apa? "suara elsa membuyarkan konsentrasi nita"apa yg kamu pikirkan? "
"Tidak, aku hanya merasa pernah seperti ini dulu denganmu.Tapi sepertinya aku lupa dimana"
Elsa tersenyum"nanti juga kamu ingat"
Nita mengernyitkan dahinya tidak mengerti sama sekali ucapan elsa.
"Apa kamu tidak takut dengan pembicaraan orang diluar sana? "lagi-lagi elsa bertanya
"Tentang apa? "nita balik bertanya
"Kamu ini"elsa mengambil napasnya dalam-dalam"kemarin malam suamimu itu tidur disini, menjagaku.Dan sekarang kamu yg menggantikannya menjagaku, kamu akan terlihat sangat bodoh di mata orang-orang. Mana ada perempuan yg membiarkan suaminya menemani mantan istrinya!"
Nita tertawa kecil,dia sama sekali tidak marah elsa menyebutnya bodoh. Karena memang kenyataannya dia wanita terbodoh yg membiarkan suaminya menemani mantan istrinya yg sakit. Akan tetapi kenyataan bahwa semua orang tidak mengetahui nita yg sebenarnya istri yoga yg membuat nita melakukan itu.
"Anggaplah aku berkorban untuk kakakku sendiri"nita menjelaskan"aku memang membencimu,tapi itu karena alasan kamu mau merebut suami dan anakku.jadi sekarang anggaplah aku sebagai adikmu"
Nita menunjuk wajah elsa dan tertawa kecil"jadi jangan coba-coba merebut suami dan anak dari adikmu"
"Wah lihat"elsa teraneh"mana ada yg mau menjadikan mantan istri suaminya kakak, kalau seperti ini bagaimana kamu mempertahankan suamimu dari serangan wanita-wanita cantik diluar sana selain aku"
"Sudahlah"nita menyudahi pembicaraan mereka"kalau terus bicara seperti ini,istirahatmu nanti terganggu. Dan itu bisa membuat yoga lebih lama menemanimu, dan itu lebih berbahaya membiarkan kalian bersama lebih lama! "
Nita membetulkan posisi selimut elsa, dan duduk di arah yg jauh dari jangkauan elsa.Membiarkannya istirahat.
Jujur saja, nita sangat tidak mau melakukan ini ketika yoga menelponnya,memintanya untuk menemani elsa. Tapi alasan karena dia hanya seorang diri di dunia ini, membuat aku mempermalukan diriku sendiri mau menemaninya di saat rivalnya itu melawan sakitnya.
Aku pikir itu cuma akan ada di sinetron-sinetron, keluhnya dalam hati. Tapi nyatanya, skenarionya terjadi di kehidupannya sendiri.
"Aku bukan berusaha menjadi seorang peri baik hati yg selalu menolong siapapun"hatinya mulai terusik, ini seperti topeng kemunafikan yg selalu mengikuti semua apa yg yoga katakan,walaupun sebenarnya dia enggan.
Tapi akhirnya melakukannya juga, tapi kali ini dengan senang hati karena sakitnya elsa melainkan dia mengetahui alasan elsa yg tiba-tiba datang meminta suami dan anaknya kembali kepada nita. Dia ingin aku membencinya, dan tidak mengingatnya nanti.
"Aku akan mencoba mengingat lagi dimana pernah bertemu elsa sedekat ini"nita berpikir keras dengan apa yg dirasakan perasaannya yg merasa pernah bertemu dengan elsa sebelumnya.