Descargar la aplicación
83.33% Angel's Hand / Chapter 5: Perhatian Reynan Pada Liora

Capítulo 5: Perhatian Reynan Pada Liora

Liora dan Reynan telah tiba di sekolah. Sebelum turun dari mobil Reynan, Liora menyalim tangan abangnya terlebih dahulu.

"Belajar yang benar.. Awas kalau sampai gak benar.. abang potong uang jajan kamu.." ucap Reynan.

"Iya iya bang.. makanya transfer dong kecerdasan abang ke aku.. supaya aku tuh mudah menyerap pelajaran di sekolah heheh.." ucap Liora.

"Iya iya siap.. udah sana turun.." ucap Reynan.

"Lah memang abang gak mau turun dari mobil juga?" ucap Liora.

"Ya maulah.." ucap Reynan.

"Ya udah ayo bang samaan aja... abang ihh.." rengek Liora seraya menarik tangan Reynan.

"Nanti ra.. udah kamu duluan aja.." ucap Reynan.

"Abang kenapa sih?? Gak pernah mau jalan bareng aku kalau di sekolah.. sok cuek .. udah ah males.." ucap Liora lalu turun dari mobil Reynan.

"Liora.. ra.. ya Allah.." ucap Reynan jengah lalu segera turun dari mobilnya dan menyusul Liora.

Reynan segera menahan Liora dengan menggenggam tangannya.

"Liora.. jangan marah dong sama abang.." ucap Reynan.

"Abang nyebelin sih.. udah tahu satu sekolah.. bukannya adiknya dilihatin, diawasi, dilindungi.. ini justru sok jauh-jauhan.. sok gak kenal.. aku kan kesel!" ucap Liora kesal.

"Ya udah iya abang minta maaf.. iya iya.. ya udah ayo kita barengan.. abang antar kamu sampai di depan kelas kamu ya.." ucap Reynan.

"Beneran?" ucap Liora.

Reynan pun mengangguk.

"Iya sayang .." ucap Reynan.

"Ya udah ayo.." ucap Liora.

Liora dan Reynan lalu berjalan bersama di koridor sekolah menuju ruang kelas Liora.

"Udah hampir dua tahun aku sekolah di sini, tapi baru kali ini abang mau nganterin aku ke kelas Hmm.." ucap Liora.

"Kenapa memangnya? Ada yang aneh?" Ucap Reynan.

"Ya enggak sih.. tapi kenapa sih selama ini abang tuh gak care sama aku? Sok cuek gitu kalau di sekolah?" Ucap Liora.

"Abang punya alasan dan abang tidak bisa mengatakannya pada kamu di sini.. coz as you know, di sini tuh dinding aja bisa berbicara..." ucap Reynan.

Liora tersenyum dan mengangguk.

"Iya sih bang.. abang benar banget.. ya udah deh bang... apa pun alasannya, aku yakin banget bahwa semuanya itu adalah demi kebaikan kita bersama." Ucap Liora.

Reynan mengusap rambut Liora.

"Kita udah sampai.. kamu belajar yang rajin.. abang akan selalu memberikan support sama kamu.." ucap Reynan ketika mereka telah tiba di depan kelas Liora.

Liora pun mengangguk.

"Makasih abangku sayang.. ya udah.. Liora belajar dulu ya.. abang juga semangat!!" Ucap Liora.

Reynan pun mengangguk dengan ekspresinya yang datar.

"Abang pergi ya.. kamu masuk deh.." ucap Reynan.

"Siap boss.." ucap Liora.

Reynan lalu pergi dari sana dan Liora pun memasuki ruang kelasnya. Di sana, ternyata sudah ada Zeina yang menunggu kedatangan Liora.

Liora lalu duduk di sebelah Zeina.

"Eh ra.. syukur deh lo udah datang.." ucap Zeina.

"Kenapa sih Zei?" Ucap Liora.

"Gue masih gak percaya deh sama kejadian itu.. aneh banget lho.. sumpah gue bingung ini.." ucap Zeina.

"Lho tahu gak?" Ucap Liora.

"Tahu apa?" Ucap Zeina.

Liora lalu membisiki Zeina.

"Kemarin gue pijit kaki abang gue yang cedera dan cederanya langsung sembuh setelah gue pijit." Ucap Liora pada Zeina dalam bisikan tersebut.

Zeina membelalakkan matanya terkejut.

"Serius lo ra? Gak bohong ini?" Ucap Zeina.

Liora pun mengangguk.

"Iya beneran.. tapi lo jangan ember.. udah diam-diam aja.. cukup kita aja yang tahu soal kejadian ini ya.. gue gak mau ntar jadi heboh.." ucap Liora.

Zeina pun mengangguk.

"Oke deh... ihhh.. agak horor juga ya.." ucap Zeina.

"Gue aja gak nyangka banget bisa kayak begitu.." ucap Liora.

"Terus bang Reynan gimana eskpresinya?" Ucap Zeina.

"Kaget bangetlah dia.. Itu cederanya asli langsung sembuh.. sampai heran .." ucap Liora.

"Nanti deh kita sambung lagi, ra.. emak lo udah depan kelas noh.." ucap Zeina.

"Sialan lo.. emak lo lah.." ucap Liora.

Zeina hanya tertawa menanggapi Liora yang kesal.

...

Reynan kini sedang mengikuti pembelajaran di kelasnya. Ketika guru sedang menerangkan di kelas, dirinya tiba-tiba saja teringat akan sesuatu.

'Gue harus mencari tahu tentang kejadian waktu itu yang membuat Liora sampai cedera.. ini pasti ada sesuatu.. gue gak akan pernah membiarkan siapa pun melukai Liora!' Ucap Reynan di dalam hatinya.

.....

Bel istirahat telah berbunyi...

Liora dan Zeina kini sedang berjalan di koridor kelas menuju kantin.

"Tadi lo dianter ya sama abang lo sampai depan kelas?" Ucap Zeina.

Liora pun mengangguk.

"Iya.. tumben banget dia.. baru kali ini bisa care sama gue kalau di sekolah.. biasanya juga kan cuek banget.. kayak gak kenal gitu.. eh ini aneh.." ucap Liora.

"Ya mungkin karena dia sebentar lagi juga kan bakalan lulus dari sekolah ini, ra.. tapi gue yakin kok kalau abang lo itu sayang banget sama lo.." ucap Zeina.

"Sok tahu lo.." ucap Liora lalu duduk pada kursi kantin yang tersedia.

Zeina pun ikut duduk di depan Liora.

"Mana ada abang yang gak sayang sama adiknya.. gila lo?" Ucap Zeina.

"Iya Zeina.. udah ah.. laper gue.. buruan dong pesen makanan..." ucap Liora.

"Bawel lo.. ya udah bentar.. biasa kan?" Ucap Zeina.

Liora pun mengangguk. Zeina lalu beranjak dari sana untuk memesan makanan.

Liora lalu menatap pada seluruh penjuru kantin. Ia mencari keberadaan abangnya namun ia tidak dapat menemukannya.

"Bang Reynan gak ke kantin ya? Dia apa gak laper gitu? Gue kayaknya jarang banget deh ngelihat dia ke kantin.. dasar abang kutub.." gumam Liora.

....

Reynan pergi ke sebuah taman belakang sekolah. Di sana, ternyata sudah ada Siska yang menunggu dirinya.

"Siska." Ucap Reynan tanpa ekspresi.

Siska lalu bangkit dari posisi duduknya dan menoleh ke Reynan.

"Kak Rey.. ada apa ya kakak ajak aku bertemu di sini?" Ucap Siska.

"Gak usah munafik! Lo sengaja kan mencelakai adik gue pada saat pertandingan voli waktu itu?" Ucap Reynan.

Deg!!

.....

Zeina kembali lagi ke meja makan dirinya dengan Liora ketika pesanannya telah selesai dan ia bawa.

"Pesanan siap.." ucap Zeina lalu menghidangkan makanan dan minuman tersebut.

"Thanks ya Zei.." ucap Liora.

Zeina pun mengangguk.

"Iya sama-sama.. makan gih lo.. ntar laper lagi." Ucap Zeina.

Liora pun mengangguk. Mereka lalu mulai menikmati makanan mereka.

'Nanti, pulang sekolah aku harus tanyain ke bang Reynan.. kenapa dia jarang banget ke kantin? Apa dia gak jajan? Aneh banget sih.. kan laper..' ucap Liora di dalam hatinya.

"By the way, ra.. gue masih curiga sih sama cedera yang terjadi sama lo pada saat pertandingan voli waktu itu.." ucap Zeina.

Liora mengernyitkan keningnya.

"Curiga kenapa?" Ucap Liora.

...


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Nurliza_Karen_Nita Nurliza_Karen_Nita

Novel ini sudah dipindahkan di Novel Life ya...

Thank you..❤️❤️❤️

next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C5
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión