“Zee sudah ditalak tiga, Pak Amir.”
“Oh … terus kenapa masih proses perceraian?”
“Kan talak tiga hanya untuk agama, belum menurut hukum negara.”
“Oh iya ya Den. Soalnya Pak Amir sama istri hanya menikah siri. Jadi kalau talak … ya sudah selesai. Tidak usah repot-repot lagi.” Pak Amir tersenyum sendiri.
“Jadi Zee itu masih proses perceraian, dan aku benar-benar mencintai Zee dari waktu kami berada di SMA, Pak.”
“Jadi ini teh cinta monyet kembali lagi gitu Den istilahnya?”
“Ya enggak cinta monyet, Pak. Aku saja tidak pernah meminta dia menjadi pacarku waktu itu.”
“Lah kenapa, Den? Aden ini kan dari kecil sudah perlente. Masa Non Zee tidak tertarik?”
“Karena Zee itu sudah suka kepada teman saya. Ingat yang namanya Melvin tidak, Pak?”
“Ah … si krempeng dan sombong itu ya? Kenapa dia, Den?”
“Itu tuh suaminya Zee.”
“Hah … dunia sempit sekali. Pantas saja Non Zee minta cerai. Orang suaminya aja seperti itu.” Pak Amir mulai ngedumel.