Albert dan Jeclyn sudah kembali ke pengginapan, khusus nya Albert pulang dengan pakaian yang basah kuyup karena saat berendam Albert tidak membawa handuk untuk mengeringkan tubuh nya
"Kenapa rambut mu basah? Tubuh mu juga...di luar tidak hujan" Tanya Maurer sambil melihat kea rah jendela memastikan tidak hujan di luar
"Cari udara segar"
"Cari udara segar bisa membasahi tubuh mu? Bingung"
"Kapan makan malam? Aku sudah lapar"
"Ayo kita ke ruang makan...,aku sudah menanti mu untuk makan"
Di keremuan dan keramaian orang-orang yang berisik terdengar sayup-sayup kata kolam jodoh, semua membicarakan kolam jodoh
"Kolam jodoh? Apa itu? Mereka mengatakan kolam jodoh?" Tanya Aeychan
"Itu hanya legenda bodoh !!! kolam nya saja tidak tau di mana letak nya " Dengan cuek nya sambil memakan makanan nya dengan lahap
"Kakak lapar sekali" Mengambilkan beberapa sayur dan membagi kan ke Albert
"Tidak usah.., kau makan saja jangan sampai kau kurang gizi hingga menjadi bodoh seperti wanita di samping ku"
Aku mencari orang yang ada di samping Albert melirik kea rah kanan nya dan kekiri nya... tidak ada orang selain aku.. jadi maksud nya aku? "Aku? Kau bilang aku? Aku ini juara kelas tau"
"Untuk mu" Memberikan sayur ke Aeychan
"Kakak juga harus makan banyak"
"Setelah pulang aku akan makan lebih banyak tidak perlu khawatir" Dia cantik sekali Albert teringat Jeclyn waktu berada di kolam, dia kaget dan tersentak sendiri dengan pikiran nya
"Uhuk.. uhuk... uhuk" Sial kata nya dalam hati yang saat itu tersedak, apa yang ku pikirkan itu hanya efek kolam saja. Dia tidak secantik itu melirik kea rah Jeclyn yang sedang makan
"Maka nya jangan makan seperti orang yang tidak pernah makan selama seminggu " membalas ejekan nya yang mengatakan aku bodoh , tapi walau begitu aku tetap menyodorkan air pada nya
"Ini gara-gara kau..., keluar sebentar aku ingin bicara" Aku harus mengatakan pada wanita bodoh ini agar tidak terlalu percaya dengan hal-hal bodoh dan tidak berguna, menarik tangan Jeclyn sudah merasa cukup jauh dan cukup aman , Albert melepaskan tangan Jeclyn dan menghadapke Jeclyn menarik nya lebih dekat dengan diri nya
"Dengar ya!!! Jangan bodoh!!! Kalau teman mu mengajak ke hutan atau kemanapun dimalam hari jangan ikut!!! Itu sangat bahaya. Saat teman mu mengajak ke kolam terbuka atau ke mana pun jangan mendegar kata-kta teman mu untuk melepaskan pakaian mu, apa kau tidak takut ada orang yang melihat nya. Untung saja yang meli.. meli..." Berjalan melewati Jeclyn , apa aku sudah gila hampir saja aku mengatakan yang melihat itu aku
"Ah.., satu lagi" Berbalik badan kea rah Jeclyn "Saat berendam di kolam mana pun lebih baik kau pejam kan mata"
"Hah?"
"Itu karena kau akan lebih menikmati air kolam dan kata nya itu bagus untuk ke sehatan. Aku tidur dulu" Dengan cepat menyangkal dengan kata-kat lain agar Jeclyn tidak curiga, Albert sendiri sudah ketakutan ketahuan tapi seperti nya Jeclyn masih belum menangkap arah pembicaraan itu mengarah pada kolam
"Hah? Apa yang dia katakan? Aku tidak mengerti" Masih belum menangkap bahkan tidak mengarti sama sekali yang di bicarakan Albert. Dia pasti gangguan..?
"Albert kau sakit atau kau salah makan obat" Aku berteriak agar dia mendegar perkataan ku,otak ku masih meloading kata-kata nya tadi
"Sial karena mu"
Cantik.. pikiran Albert menerawang kembali pada kejadian di kolam , mengingat kembali cahaya bulan yang terang. Aku tidak bermimpi, aku dan Jeclyn benar-benar melihat nya dan lagi kenapa dia menunjuk kea rah kolam kami ,dia wanita di dalam kolam itu adalah jodohmu. Ah... ini gila aku juga ikutan jadi bodoh.
Hari menjelang malam, sesuai dengan hukuman sebelum nya , kelompok kami harus menyiapkan makan malam untuk semua anggota study tour, kami? Seperti nya ada yang harus di ralat dengan kata ini.., bukan kami, tentu saja bukan kami , yang ada adalah aku dan Sendy ,tidak ada yang bisa di harapkan...
Jeclyn memandang kesekeliling dapur sambil memegang celemek yang ada di tangan nya , mata nya bertuju kepada bahan-bahan makanan yang sangat banyak, huh..., helaan nafas berat terdengar dari mulut nya, apa yang bisa di harapkan? Kelompok kami.., berpikir sejenak.. sambil mengerutkan alis, Albert... Aeychan.. tidak ada nama nya kekompak kan di dalam team ini
"Cuma kita berdua saja yang menyipakan makanan yang begitu banyak?" Sendy mengeluh sambil memotong sayuran asal-asalan
"Ya, apaboleh buat karena kita yang paling lemah"
"Kekalahan tim kan bukan karena mu, Aeychan saja yang menarik mu , kenapa jadi menuduh mu"
"Haaah..., karena aku membuat nya jadi lamban" Menghela nafas panjang sambil memengang pisau, memiringkan kepala sebelah kiri agar lebih focus dalam memotong
"Kalian semua keluar..., aku yang akan memasak"Suara itu keluar dari mulut seoarang wanita yang berdiri di depan pintu dapur. Suara dari Aeychan ini mengembirakan Jeclyn dan Sendy yang tersenyum dalam hati
"Owh.." Kataku sambil melepaskan celemek dan berjalan pergi
"Kau tunggu.. siapa yang menyuruh mu pergi" Menarik baju Jeclyn , Jeclyn memutar kepala kea rah belakang melihat Aeychan
"Kau kira aku bisa mengerjakan semua nya? Kau potong semua dan cuci semua sayuran aku yang akan memasak" Jeclyn sudah mengetahui dia tidak akan semudah itu melepaskan nya dan lagi mendengar kata-kata dia akan memasak seolah ada maksud di balik nya. Sudah ku duga dan itu benar
Kami berdua sibuk dengan urusan kami sendiri, aku memotong dan mencuci sayur sedang kan dia asyik meracik bumbu dan terlihat kalang kabut dengan percikan-percikan minyak berterbangan saat air dan minyak bersatu di dalam satu wadah. Kadang dia juga menjerit saat terkena minyak yang terbang membuat semua dapur terasa kacau balau. Tapi akhir nya selesai juga
"Wah.. , kelihatan nya enak aku makan duluan ya..." Kata Maurer yang terlihat begitu menikmati makanan yang tersaji sementara itu terdengar bisik-bisik dari teman-teman
"Apa ini? Terlalu asin.., yang pedas terlalu pedas dan yang ini tawar siapa yang memasak nya si?"
"Rasa nya.." Manahan muntah Maurer mengatakan dengan raut muka yang tidak enak di lihat
Masa si tidak enak? Mengambil dan mencicipi sendiri makanan di depan nya. Hm... beberapa menit kemudian aku baru bisa merasakan masakan nya asin sekali.. bisa mati keasianan ini, yang ini malah terlalu pedas
"Tunggu" Tahan Albert yang melihat Aeychan yang mau pergi
"Kakak" Dengan mata berkaca
"Tidak membuat mati kan" Albert melahap semua makanan tanpa berekspresi tidak Enak
"Jangan makan lagi nanti kakak bisa sakit perut"
"Hm.. tubuh kan kuat"
Aku terdiam sejenak sambil melihat Albert, aku menemukan sisi lain dari Albert dia benar-benar lembut, bukan dia sama sekali, atau.. lidah nya mati rasa? Namun apapun yang berkelana dalam pikiran ku, aku hanya dapat mengucap ,Dia keren .. dia kakak yang keren.
Jeclyn masih melihat Albert dengan sumpit ditangan yang unjung nya masih terletak di mulut. Aeychan kan sudah capek membuat kan nya , aku juga akan memakan nya walau tidak menghabiskan nya.Karena berpikir begini dan melihat Albert makandengan lahap, Aeychan juga tadisudah sangat beusaha dan tulus. Rasa asin pun tidak terlalu rasa asin di mulut ini
terimakasih sudah membaca cerita yang di buat author, saya juga suka membuat cerita ini.. karena setiap kali membuat cerita mempunyai rasa berbeda-beda.., dan cerita selanjut nya pun " I don't believe my destiny" akan punya cerita dan plot yang berbeda dari cerita ini dan " Kaki ku Kebesaran" so.... author berharap semua tetap membaca setiap judul baru author..., mungkin teman-teman akan menyukai salah satu cerita author...