Descargar la aplicación
40% Assalamualikum Pak Dokter / Chapter 4: Awal badai

Capítulo 4: Awal badai

Ayana Pov

Memasuki tahun Ketiga Pernikahan....

Singkatnya setelah putri pertama kami lahir sungguh entah apa yang terjadi pada biduk rumah tanggaku dan Dika,kami sering beradu mulut,jika didepan orang kami begitu terlihat pasangan yang benar benar bahagia.

Bukan,bukan kami,melainkan aku yang selalu mengagungkannya menutupi kekurangannya,bersikap seolah aku bahagia dengan pernikahan ini.Bayaangkan,...

Aku menikah tanpa cinta,menjalaninya dengan perasaan hampa dan aku pula yang harus menutupi kecurangan didalamnya.

Dika benar lelaki yang baik,....

Entah bagaimana versi paman dan bibi menilainya,dia memang baik tapi tidak agamanya.

Dia tidak pernah kasar atau bahkan sampai memukuliku,dia laki laki yang sangat mencintaiku dan menyayangi,itu yang kutau.

Tapi dia juga lelaki dengan tempramen buruk,dia tak bisa mengontrol emosi.

"Sayang, sudah berapa kali Mas bilang kamu untuk berhenti kerja.Mas masih sanggup menuhi kebutuhan kamu dan asyla,..."kalimat itu hampir setiap hari aku dengar setiap kali aku lembur dengan Athalla dikantor.

Ya,...aku tetap masih bekerja setelah melahirkan,Putri Kecilku diasuh oleh ibu padahal aku sudah mengatakan akan mencari pengasuh tapi ibu melarang.Aku hanya tidak ingin merepotkannya diusianya yang tak lagi muda,tapi ibu bilang dia bahagia bisa bersama Asyla.

"Mas,,...aku kerja juga untuk kita...,untuk kebutuhan sekunder asyla.Asyla bukan hanya butuh susu,...dia butuh hal lain..."

Entahlah,...kurasa aku berdosa besar karena selalu mendebat suamiku sendiri.Bukan sebab apa aku tak menurutinya berhenti bekerja,gajiku sebagai sekretaris cukup besar.Kami bahkan bisa menabung untuk asyla kedepannya,sementara suamiku hanya staf dibagian departemen keuangan.Bukan aku tak mensyukuri nafkah yang ia beri,nanun sungguh aku bingung harus membagi penghasilannya yang bisa dikatakan pas pasan dengan biaya hidup saat ini.

"Ayana,....aku tidak suka kamu bekerja.Kamu wanita bersuami,dan pekerjaanmu mengharuskan kamu untuk sering keluar dengan lelaki yang bukan mahram mu...."

Lagi,...dia membahas tentang bosku,tunggu dulu,....Mahram,sejak kapan ia peduli dengan hal itu jika hatinya sendiri tidak terbuka untuk menghadap Penciptanya jika aku tak terus mengomel.

"Mas,kami hanya sebatas bekerja,...tolonglah.."

"bekerja ?? Apa begitu cara kalian bekerja dengan duduk berdua dicafe tertawa tawa seolah kamu lupa kamu punya anak dirumah Ayana..."

Ah...kurasa dia melihat saat aku dan Athalla bertemu pak Elson tadi.Pekerjaanku memang lebih sering membuntuti bos galakku itu kan.

"Mas..."

"sudahlah..." cetusnya lantas pergi meninggalkan aku yang tengah menidurkan asyla.

Bukan,....dia bukan tidak suka aku bekerja,dia hanya cemburu karena setiap waktu aku bersama Athalla,bossku.Santer terdengar kabar bahwa kami memiliki hubungan khusus selain atasan dan sekretaris,Gosip kantor....

Dia selalu begitu,setiap punya masalah dikantor akulah yang jadi pelampiasannya,setiap berdebat dia akan pergi tanpa susah susah menyelesaikannya.

Malah terkadang aku yang harus ekstra sabar dengan sikapnya,Oh Allah,beginikah lelaki baik itu.Aku kerap mengeluh,kurasa ini balasan dari setiap keluhku...

Tidak jarang aku bahkan menangis untuk menghilangkan rasa sesak yang mendera.Pernikahanku bahkan baru berjalan dua tahun,memang semua akan baiik baik saja setelahnya.

Setelah pertengkaran itu biasanya Mas Dika akan pulang memelukku,menangis dan meminta maaf atas sikap kasarnya.Awalnya aku memaklumi,..lambat laun rasanya aku seperti bocah kecil yang terus begitu....

Rasanya seperti berdiri pada satu ruangan yang luas tanpa orang lain.

Tidak ada hati yang benar benar aku miliki,

Kesalahan fatal yg kunikmati selamanya.

Haruskah sesakit ini,....

Rasa sakit yg mencekik karena terlalu berharap pada manusia,

Mungkin Allah cemburu,karena menggantung harapan selain padaNya.

Agamaku tidak baik,tapi aku butuh hati yg baik yg tulus membimbingku hingga Jannah-Nya.

Jika bisa aku memilih,aku tidak ingin menghabiskan waktu dengan hati yg bahkan sulit membimbingku.

Dear Allah,

Selamatkan aku,...

Jauhkan hatiku dari rasa sakit,rasa gamang,dan tetapkanku dalam istiqomah."

Dan engkau ya Allah yang lebih tau apa yang aku inginkan,maka jadikanlah itu nyata untukku....

Pada Akhirnya....

"Ayana,...apa ini...?"

"itu surat pengunduran diri saya Pak..." dan pada akhirnya kuputuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang begitu aku mimpikan.Mas Atahalla bahkan tidak percaya dengan keputusanku,karir yang bagus dan aku melepaskannya begitu saja.

"apa karena suami mu....?"

Aku tersenyum kecil menanggapinya,sampai saat ini hubungan kami benar benar baik.Hatiku sudah menutup rapat untuk cinta yang pernah kusembunyikan dalam diam.

"baiklah,aku tidak bisa melarangmu Untuk tetap tinggal,setidaknya datanglah..." ia menyodorkan sebuah undangan kearahku.

Undangan pernikahannya yang akan digelas sebulan lagi,Oh Allah....aku melupakan jika aku pernah bermimpi dialah imamkU.Sebegini kah rasanya,...tidak,hatiku seperti mati rasa meski sebenarnya aku ingin sekali berteriak.

Bukan karena undangan pernikahannya,bukan karena harapanku yang lantas menjadi buih dilautan,tapi karena kecewa jika Suamiku bahkan tak seperti yang orang lihat.

"insyaa Allah saya akan datang Pak,..."

Aku pamit keluar ruangan setelah memberikan surat pengunduran diriku,terhitung mundur sebulan dari sekarang aku akan meninggalkan semua ini.

"Ayana,...semoga kebahagiaan selalu mendampingimu..."

Lihat bagaimana lelaki yang pernah kudamba memberi do'a tulusnya.Aku hanya tersenyum hambar dan berlalu,Semoga....

"Ayana,...kamu beneran bakal resign..." Ameli sahabatku ini selalu saja kepo dengan diriku,dan sepertinya kabar pengunduran diriku sudah menyeruak satu gedung perusahaan.

"aku pikir Pak Athalla tidak akan menikah,mengingat dia selalu bersama mu.Ditambah rumor yang beredar kalau dia menyukaimu,hanya saja kamu sudah menikah Ayana...."

"itu hanya rumor,...aku punya suami dan anak sekarang..."

"kamu mengundurkan diri karena bos akan menikah..."

"tidak.Asyla,...aku hanya akan mengurus asyla."

"Ayana,...." Ameli menatap wajahku yang tak biasa,aku...seorang istri dan ibu anak satu.Sebelum menikah mereka tau betapa modisnya aku meski memakai khimar,tapi sekarang,...suamiku bahkan terlalu cemburu hanya karena aku harus lembur bekerja,apalagi berpenampilan modis.

"katakan,jika kamu dan pak Athalla tidak ada apapun..."

"Apasih Santi,...kita profesional.Pure hanya sebagai atasan dan bawahan,....kuharap dia bisa bahagia dengan pernikahannya..." ucapku sebelum akhirnya pergi meninggalkan kedua orang yang begitu dekat denganku selama bekerja.

***

"Ayana,kamu berhenti bekerja...?" ibu yang menggendong asyla menghampiriku yang baru saja pulang menyelesaikan segala Urusan yang harus aku tuntaskan menjelang pengunduran diriku.

"ehm..iya bu..."

"kenapa...?" tanya nya sedikit heran,karena beliau tau itu mimpi ku sedari dulu.

"Mas dika enggak ngasih aku buat kerja lagi,...katanya kasian asyla yang sedari kecil ditinggal bekerja...."

Ibu nampak menggenggam jemariku,ia bukan tidak tau aku menanggung derita dan beban selama ini.Namun aku selalu bisa mengelak bahwa aku baik baik saja,pernikahanku baik baik saja.Paman Alvin dan bibi Risa juga sering merecoki kami,...sejak menikah memang Mas Dika lah yang pindah kerumahku,bukan aku yang ikut dengannya.Ya,...dia punya saudara laki laki banyak,dan aku tak nyaman jika harus tinggal disana.

"kamu baik baik.saja.Pernikahanmu...."

"ibu,...ayana baik.Mas Dika menyayangi ayana dan asyla...." Dustaku,...tidak sepenuhnya juga berdusta.karena suamiku itu memang mencintaiku meski aku tak bisa mencintainya,tapi sungguh sikap lost controlnya sangat mengganggu hubungan kami.

"katakan apapun Ayana,ibu tidak suka dengan sikap diammu..."

"Ayana baik ibu,Ayana sibuk bekerja selama ini.Ayana lupa jika Mas dika dan asyla butuh ayana...."

"kamu tidak melalaikan satupun kewajiban kamu,kamu tetap mengurus Dika,kamu tetap menyempatkan waktu mengurus Asyla...."

Ya,...ibuku bahkan bisa menilai bagaimana berusahanya aku menutup bahwa rumah tanggaku baik baik saja.Tetapi apakah suamiku bisa berpikir...?

Kukira dia tidak pernah layak Berpikir mengingat bagaimana buruknya pengolahan emosinya....

"ibu akan hubungi kakakmu,biar Ammar yang menasihati Dika..."

"ibu,....keluarga Ayana baik baik saja..." kuraih jemarinya yang hendak menelpon kak ammar yang saat ini sudah membuka usahanya sendiri.

Oh Allah,lihatlah bagaimana aku membuat cemas ibuku.Sungguh aku sudah menerima pernikahan ini,maka jangan limpahkan kesedihan apapun didalamnya.Berikan sedikit saja kelembutan dihati suamiku.,

Aku meringkuk mengadu pada sang pencipta,Apapun itu aku percaya jika settingannya pasti yang terbaik.

"Sayang..." dari luar kamar suamiku berhambur memelukku,

"terimakasih sudah mendengarkanku,aku mencintaimu..." ucapnya sembari mencium pipiku,romantis...ya.Tapi sunghuh hatiku tidak berdebar sedikitpun dengan perlakuannya.Mati rasa kah...?

Dia seperti bunglon yang selalu berubah ubah disetiap situasi,kadang manis,kadang lembut,kadang berkata kasar,kadang juga semena mena...dia tidak konsisten dengan segala tindak tanduknya.

"kamu sudah memilih langkah yang tepat sayang...." ucapnya lagi sembari mengganggu asyla yang sedang berbaring ditempat tidur.Putri kecilku itu baru beranjak satu tahun lebih.

"hmm.Dan ayana harap sikap Mas Dika sedikit berubah,jangan emosian.Ayana tidak suka..."

"baik bu boss..."

Kami tersenyum bersamaan,seperti layaknya suami istri.Dalam kondisi apapun kami seharusnya saling menguatkan bukan,dan badai itu bermula sejak saat dimana keputusanku membuat sesal tak berkesudahan.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C4
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión