Malam itu Theo bisa meredakan ketegangan antara Zee dan Anita. Mereka sampai dirumah Zee setelah makan malam diluar. Kebekuan Zee mencair begitu saja. Tentu saja Theo senang.
"Terimakasih, amarahmu reda. Sekali lagi aku minta maaf atas kata-kata Mama."
"Sudahlah Kak, jangan dibahas lagi. Aku sudah melupakannya."
"Zee ... Apapun yang terjadi jangan tinggalkan aku Zee. Aku mohon."
Zee menghela nafasnya. Berulang kali kalimat itu keluar dari mulut Theo. "Kak, kita bicarakan lagi nanti. Ini sudah terlalu malam. Aku sangat letih." Zee mengiba pada Theo.
Theo mengangguk, berpamitan pada Zee. Zee benar-benar lelah, bukan hanya badannya namun batinnya.
Setelah Theo pergi dari rumahnya, Zee menutup pintu. Orang tuanya dan Zidan sepertinya belum sampai ke rumah. Ia berdiri dari kursi rodanya. meredakan semua perih hatinya yang ia tahan sedari tadi.
***