Sofia terdiam sambil bersandar pada dinding yang menghadap ke arah kafetaria. Sudah lebih dari tiga puluh menit ia berdiri di sana sambil memperhatikan Erick.
Erick terlihat seperti orang linglung. Pria itu hanya duduk dengan tatapan kosong dan tangan yang menggenggam erat gelas kopi yang masih utuh di atas meja.
Sofia tengah menimbang-nimbang apakah ia harus menghampiri Erick dan memastikan apa pria itu baik-baik saja, atau tetap diam memperhatikan tanpa melakukan apa pun.
Oh, memangnya siapa dirinya hingga Erick mau menceritakan masalahnya?
Sofia ingin bersikap masa bodoh, tetapi Erick terlihat begitu rapuh sekarang.
Sofia menggeleng cepat, ia lalu berhenti berpikir dan langsung berjalan cepat menghampiri Erick.
Erick bahkan tidak menyadari kehadiran Sofia saat gadis itu menarik kursi dan duduk di hadapannya.
Sofia menatap Erick lurus-lurus. Tatapan pria itu benar-benar kosong.
"Kopinya udah dingin!" celetuk Sofia dengan sengaja.