"Tunggu sebentar! Kau ingin tes? Bukankah kalimat yang kau lontarkan itu harusnya dari staf? Kenapa malah jadi seperti ini?" tanya Dito menghela napas.
"Memangnya salah aku berkata demikian."
"Tentu saja keliru. Kau ini seberapa bodohnya sih. Mengingatkan sama—"
Ketika Dito hendak mengatakan Devan, mantan sahabat yang jadi musuh lantaran menyukai gadis sama, Rachel. Rahang mulutnya semula terbuka, malah ditutup secara paksa. Lidah ditekuk belakang, membuang muka serta mata enggan menoleh pada Anna. Gadis itu sudah menebak kata selanjutnya dilontarkan oleh Dito. Kepalan tangan kanan disertai amarah memuncak. Yang semula tidak berwarna, malah merah darah. Di dalam tubuhnya, mengalir energi sihir dalam bentuk laser.
"Sudah, sudah. Kalian berdua tidak perlu bertengkar."
Baik Dito dan Anna menoleh pada bertelinga runcing. Anehnya, tidak ada seorang pun yang memiliki ciri sama kecuali dia. Sebuah uluran tangan kanan pada Anna.