"Mami lama."
"Aku itu nungguin mami, lama ... bangetttt. Mulai dari mami makan mangga sampai ketiduran di sofa. Kenapa mami nggak peka padahal kan aku juga butuh pelukan. Musim dingin gini tanpa pelukan mami ras-"
"Lebay!" sinis Dhik.
Bella melemparkan tatapan tajam. Apa lagi yang kakaknya ini katakan?! Sudah baik mereka menjaga jarak. Masih untung bibi Ana membawa kakaknya ke sana, eh tau-tau dia sudah di depan mata. Mana menyahut sesuka hatinya pula.
"Maaf Anda ini siapa, ya? Mengapa sewot sekali dengan saya padahal kita nggak kenal satu sama lainnya?" timpal Bella dengan setengah senyum.
"Bellaaa," bisik maminya melarang ia berbicara lebih lanjut.
Memang bibirnya bungkam, tetapi kala matanya bertatapan dengan kak Dhik Bella tak suka. Kakaknya yang nakal itu menatapnya dengan tatapan mengejek. Argh-! Awas saja nanti jika ada Papinya maka akan ia balas.