Descargar la aplicación
9.09% Apologize To Love / Chapter 15: Meminta Bantuan

Capítulo 15: Meminta Bantuan

Langit mendung, tapi angin tidak memberi tanda akan turun hujan. Pukul setengah lima sore. Mereka bertiga harus melewati taman perbatasan kompleks kalau mau sampai area perumahan. Jaraknya sekitar 700 meter lebih sedikit. Berjalan empat ratus meter, tepat di samping taman yang lebih mirip lapangan, Kensuke mendadak berhenti, otomatis Kyosuke dan Rini mengikuti.

"Kenapa?" tanya Kyo dan Rini bersamaan.

Ken menyengir. Sebelah tangan sibuk mengusak rambut—lagi. 

"Duduk dulu, yuk. Aku ada perlu sama Rini." Ia meninggalkan, menempati kursi besi panjang paling dekat.

Kyo menyipitkan mata. Apa-apaan maksud Ken itu? Jangan-jangan mau nembak lagi? Wah, keduluan dong? batin Kyo.

Lain Rini. Mendengar kalimat tersebut membuatnya yakin Kensuke mempunyai maksud penting. Ia turut duduk samping Kensuke. Sejenak, mereka menghiraukan keberadaan Kyosuke yang masih berdiri bersama banyak dugaan.

Dengan satu tangan bebas, Kensuke merogoh saku celana seragam, mengeluarkan karet gelang bekas nasi uduk yang selalu ia bawa ke mana saja. Ia sejak pagi begitu malas hingga membiarkan surai coklat agak panjangnya tergerai meniru gaya Kyosuke.

Kensuke ingat banyak orang telah salah menyangka ia sebagai kembarannya gara-gara mengubah model, Arka satu-satunya yang memanggil secara benar ketika bertemu di tangga.

Kensuke menyodorkan karet bekas nasi uduk itu pada Rini, menggerakkan atas-bawah. "Tolong ikatkan rambutku, Rini. Gerah sekali dari tadi."

Rini sih menurut saja—sudah bawaan kecil dia jarang membantah—mengambil alih benda yang biasanya ada di warung-warung itu, meletakkan di pergelangan. Dia meminta Kensuke miring ke kanan, mengambil sejumput semi sejumput rambut bergelombang Kensuke.

Dia pernah membantu saudaranya yang berambut agak panjang juga untuk menata mahkota, jadi tidak terlalu kaku sekadar melaksanakan permintaan sederhana, meski belum bisa disebut lihai.

Menggenggam hasil tatanan dalam tangan kiri, Rini menggigit pinggiran benda kepunyaan Kensuke demi membuat lebih dekat ke jemari. Pelan, dia mulai memasukkan rambut Kensuke di tengah kuciran, memutar kucir dua kali agar kencang namun terasa nyaman karena lumayan kendur.

Selesai.

Dia tersenyum puas melihat kerjanya yang tergolong rapi untuk ukuran remaja lelaki.

Rini menepuk puncak kepala Kensuke.

"Sudah. Lebih lega sekarang, Ken?"

Ken mengangguk antusias. Kensuke yang penasaran ganti menarik ponsel, mematikan daya lalu berkaca. Di layar depan dominan hitam, ia tidak hanya mendapati rambutnya terikat sesuai keinginan tetapi juga garis bibir Rini yang melengkung mirip bulan sabit terbalik. Rini masih berasa di belakangnya.

Wah ... manis! batin Kensuke.

To be continued ....


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C15
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión