Resumen
"Keluarlah, tidak perlu untukmu bersembunyi dari Ndara," ujar Btari dengan nada yang monoton.
Hanya angin yang berhembus pelan yang menjawab pesannya. Namun, Btari yakin mata itu masih mengawasinya dari dekat, dia tidak mungkin keliru.
Btari menghela napas, kepalanya sedikit menunduk dengan tangan yang menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.
"Raden Wijaya atau saya sekarang harus memanggilmu Senopati Nararya Sanggramawijaya?"
Ada kekehan yang lolos dari Bibir Btari saat tak ada sahutan yang menjawabnya.
Gadis itu menjilat bibirnya sekilas. "Keluarlah, mari kita bicarakan beberapa hal. Bukankah akan menyenangkan untuk berbincang bersama Ndara?"
Ada senyum puas yang tak coba Btari sembunyikan. Pria itu berdiri di depannya dengan postur tegak. Jubahnya berkibar pelan tertiup angin.
"Ah, bagaimana saya harus memberi hormat?" Btari masih duduk di kursinya. Menatap pada pria itu tanpa rasa bersalah.
"Tak perlu repot."
[]
Btari Jayanti Kusuma, putri bungsu Paduka Bhattra i Andaru. Seperti namanya yang berarti seorang bunga yang indah dan cantik seperti bidadari, Btari memang merupakan gadis yang menawan dan berbakat. Sebagai putri dari seorang Bhre, tentu tidak ada yang berani membuatnya dalam kesulitan.
Diusianya yang belum genap 14, dia menerima lamaran dari Sri Maharaja Kertanegara. Hanya 12 purnama kebebasan yang dimilikinya sebelum menjadi salah satu selir Raja Tumapel.
Bersamaan dengan itu, dia memiliki seorang penguntit, yang selalu mengawasinya. Btari baru mengetahui kebenaran orang itu saat pesta perayaan usianya yang ke 14. Mungkinkah ia bisa melarikan diri dari Sri Maharaja dengan orang ini?
Story by Biru, 2021
Cover by google
Etiquetas
También te puede interesar
Comparte tus pensamientos con los demás
Escribe una reseñaAutor Dedew298_