Descargar la aplicación
11.29% Biarkan Mata Berbicara / Chapter 27: Dibalik Senyummu...

Capítulo 27: Dibalik Senyummu...

Pagi ini Antoni membangunkanku dengan begitu mesra , di ciumnya keningku dengan lembut dan tangannya mengelus mesra pipiku . Akupun terbangun dengan manjanya , kulihat sinar mentari yang mulai perlahan masuk melewati jendela kamar .... dan kulihat Antoni pun tersenyum sangat manis kepadaku

wajahnya yang tampan membuat rasa hati ini bangga bisa menjadi orang yang paling special di hatinya . Aku merasakan Dia memberikan cinta dan kasih sayangnya kepadaku melebihi dirinya sendiri .

Aku pun terbangun dan duduk disamping tubuhnya yang sudah rapih di tambah bau wangi parfumnya yang sangat cocok dengan style nya , seakan akan membuat dirinya semakin tambah menjadi Antoni yang sudah dewasa .

" Antoni , kenapa kamu tidak temui papamu , dia pasti sudah menunggu di bawah ... ". ujar ku pada Antoni .

Antoni tersenyum memandangku didekatkan wajahnya ke wajahku lalu dia berkata.....

" Anjani , jangan khawatir aku sudah putuskan , kita akan kuliah di sini , tidak perlu keluar Negri ...".

Terkejut aku mendengarnya , hanya melewati semalam dia sudah bisa memutuskan , membuatku semakin takut untuk berhadapan dengan papanya di pagi ini .

" Antoni , kamu gila yaa....! ini semua sudah diatur papamu , jangan kamu menyakiti hatinya..?". dengan nada sedikit keras dan gusar aku membalas perkataannya .

" Anjani , lo yang lupa ! , semalam lo yang bilang bahwa kuliah di sinipun bagus , tidak mesti kita harus ke Australia ...! ingatlah itu.... itu adalah kata kata yang lo ucapkan dari mulut lo sendiri...!".

Antoni menjawab dengan nada yang juga meninggi , membuat aku takut menghadapi emosinya .

Untuk pertama kalinya aku melihat wajah Antoni yang setegang ini , aku mengerti mengapa dia menjadi seperti ini , karena saat ini dia merasakan dilema akan keputusannya sendiri . Aku pun bangkit menghampirinya dan ku peluk tubuhnya yang memunggungi ku , aku mencoba untuk membuat tenang ke adaan pagi ini , aku tidak mau suasana hati ini diawali dengan rasa emosi dan amarah yang tersampaikan .

" Antoni.... maaf kan aku , aku tidak bermaksud membuatmu marah , aku hanya ingin kamu menjadi yang terbaik buat kami semua ".

Aku berkata kepada Antoni dari balik punggungnya.

Antoni pun berbalik , dan dia membalas pelukan ku ,

" Sayang.... aku akan berusaha menjadi yang terbaik buat kita semua , percayalah....".

Dia membuat diriku semakin nyaman dalam pelukannya , kata kata yang keluar dari mulutnya itu adalah janji dari seorang Antoni .

Suana ruang makan kali ini , seperti suasana di dalam persidangan . Mata papa Antoni sangat tajam dan penuh emosi kepada kami berdua , aku sudah berusaha membujuk Antoni tapi Antoni tetap memilih untuk tetap bersamaku disini .

Seandainya aku bisa berterus terang tentang alasan ku kepada mereka , mungkin mereka akan memahami diriku , mengapa aku tidak mau ikut Antoni ?

Tapi.... alasanku terlalu konyol untuk di dengar oleh mereka , aku akan dianggap sebagai anak bocah apabila aku mengungkapkan hal ini .

Aku tidak mau pergi dari sini , hanya karena aku akan susah mengunjungi mama jika aku berada di Luar Negri nanti , itulah alasan yang membuat aku bersikeras menolaknya . Jika aku disini , aku bisa kapanpun pergi kerumah mama saat aku rindu dan ingin mengadu , jika aku ikut Antoni ? , bagaimana aku pergi mengunjungi mama ?.

Aku hanya bisa menyimpan semua ini dalam hatiku , tidak berani aku mengatakan ini semua kepada mereka , tapi dalam hatiku bertekad jika ada kesempatan aku harus berkata .

Kini situasi pagi ini tidak seperti biasanya , Aku tetap tertunduk dalam rasa ketakutanku , tidak berani melihat ataupun berkata kata...

Yang terdengar hanya suara Antoni dan papanya yang lantang saling bersahut sahutan .

Sedangkan aku dan wanita patung yang ada di hadapan ku itu hanya bisa melakukan hal yang sama denganku , hanya mendengar dan tidak berani melihat mereka .

" Anjani ! kamu ingin ini semua masalah selesai hari ini atau bertele tele akan keputusannya ! " .

Tiba tiba papa Antoni bertanya kepadaku , membuat dadaku berdegup kencang karena ketakutan . Kalimat pertanyaan itu seperti petir yang menyambar tubuhku .

" Pa.... ini masalahku bukan masalahnya , aku sudah buat keputusan , dan papa akan lihat ! aku akan buktikan kepada papa ....." . Antoni menjawab pertanyaan papanya , dia menyelamatkan diriku , dia memotong percakapan yang di berikan oleh papa kepadaku . Aku hanya bisa terdiam dan kaku rasa tubuhku ini , Ingin aku membantunya , tapi lidah ini rasanya kelu dan tidak bisa mengeluarkan kata kata .

" Om.. Maa...aaaf... " dengan perlahan dan nada yang gemetar , aku mencoba mengeluarkan suara dari mulutku .

" Maaf kan aku , ini semua memang salahku , aku tidak mau ikut keluar negeri karena aku tidak mau jauh dari mama..... aku ingin dekat dengan mama ".

Aku berkata dengan air mata yang menetes dipipiku , Antoni mendekati ku , dan mendekap kepalaku erat dalam pelukannya . Aku hanya bisa menangis dan pasrah oleh keadaan , jika mereka ingin mengusirku aku pun sudah siap .

Ku lihat Papanya Antoni pun menghampiri diriku lalu dia berkata kepadaku....

" Anjani , Om percaya kepadamu , buatlah agar Antoni tidak membuat hasil jerih payah Om sia sia .... Kamu harus berjanji pada Om...".

Perjanjian ..... aku harus menerima apa yang papanya Antoni katakan kepadaku , ini semua hanya karena Antoni , rasanya aku mau mati saja , mengapa beban ini diberikan padaku .

Mau tidak mau aku hanya bisa menganggukan kepalaku untuk menjawab kesepakatan itu , karena aku sudah kehabisan kata kata dan sudah tidak punya keberanian untuk menghadapinya .

Acara makan pagi hari semua menjadi boomerang bagiku , aku terjebak akan egoku sendiri .

Terdiam aku merenungi hanya duduk di balkon kamar Antoni , mata ku memandang ke halaman , tetapi pikiranku masih berkelut akan kejadian di pagi hari tadi . Terkadang , terbesit rencana aku ingin meninggalkan semua ini ,

Apakah aku harus pergi dari sini dan kembali ke rumahku atau kah aku pergi jauh dari sini dimana tidak seorangpun akan mengenalku .....

Huuuuffff..... ku hela napasku , karena aku benar benar bingung akan keputusanku , belum lagi masalah Antoni , yang kini aku seperti pengasuh baginya..

Aku harus bisa mendukungnya agar dia bisa menjadi penerus papanya .

Kupandang langit yang sepertinya sedang bersahabat denganku , membuat aku merasa dimanja oleh semilir angin sepoi sepoi di telingaku .

Rasa kantuk di mataku seakan tidak dapat tertahan lagi , suasana di atas balkon ini , benar benar membuatku nyaman dan tenang .

" Anjani... Anjani...bangun sayang....nanti kamu sakit tidur disini... !?!".

Perlahan , aku mendengar suara Antoni di telingaku .

Kubuka pelan pelan mataku ini ... ternyata ku lihat Antoni sudah menatapku dengan senyumannya khas kepadaku .

" Astaga....! gue beneran tertidur disini ...." .

aku pun Terbangun dalam tidur siangku kali ini....

" Kenapa lo bisa tidur disini , apa kasurnya kurang empuk yaa...?". Canda Antoni kepadaku..

" Rasanya Nyaman berada disini , aku butuh tempat untuk berfikir , tapi ternyata aku butuh tempat untuk tidur juga...". dengan ketus.... akupun menjawab pertanyaannya . Antoni menggenggam tangan ku sambil berkata ...

" Anjani , gue tau apa yang lo butuhin , besok kita pergi tempat mama mu ya...".

Bahagia rasa hati ini , aku mendengar Antoni mengajak ku mengunjungi mama .

Dengan mata yang berbinar binar , aku menatap Antoni Akupun mencium pipinya seraya ku ucapkan terima kasih kepadanya . Antoni benar benar tau apa yang ku mau , Aku memang ingin mengunjungi mama .

" Maa... aku besok akan menemuimu ". gumam ku dalam hati .

Suasana sore di balkon ini , sungguh membuat diriku nyaman dan bahagia , walaupun hari ini diawali dengan rasa ketakutan , tapi kini aku mengakhirinya dengan kebahagiaan . Antoni mengerti isi hatiku , dan dia tidak mengecewakan ku ....

========== °°° =========

NB : Saya mohon maaf yaa.. jika telat updatenya 🙏

karena kemarin saya sempat jatuh sakit ,

Tapi sekarang saya akan mengejar ketinggalan

nya , mohon kritikan dan sarannya terus yaa..

Salam Hormat dari saya penuh rasa sayang cinta.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C27
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión