Descargar la aplicación
93.33% Be your self / Chapter 14: 12. Anak tiktok

Capítulo 14: 12. Anak tiktok

12. Anak tiktok

"Uhuk! Uhuk!" Puput terbatuk-batuk saat minum karena mendengar perkataan dari Luci.

Sekarang jam istirahat, tetapi Luci dan Puput memilih untuk berada di kelas, karena Luci ingin menceritakan suatu kepada Puput.

"Sungguh? Mama Lina nggak lagi sakit kan?" tanya Puput dengan mata yang terbelalak.

"Nggak, tadi aja waktu di meja makan Papa sama Bang Aan juga bilang gitu, katanya Luci mau di jodohi." jelas Luci lagi.

"Lo terima? Ya ampun Ci kita itu masih anak SMA, nggak lucu tau kalau udah nikah," ujar Puput.

"Lucu kok, kan jadi sejarah buat keluarga dan sekolah, hehe." kata Luci sembari terkekeh.

Puput memutar bola matanya malas. "Nggak lucu Ci, kita itu lagi di masa pertumbuhan, lagi masa enak-enak nya ngejalani masa remaja." jawab Puput.

"Lebih enak lagi kalau udah menata masa depan bersama suami idaman, kayak Aldo! Hehe." kata Luci lagi.

"Lo kenapa sih ketawa mulu, seharusnya lo itu sedih, karena bentar lagi udah mau jadi istri orang, mimpi aja lo bisa dapati Aldo kalau udah jadi istri orang!" kata Puput sembari menggelengkan kepalanya.

"Bukan istri orang, tapi istri Aldo!" Luci memperbaiki perkataan Puput dengan terus tersenyum.

"Udah lecet nih otak lo!" ucap Puput sembari memegangi kepala Luci.

"Liat nih!" Luci menyodorkan ponselnya kepada Puput, yang di mana di sana ada pesan dari Mama Lina. Serta foto Aldo yang di kirimnya pagi tadi.

Puput terkejut bukan mainnya. "Wahh! Gila!" kagetnya dengan mulut terbuka.

"Ya ampun Ci! Gue iri sama lo, Bunda Puput juga mau di nikahi sama cogan!" teriak Puput.

"Husss! Diam Put, jangan kencang-kencang!" kata Luci membekap mulut Puput.

Puput segera menepis tangan Luci yang kini berada di bibirnya.

"Kapan nikahnya?" tanya Puput antusias.

"Boro-boro mau nikah, tunangan aja belum!" jawab Luci.

"Siapa mau nikah?" tanya Sinta yang baru saja masuk kelas bersama dengan Reta.

"Ha!" kaget Luci.

"Anuh, tante gue dia janda terus mau nikah." jawab Puput sembari menyengir.

Sinta hanya ber oh ria mendengar jawaban dari Puput.

Sedangkan Luci membelalakkan matanya mendengar perkataan dari Puput.

"Lo kira Luci janda." gertak Luci dengan pelan.

"Udah diem." jawab Puput.

"Nyebelin," gerutu Luci sembari memainkan ponselnya.

***

Tak terasa jam pelajaran telah selesai, semua murid berhamburan keluar dari kelas untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Saat ini Luci tengah berjalan sendirian di koridor dengan sesekali bersenandung kecil.

Luci menghentikan langkahnya saat mendengar suara gaduh. Dia berjalan mengendap-endap menuju ke sumber suara.

"Ini kan arah mau ke belakang sekolah," gumannya dan menghentikan langkahnya.

"Putar balik atau lanjut jalan ya." gumamnya.

"Lanjut aja lah," sambungnya.

Dia melanjutkan jalannya dan kemudian mengintip di balik tembok yang mengarah ke belakang sekolah.

"Ngapain mereka?" gumam Luci saat melihat segerombolan siswa tengah duduk membentuk lingkaran sembari mengumpat satu sama lainnya.

Ayo buruan!

Ahh lama lu nyet.

Cepetan oii gue udah nggak sanggup bantuin ngapa!

Sabar bro.

Ahh lama lu gue keluar duluan.

Ehh tungguin, barengan kali.

Cepetan nob.

Sial, gue kalah.

Haha musuh gue satu lagi, Do kiri Do, gue di kiri balik pohon, musuh ada di dekat gue, cepetan-cepetan bantuin.

Luci memutar bola matanya malas. "Main game kok ributnya kayak pasar," gumamnya.

Tap!

Luci membalikkan tubuhnya saat merasakan seseorang memegangi pergelangan tangannya.

"Mana Riko?" ujar laki-laki yang di hadapannya saar ini.

"Riko siapa?" kata Luci sembari menghempaskan tangan laki-laki itu.

Luci menatap ke arah laki-laki itu, ternyata dia tidak sendirian karena ada banyak teman temannya di sana.

"Cantik juga lo," gumam laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.

"Apa mau lo!" bentak Luci.

"Panggilin si Riko." kata laki-laki itu lagi.

"Riko siapa? Kakek lo," tanya Luci dengan polosnya.

Laki-laki di hadapannya saat ini tersenyum tipis. "Lo jangan main-main sama gue." kata laki-laki itu membentak Luci.

Luci memutar matanya malas kemudian segera berjalan pergi dari sana, sebelum itu tangannya di cekal lagi oleh laki-laki itu.

"Mau apa sih!" bentak Luci.

"Masa iya, lo nggak kenal sama Riko." kata laki-laki itu.

"Luci nggak kenal Riko, lepasin!" bentaknya.

"Nggak," kata laki-laki itu.

Luci segera memegangi tangan laki-laki itu dan kemudian dia segera mencubitnya dengan sangat kuat.

"Rasain ni!" kata Luci.

"Arkhhh sakit gila!" bentak laki-laki itu.

Kegaduhan mereka membuat siswa yang berada di belakang sekolah beranjak mendekati mereka.

"Ada apaan ini?" tanya seseorang.

Luci membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sumber suara.

Disini dia melihat ada Aldo bersama teman-temannya.

"Mana Riko?" kata laki-laki itu sembari terus memegangi tangan Luci.

"Oii, lepasin tangan Luci!" bentak Luci lagi.

"Diam lo," ujar laki-laki itu.

Aldo hanya menatap ke arah Luci dengan tatapan datarnya.

"Gue disini!" jawab seorang siswa dengan baju yang di keluarkan dan kancing-kancing bajunya di lepas sehingga menampakkan baju dalamnya serta rambut yang acak-acakan berjalan dengan sok kren.

"Eh lo di cariin juga nggak nongol-nongol." kata laki-laki yang ada di samping Luci itu.

"Si pembuat onar," gumam Luci yang melihat Riko abang kelasnya itu.

"Lagi ngunduh, lagu-lagu tiktok gue," jawab Riko.

Luci mengangakan mulutnya mendengar perkataan Riko itu.

"Gue juga udah ngunduh banyak, lagu yang lo suruh juga udah gue unduh," jawab laki-laki di samping Luci itu.

"Bagus," jawab Riko.

"Lagu Mama muda udah lo download?" tanya Riko.

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya. "Udah beres." jawabnya.

Riko mengangguk-anggukkan kepalanya tanda paham.

"Ayo buruan, anggota yang lain udah ngumpul," ujar laki-laki itu lagi.

"Iya," jawab Riko.

"Anak tiktok," guman Luci.

"Kenapa, mau masuk geng tiktok kita lo?" tawar laki-laki itu.

Luci menahan tawanya yang ingin pecah. "Makasih, tapi Luci nggak minat." jawabnya.

Cowok itu hanya mengangkat bahunya acuh.

"Tampangnya bikin orang takut semua, tapi ternyata anak tiktok, kan jadi hilang tampang seramnya," kata Luci sembari terkekeh.

"Diam lo," kata laki-laki itu.

Luci hanya tersenyum simpul dan kemudian segera pergi dari sana.

"Oii gue Erik, lo?" tanya laki-laki itu.

"Tanpa nama." jawab Luci.

"Luci namanya," jawab Riko.

"Kok lo tau?" tanya laki-laki itu.

"Budeg lo? Dari tadi dia ngomong bilang nama terus!" jawab Riko yang memutar matanya jengah.

Laki-laki itu hanya ber oh ria. "Ayo, berangkat." ujarnya.

Riko menganggukkan kepalanya. "Ayo," jawab nya.

"Baru tau gue, kalau Riko anak tiktok," ujar Wisnu.

"Sama gue juga," jawab Robi.

"Gue duluan," kata Aldo sembari berjalan meninggalkan mereka.

"Gue juga," pamit sarif.

Akhirnya nereja semua pergi dari sana dan berjalan menuju ke parkiran sekolah.

Luci masih berjalan mengarah ke lapangan dengan gerak yang sangat lambat.

Dia sengaja berjalan pelan-pelan agar bisa beriringan dengan Aldo yang kini berjalan di belakangnya.

Brukk!

"Aduh gusti!" teriak Luci yang terjatuh masuk kedalam got dekat parkiran.

Dia tidak melihat jalan, karena sedari tadi dia terus melihat ke arah kanan, agar dapat melirik Aldo yang kini di belakangnya.

"Aduh dek Luluci, ngapain duduk di sana?" kata Robi yang kini tengah menahan tawanya.

Luci menggeram kesal. Untuk kedua kalinya dia terjatuh di hadapan Aldo dan teman-temannya.

"Hehe, lagi duduk aja," jawab Luci sembari terkekeh.

Aldo menghembuskan napasnya melihat Luci saat ini, kemudian dia segera berjalan mendekat kerah Luci.

Dia memegangi kedua pundak Luci, kemudian membawa Luci berdiri.

Luci menundukkan kepalanya saat dia telah berdiri.

"Makasih," ujarnya yang kemudian menatap ke arah Aldo.

"Hmm," jawab Aldo.

Aldo menatap ke arah kaki Luci yang kini tengah memakai handsaplas.

Kemudian segera berjalan pergi dari hadapan Luci menuju ke mobilnya.

"Lang gue nebeng ya," ujar Robi kepada gilang.

"Lah bukannya lo sama Aldo?" tanya Gilang.

"Tuu," tunjuknya ke arah Aldo yang kini menghentikan mobilnya di hadapan Luci dan kemudian Luci memasuki mobil Aldo.

"Oke," jawab Gilang.

"Gue juga ya Lang." kata Wisnu.

"Enak aja lo, lo harus traktir gue makan gila, lo kalah tanding sama gue tadi!" kata sarif sembari menoer kepala Wisnu.

"Iya," jawab Wisnu yang pasrah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.Bersambung

#pesan

Gimana greget nggak sama cerita ini?

Mudah mudahan aja ya kalian semua suka sama cerita ini,

Maaf kalau ceritanya banyak typo karna manusia tak luput dari kesalahan

Jangan lupa vote dan komentarnya teman

Jika kalian ingin tau tentang seluruh wattpad Bubun kalian bisa cek di akun instagram @thewp_

Salam Bubun

@hyo.yolan


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C14
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión