Descargar la aplicación
24.13% Caffe Latte With Jae / Chapter 7: He and She look so sad

Capítulo 7: He and She look so sad

Setelah aku puas memandang kearah Jendela, aku melihat sekeliling café, dan aku menagkap seseorang yang sangat tidak asing yaitu Jae, dia sendirian dengan ponsel nya. Dia terlihat sangat kusut, tapi kenapa dia sendirian? Apa benar dia sudah putus dengan Alice? Aku jadi kasihan melihat keadaan dia yang sekarang, dia hanya mengenakan kaos dan ripped Jeans dan satu lagi dia duduk sendirian di tempat serame ini.

"Bri, itu Jae kan?" aku mengarahkan dagu ku ke arah Jae yang berada di pojok sana

"lahh dia disini? Kenapa tadi ga ikut kita aja ya"

"ihh ga enak lah, dia mungkin mau me time" kataku

"iya kali ya" lalu Brian menoleh kearah ku lagi

"dia putus emang sama Alice?" tanyaku hati-hati agar tak terlihat kepo

"iyaa, rumit deh. Si Jae mau perthanin tapi percuma. Orang tua Alice tuh ga bisa diganggu gugat. Soalnya keluarga mereka sama-sama orang penting"

"oalah" kataku sembari mengangguk mengerti

"dia padahal tahun depan mau lamar si Alice, dia uda nyiapin semuanya, bahkan dia uda beli rumah buat mereka. Tapi namanya takdir gak ada yang tau ca" Jelas Brian

"ya ampunn kasihan banget ya, pantes dia lagi kusut banget"

"iya makanya gue ngusulin dia untuk bikin acara ini, liburan sama anak-anak"

"eh tapi kan dia malah sendirian tuh" kataku sambil meminum kopi ku

"iyakan acara bareng-bareng nya besok ca"

"ohh ada acara bareng-bareng toh" kata ku

"iyee"

Lalu aku mengerti kenapa Jae bisa terlihat semenyedihkan itu, dia dan aku sama-sama sedang struggle, takdir memang tidak ada yang bisa nebak Je. Aku jadi teringat Rey kembali setelah mendengar ceritanya dari Brian, sekarang aku paham betul sebagaimana hancur hatinya

Aku kemudian mengamati sekeliling, benar-benar indah desain nya dan juga interriornya aku suka. Aku benar-benar suka tempat ini. Oh dan ternyata mereka juga mejual alcohol, hahaha pantes saja banyak kaum-kaum adam disini merapat. Eh tapi gak apa-apa aku bisa sekedar cuci mata.

Hampir 3 jam aku dan Brian mengobrol dari masalah hati sampai masalah lampu aprt Brian yang tiba-tiba suka mati. Aku senang saat mengobrol seperti ini dengan Bria, aku bisa terbuka apa aja dengan nya, dan dia adalah pendengar yang baik. Intinya aku beruntung mengenal sosok Brian. Aku jadi ingat dulu saat ia punya pacar aku selalu jadi nyamuknya, karena kita sering hang out bertiga, cewenya sudah akrab dengan ku jadi mau aku sedekat apapun dengan nya cewenya tidak akan cemburu.

Namun ada sesuatu yang membuat mereka harus putus, hampir sama dengan ku, Brian di tinggalkan hahaha, cewenya memilih untuk bersanding dengan laki-laki yang akan segera menikahinya, Brian sebenarnya belum siap untuk menikah pada saat itu sehingga ia merelakan cewenya menikah demi kebaikan cewenya katanya.

Aku melirik kearah pojok tempat Jae, namun aku gak ngeliat Je disana. Mungkin dia sudah pulang ke hotel atau mungkin mampir ke suatu tempat. Aku merasa sudah ngantuk karena ini sudah jam 12 malem.

"Bri pulang yu, ngantuk" kataku

"okay tapi ke alfamart dulu ya, Je nitip tolak angin"

"dia masuk angin?" aku terkekeh saat mendengar bahwa Jae masuk angin

"kayanya"

Aku dan Brian sudah sampai di hotel dan tentu saja pesanan Jae tidak lupa, saat aku dan Brian masuk ke lift kami bertemu dengan beberapa staff. Mereka menyapaku, mungkin mereka menghargaiku sebagai kepala di divisiku. Aku hanya membalas mereka ramah

Aku tidak langsung masuk kekamar karena aku ingin menemi Brian memberikan tolak angin tadi ke Jae hahaha aku memang usil banget, aku hanya penasaran dengan mukanya saat masuk angin. Brian mengetok pintu kamar Jae dan langsu di buka oleh nya.

"ehh makasih Bri" katanya sambil mengambil plastic yang sudah disodorkan Brian dihadapan nya.

Aku bisa melihat matanya sembab, mungkin habis menangis, aku tahu pasti karena mukanya menunjukan bahwa dia baru saja menangis

"kalo butuh apa-apa ada gue sama Ica Jee" kata Brian

Heh Bri enak aja nyebut-nyebut namaku, aku juga kesini butuh healing yaa, dasar ni Brian ada-ada aja

"iya bri thanks, thanks ya ca" katanya lalu masuk ke kamar kembali.

Aku berjalan menuju kamarku, dan juga Brian menuju kamarnya. Mungkin dia juga lelah.

"dah tidur, besok acara sampai malam soalnya" kata Brian

Aku mengangguk dan masuk ke kamarku. Huaaahh rasanya lega juga ketemu kasur, harus ku akui hari ini aku benar-benar happy tanpa beban. Aku patut beterimakasih kapada semesta karena Jogja saat ini indah banget. Aku membuka ponselku, kulihat Rey nge reply story ku yang dimana aku mmefoto Brian di cafe tadi dengan caption "healing time"

Rey; have fun ya caa, pokoknya gaboleh sedih, ada Brian dan ada aku juga

Tuhh, apa ku bilang Rey memang sebaik itu, bahkan saat dia sudah memiliki pacar dia masih peduli dengan kebahagiaan ku. Hal ini yang membuatku sangat yakin bahwa suatau saat dia pasti akan menJemputku suatau saat nanti

"makasih Rey, kamu juga harus bahagia ya sama dia"

Balasku, terdengar aku sangat iklas tapi nyata air mataku bercucuran saat mengetik nya. Aku benar-benar hancur. Seperti nya mataku akan se sembab mata Je tadi, atau bahkan lebih. Aku tidak peduli yang pasti aku hanya bisa menangis saja, mumpung Brian tidak ada.

Senapa aku jadi semenyedihkan ini Rey? padahal aku yang menginginkan agar sesorang menemani mu disana. Aku tidak tahu akan semenyakit kan ini, aku tidak tahu akan seperih ini. aku bahkan tidak tahu kenapa aku bisa selabil ini. Disisi lain aku senang akirnya kamu bisa menemukan pengganti sementaraku disana. tapi disisi lain aku takut kalau posisiku akan di gantikan selamanya.

hhh aku tidak bisa menghentikan air mata ku ini, aku benar-benar sudah kacau saat ini. Aku sungguh ingin memberitahu mu bahwa aku saat ini sedang tidak baik-baik saja, namun aku takut kamu bahkan tidak peduli. Aku takut hanya akan menjadi beban buat mu disana.

Tapi bagaimanapun kamu saat ini, siapapun wanita yang bersama mu saat ini, aku harap kamu bahagia dengan nya. tolong jangan stres-stres Rey, kamu pantas untuk menikmati hidup mu. Ku harap kamu bisa menjaga diri dengan baik

Terakhir... sampaikan salam ku untuk dia ya, iya, wanita yang saat ini bersama mu. Tolong jaga dia seperti kamu menjaga ku dimasa lalu. Aku harap kalian bahagia.

***

Aku berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajah ku, pasti saat ini keadaan wajahku sudah mirip dengan orang gila. hmm aku benar-benar kacau di jam subuh seperti ini. sudah jam 4 pagi aku masih stay up padahal besok rencananya aku akan pergi dengan Brian, semoga aja aku tidak mengacaukan rencana kami besok


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C7
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión