Descargar la aplicación
12.5% BELLA VEDOVA / Chapter 1: Kecemasan
BELLA VEDOVA BELLA VEDOVA original

BELLA VEDOVA

Autor: Kim_Miso_21

© WebNovel

Capítulo 1: Kecemasan

Biduk rumah tangga Bella Young memang terhitung masih seumur jagung. Pernikahan mereka baru saja menginjak tahun ke tiga dan tepatnya pada bulan November kemarin. Tidak ada kue ulang tahun, ataupun hadiah cincin permata yang biasanya orang -orang menyebutnya sebagai tanda happy aniversary, Yang seperti biasanya mereka berdua lakukan jika mengenang hari jadi pernikahannya.

Namun berhubung tidak ada pesta, apalagi orang yang dicintainya tak kunjung datang, Bella hanya bisa berdoa agar pernikahannya selalu langgeng. Dan ia juga tidak lupa untuk meminta keselamatan kepada Tuhan agar kehamilannya selalu dalam keadaan baik - baik saja. Ya memang saat ini, Bella sedang mengandung anak pertamanya. Usia kehamilan Bella sudah menginjak ke 8 bulan. Tubuhnya pun sudah tidak enak dipandang, bahkan sudah gemuk dan tidak beraturan.

Semenjak Bella hamil, suaminya selalu pulang larut malam, bahkan untuk berada di rumah saja, ia seperti merasa enggan. Namun, Bella tetap saja berusaha menghibur hati agar pikiranya tetap tenang dan tidak mengalami stres. Karena ia tahu, seorang ibu hamil harus selalu bahagia dan tidak boleh ada beban pikiran karena itu dapat mengganggu kesehatan janinnya.

Akan tetapi, apa yang terjadi, doa hanyalah sebuah doa, Tuhan ternyata punya rencana lain, tepat di hari ulang tahun pernikahannya, Suami yang Bella banggakan kini sedang asyik makan malam bersama perempuan lain yang cantik nan seksi. Hal ini diketahui oleh Meera Kwon, teman karibnya sendiri. Mereka bertemu di sebuah restoran, di mana Meera Kwon yang sering di sapa Meera sedang menikmati makan malam bersama sang kekasih yaitu Joseph Park.

Meera tidak sengaja melihat Martin Lee, suami dari Bella yang sedang asyik bercanda ria dengan seorang perempuan yang sangat cantik. Entah sekertaris di kantornya, ataupun teman dekatnya, karena Meera tidak begitu mengenalinya. Yang jelas Meera menyaksikan kedua orang tersebut sangat lah mesra, bahkan Martin terlihat memberikan sebuah kado yang sepertinya sangat spesial sekali. Betapa geramnya hati Meera saat mengetahui hal itu. Karena ia yakin, Bella pasti belum tau apa yang sedang terjadi pada suaminya saat ini.

"Sayang, kamu sedang lihat apa sih? Kok mukanya serius gitu," tanya Joseph sembari lirik ke sana - kemari lalu langsung menikmati makanan kesukaannya lagi.

"Ti-tidak apa - apa Sayang, aku tadi lihat temanku di sini, ternyata pas dilihat lagi eh ... ternyata bukan. Hehehe salah orang rupanya," kata Meera yang mendadak gugup dan gelagapan.

"Ya Tuhan, aku yakin perempuan ini pasti selingkuhannya, bagaimana dengan nasib temanku yang sedang hamil? Tega amat kau Martin! Aku sungguh tidak rela temanku kau duakan. Andai saja aku tidak sedang bersama kekakasihku, aku pasti akan membejek - bejek mukamu sampai rata!" kata Meera dalam hatinya. Ia benar - benar sangat geram sekai.

Meera pun melanjutkan makan malamnya, takut Joseph curiga dengan apa yang sedang dilihatnya. Karena Meera tidak mau salah paham kepada sang kekasih. Joseph orang nya tidak mau ribet, dan ia tidak mau ikut campur dengan urusan orang lain. Maka dari itu, Meera sangat menghargai watak sang pujaan hatinya itu.

****

Sementara di tempat lain ...

Waktu sudah semakin larut, sudah pasti Bella menunggu sang suami di ruang tamu bilamana nanti suami pulang, ia bisa langsung membukakan pintunya sesegera mungkin. Bahkan ia sudah menyiapkan makan malam untuk sang suami karena ia tahu, bekerja seharian di kantor sangat lah membuatnya lelah. Sesekali wanita cantik itu menelepon sang suami, namun tak kunjung diangkatnya. Kecemasan dan kekhawatiran sudah pasti melekat di hati sang istri. Bilamana suami tak kunjung pulang apalagi sampai larut malam begini, pasti semua istri di dunia akan merasa cemas.

"Bang Martin kemana ya? Jam segini kok belum pulang? Ponselnya juga gak diangkat - angkat. Kalau begini terus, aku jadi semakin mencemaskannya!" gerutu Bella sambil melirik lagi ke arah jarum jam dindingnya.

"Ya Tuhan, tolong jaga suamiku, aku sangat mencintainya jangan sampai dia kenapa - kenapa," kata Bella sembari memejam kan matanya. Wanita cantik itu sangat mengkhawatirkan suaminya. Sampai - sampai ia lupa untuk makan, saking setianya pada sang suami. Padahal ia juga harus menjaga kandungannya, akan tetapi apa daya, ia tidak mau makan duluan sebelum suaminya datang ke rumah.

Bella tertidur di atas sofa saking kelelahannya menunggu sang suami yang tak kunjung datang. Andai saja Bella tahu, kalau suaminya sedang bermesraan dengan perempuan lain, pasti hatinya akan sakit dan hancur.

Ketika pukul sebelas malam tiba, terdengar suara gemuruh mesin mobil di depan garasi. Ya dia adalah Martin suami dari Bella. Martin segera masuk ke dalam rumah, namun pintunya terkunci di dalam rumah. Dan hal ini membuat Martin geram karena Bella tak kunjung membukanya.

"Ya ampun! Buka pintu saja lama sekali sih! Bella ...! Buka pintunya!" kata laki - laki yang sudah berusia 36 tahun itu dengan suara lantangnya. Dan otomatis Bella pun terbangun dan langsung segera membuka pintunya.

Cklekk ....

Pintu rumah yang besar itu langsung terbuka, dan Bella langsung menghampiri suaminya sambil berkata, "Kamu baru pulang, Bang? Maaf aku ..."

Belum juga Bella selesai bicara, Martin langsung menyelangnya dengan garang, "Buka pintu saja lama banget! Ngapain aja kamu selama ada di rumah ini? Bikin moodku jelek saja. Lain kali pintunya kagak usah di kunci! Biar aku masuk dengan sesuka hatiku, tanpa perlu kamu yang membukanya! Huh, lama - lama kamu bikin emosi aku terus deh," kata Martin sembari melirik sinis ke arah wajah sang istri yang sedang menundukan kepala nya karena takut suaminya akan semakin marah kepadanya.

Martin pun langsung meninggalkan istrinya yang masih berada di ruangan tamu, ia langsung menuju ke kamarnya sembari membantingkan pintu yang menandakan Martin sangatlah marah.

Sementara Bella hanya terdiam dan mengeluarkan buliran bening yang tiada henti membasahi kedua pipinya. Bahkan bayi dalam kandungannya ikutan protes dengan menendang-nendang perutnya, karena pikiran Bella semakin tidak stabil.

"Bang Martin kenpa akhir - akhir ini selalu marah? Bahkan aku sudah tidak dimanja lagi sama dia. Hiks ... hiks. Bukannya seorang ibu hamil harus selalu di manja dan diutamakan dalam segala hal? Tapi kenapa yang aku dapatkan sekarang ini malah sebaliknya?" Pekik Bella yang tidak henti - hentinya menangisi kekecewaannya pada suaminya.

Berhubung bayi dalam perutnya berontak terus, Bella langsung menuju ke meja makan dan membuka tudung saji untuk segera mengisi perutnya yang sedari tadi tidak henti - hentinya berontak karena lapar. Memang Bella sedari tadi sore belum makan apa - apa, bahkan perut yang sudah semakin buncit itu pun belum meminum vitamin ibu hamil.

Alhasil saking laparnya, Bella langsung melahap makanan kesukaannya. Apalagi ditambah adanya sang buah hati, pasti ia pun ikut memakannya walaupun hanya memakan sari - sari makanan lewat sang ibunya.

Jabang bayi itu semakin terus menendang - nendang perut sang ibu dengan sangat aktif. "Nak, ayo kita makan yang banyak saja! Tidak apa - apa makan di jam segini juga, yang penting kita tidak boleh kelaparan," kata Bella sembari meneteskan air mata yang terus membanjiri kedua pipinya. Ia bahkan mengelus - elus perutnya karena sang bayi begitu aktif.

Sementara, di dalam kamar, Martin sedang rebahan dan masih belum tertidur karena sedang asyik memainkan gadgetnya yang tak lain adalah sedang saling mengirim pesan bersama perempuan yang baru saja diajak makan malam oleh dirinya. Siapa lagi kalau bukan sekertarisnya yang bernama Diva Casandra. Mereka baru saja menjalin hubungan terlarang itu saat usia kandungan Bella sudah lebih dari 7 bulan. Padahal, Diva baru dua bulan menjadi sekertarisnya, namun dengan mudahnya gadis itu mengambil hati Bosnya sendiri.

"Besok jangan lupa datang lebih awal ya, karena aku sudah tidak sabar ingin segera melihat wajah kamu lagi, aku masih rindu sama kamu, Diva,"

"Baik Bos, aku akan datang lebih awal demi Bosku tercinta,"

*

*

*

Bersambung ....

Selamat membaca .....

Jangan lupa tekan love nya ya ^,^


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C1
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión