Ayunda masuk kedalam kantor polisi dengan perlahan sambil melihat ke kiri dan juga kanan.
seorang pria yang mengantar Ayunda, berjalan mendekat kerahnya, lalu menarik tangan Ayunda masuk kedalam.
"sangat lamban."
Ayunda berteriak meminta melepaskan tangannya, namun pria itu tidak menghiraukan perkataan Ayunda.
semua mata tertuju pada mereka dan seorang polisi muda datang menghampiri mereka.
"ada permasalahan apa ini? dan mengapa kau menarik tangannya seperti itu?!" tanya polisi itu pada pria yang menarik tangan Ayunda, pria itu mendorong pelan Ayunda agar maju ke depan.
"gadis kecil ini ingin bunuh diri dengan menjatuhkan diri ke sungai. tolong dakwa ia dengan pasal 344 KHUP percobaan bunuh diri.!!"
seketika Ayunda Terbelalak mendengar perkataan pria itu.
" apakah kau yakin dengan itu tuan?! apa gadis ini benar-benar ingin bunuh diri? jika kita menjeratnya dengan pasal ini,hukumnya adalah 12 tahun penjara."
mendengar perkataan polisi itu Ayunda langsung jatuh pingsan kelantai, karena begitu terkejut.
polisi itu dengan cepat mengangkat tubuh Ayunda dan membawanya ke sebuah ruangan.
seorang polisi perempuan/polwan yang mengurus Ayunda hingga Ayunda sadar.
kepala Ayunda terasa berat saat ia membuka matanya, dan melihat seorang wanita duduk disampingnya memakai pakaian polisi.
'ahh...sial. ternyata aku masih berada di kantor polisi.' batin Ayunda.
"kau akhirnya sadar juga."
kata polwan itu pada Ayunda lalu membantunya duduk.
Ayunda masih berakting sakit kepala sambil memegang kepalanya.
"aww...kepala ku."
"aku akan mengambilkan air hangat untukmu, kau tunggulah dan jangan bergerak."
ucap polwan itu pada Ayunda.
Ayunda terus berpikir bagaimana caranya agar bisa keluar dari kantor polisi ini, tanpa di penjara.
'hari ini aku sungguh sial dan semua itu karena pria itu.!!sialnya lagi aku akan di tuntut 12 tahun penjara karena ingin menghilangkan nyawaku sendiri,hhmm.' batin Ayunda prustasi.
polwan itu datang membawakan segelas air hangat untuk Ayunda, Ayunda pun segera menghampirinya lalu berlutut dihadapan polwan itu.
"aku tidak ingin di penjara, aku sungguh-sungguh tidak bermaksud dan juga tidak ada maksud untuk bunuh diri. para pria itu memaksaku dan menuduhku yang bukan-bukan hanya karena aku tidak sengaja mengganggu bos mereka,tolong aku."
Ayunda mengatakan hal itu dengan linangan air mata, berbohong bukanlah hal yang biasa baginya. bagaimana pun hal itu sudah biasa ia lakukan ketika kedua orang tuanya masih hidup.
Ayunda selalu saja berbohong untuk bisa keluar dan bermain-main bersama teman dan juga pacarnya.
karena ia adalah anak orang kaya yang manja, jadi ajaran tentang agama dan juga sikap sopan terhadap orang itu sangat kurang. selama ini ia hidup seenaknya saja.
polwan itu merasa iba dengan apa yang dikatakan oleh Ayunda, wajahnya yang polos dan juga cantik mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya.
"baiklah akan aku bantu bicara kepada kepala polisi untuk memberikan keringanan padamu."
Ayunda sangat senang mendengar apa yang di katakan oleh polwan itu, setidaknya ia bersyukur karena masih ada jalan keluar untuknya.
dua jam telah berlalu dan Ayunda masih menunggu di ruang tunggu,menunggu keputusan yang akan mereka ambil untuknya.
seseorang mengetuk pintu ruangan lalu masuk kedalam, ternyata itu adalah polwan yang bicara dengannya.
"keruangan pak kepala. beliau ingin bertemu dan melakukan pembinaan secara langsung denganmu."
Ayunda merasa lebih senang lagi, Ayunda mengikuti polwan itu dan masuk ke sebuah ruangan.
"lapor pak.saya membawa gadis ini."
segera kepala polisi itu berbalik dan melihat Ayunda begitu juga dengan Ayunda yang melihatnya.
ternyata kepala polisi itu masih sangat muda dan juga tampan,membuat Ayunda tidak berhenti memandangi kepala polisi itu.
kepala polisi juga sempat takjub dengan paras Ayunda yang cantik namun segera ia bersikap normal.
"baiklah.kau boleh keluar, dan kau silakan duduk."
kata kepala polisi pada polwan itu.
setelah ia pergi Ayunda pun duduk sesuai dengan perkataan kepala polisi.
"Ayunda.itu namamu bukan?!"
"iya pak polisi" kata Ayunda yang membuat kepala polisi itu tersenyum mendengarnya. Ayunda memanggilnya seperti itu, walau pun itu bukan pertama kalinya, tapi kepala polisi itu agak sedikit canggung ketika panggilan itu terdengar dari mulut Ayunda.
"katakan apa masalahmu hingga kau ingin mengakhiri hidupmu?"
Ayunda hanya diam saja sambil menundukkan kepalanya, beberapa saat kemudian terdengar suara tangis dari Ayunda.
kepala polisi itu segera berdiri lalu memberikan tisu untuk Ayunda.
"mengapa kau menangis? apakah pertanyaan ku membuatmu takut?,"
Ayunda menggelengkan kepalanya.
"Tidak.!!saya hanya tidak mengerti, mengapa tidak ada yang bisa percaya pada saya, bahwa saya tidak berniat untuk bunuh diri saat itu. saya memang seorang yatim piatu dan tinggal di panti asuhan yang lusuh,tapi bukan berarti saya berpikiran sempit dan ingin mengakhiri hidup saya.mereka pembohong, hanya karena saya gadis miskin dan yatim piatu mereka langsung mengantar saya kemari hanya karena tidak sengaja menabrak seorang tuan muda kaya."
Ayunda terus menangis hingga terisak-isak.
"ini tidak adil."
kepala polisi itu hanya bisa menghela nafasnya saja.
mereka kembali berbincang cukup lama hingga kepala polisi itu membebaskan Ayunda.
tapi ia sendiri yang akan mengantarkan Ayunda kerumahnya,dan bertemu dengan kepala panti asuhannya secara langsung.
Ayunda sempat menolak karena kebohongannya pasti akan ketahuan.
'ini akan jadi senjata makan tuan jika di biarkan.!jika ketahuan aku pasti akan di jebloskan kedalam penjara,bukan hanya 12 tahun tapi seumur hidupku' batin Ayunda.
kali ini dia benar-benar akan merasakan hasil dari kebohongannya itu.
jika tahu seperti ini Ayunda tidak akan berbohong, tapi jika Ayunda memberitahu alamatnya dan suatu saat pengawal dari pria gila itu datang menanyakan alamat Ayunda, bisa kacau semuanya. sebab itulah Ayunda berbohong tentang tempat tinggalnya.
setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka sampai juga di panti asuhan yang Ayunda katakan.
"ayo turun." kata kepala polisi itu.
jantung Ayunda berdetak kencang ketika mendengar hal itu.
keringat dingin mulai terlihat muncul di tubuh Ayunda.
"ada apa?" tanya pria itu.
"kau tidak berbohong padaku bukan?!kau tahu jika kau berbohong pada seorang polisi,kau akan berakhir didalam penjara.!!!"
Ayunda mengepalkan kedua tangannya sambil menggenggam pakaiannya, ketika mendengar ancaman polisi itu padanya.
kepala polisi itu sangat terkejut melihat Ayunda yang ketakutan padahal ia hanya bercanda saja.
"maafkan aku.aku hanya bercanda.!"
seketika Ayunda berpaling melihat polisi itu dengan raut wajah sedih dengan air mata yang telah jatuh di pipi manisnya.
namun yang membuat Ayunda terkejut lagi, polisi itu malah memeluknya.
"jangan menangis anak cengeng.aku hanya bercanda saja."
hati Ayunda pun tenang mendengar perkataan polisi itu.
setelah melepas pelukannya, polisi itu menghapus air mata Ayunda, lalu mengecup kening Ayunda.
Ayunda hanya diam membisu karena sangat syok dengan kejadian yang baru saja ia alami.
"kau turunlah.setelah ini,ingat untuk tidak berbuat hal bodoh lagi,gadis kecil.!!"
kata polisi itu pada Ayunda, yang tanpa Ayunda sadari polisi itu telah membuka pintu mobilnya.
Ayunda pun turun dari mobil itu, ia masih diam membisu karena masih merasa sangat tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"ini untukmu.!"
kali ini pria itu mengecup bibir Ayunda hingga membuat Ayunda kaget lalu mundur kebelakang.
"Kau?!apa yang kau lakukan.kita bahkan tidak saling kenal tapi,"
pria itu tersenyum manis pada Ayunda.
"anggap saja hutang di antara kita lunas dan seterusnya mari memulai hal yang baru.!"
ucap pria itu lalu pergi meninggalkan Ayunda di depan panti asuhan.
Terima kasih bagi kakak2 yg telah mampir di Novel ini
Terima kasih juga atas dukungan nya
Jangan lupa Berikan reviews baiknya y kak
Tinggalkan pula jejak Cantiikkkkkk kalian di kolom komentar tentang Cerita nya
aq akan membacanya dengan sepenuh hatiku
makasih
# Ada pelajaran yg kita bisa ambil yaitu jgn coba-coba bunuh diri , karena akan di dakwah dengan hukuman penjara minimal 12 tahun penjara dan klw mati masuk neraka loh
kekal selama-lamanya