Marica Voci sedang membuka dokumen yang dia temukan setelah Valerico menghabisi para petinggi gereja. Halaman demi halaman wanita itu membacanya. Melihat api lilin bergoyang tanpa henti. Tiupan angin nyaris memadamkan sumber pencahayaan. Mengenakan gaun tidur berwarna putih, menatap dokumen sembari menyeruput kopi yang dihidangkan. Meja di dalam ruangan penuh coretan tinta. Beruntung, itu hanyalah ukiran lama dengan tulisan latin. Marica sendiri melirik jam dinding, menunjukkan pukul sebelas malam. Tetapi entah kenapa, dirinya tidak mengantuk sama sekali.
"Signorita …"
Wanita itu melirik ke belakang. Tetapi tidak ada siapa-siapa di sana. Marica menggaruk-garuk kepala. Lalu menoleh ke depan. Sosok seorang gadis berambut merah dan rekannya, Clarissa. Kemunculan mereka tersentak kaget. Jantung berdegup kencang. Menarik napas cepat lantaran kemunculan mereka begitu menakutkan.
"Kalian ini! Membuatku jantungan saja!"
"Kaget?"