Descargar la aplicación
26.05% ADAKAH AKU DI HATIMU / Chapter 37: KEKHAWATIRAN SAMUEL

Capítulo 37: KEKHAWATIRAN SAMUEL

Ayunda berhasil lolos dari kejaran orang-orang Jonathan. namun yang membuat Ayunda bingung, sampai-sampai Jonathan ingin menangkapnya.

"Bukankah dia mengatakan untuk membebaskanku? Tapi malah meminta anak buahnya untuk menangkapku." Gumam Ayunda.

Ayunda tiba di rumah dan disambut oleh air mata oleh bibinya yang begitu mengkhawatirkannya. "Ayu, kemana saja kamu, Nak?" kata bibi sambil memeluk Ayunda.

"Maaf tante, sudah membuat tante dan om khawatir, Ceritanya panjang banget, nanti saya ceritain. Yang penting sekarang ketemu sekretaris Jimy," kata Ayunda.

Ayunda menelepon sekretaris Jimy saat itu. Sekretaris Jimy yang bersiap pergi ke kota B untuk mencari Ayunda sangat senang mengetahui bahwa Ayunda telah kembali dan saat ini baik-baik saja.

Sekretaris Jimy meminta Ayunda untuk tidak pergi ke mana pun untuk memastikan keselamatannya. Sekretaris Jimy juga meminta Ayunda untuk tidak menerima tamu, terutama karena itu adalah keluarga Danuarta

Ayunda bisa memahami kekhawatiran sekretaris Jimy.

"Baiklah, sekretaris Jimmy."

Sekretaris Jimy merasa sedikit lega. Ia pun pergi ke rumah keluarga Danuarta. Dia meminta semua keluarga untuk berkumpul karena dia memiliki sesuatu yang ingin dia ceritakan kepada mereka semua.

Semua keluarga mulai khawatir, karena waktu membaca wasiat tinggal seminggu lagi. Namun, sekretaris Jimy telah meminta mereka untuk berkumpul. "Apa ini ibu?" tanya Samuel tampak khawatir.

"Apakah kita sudah ketahuan?" Tanya sang ibu kembali pada Samuel. Mereka semakin khawatir, apalagi merasa terancam oleh keluarga lain.

"Ayolah, jangan terlalu banyak berpikir."

Bibi Shela sendiri sangat khawatir, jika sekretaris Jimy tahu bahwa kejadian dibalik hilangnya Ayunda adalah kesalahan mereka, sekretaris Jimy pasti akan membuat mereka kehilangan hak warisnya. Sesuai dengan permintaan Pak Danuarta sebelum meninggal. Siapapun yang ingin menyakiti Ayunda, maka dia tidak akan mendapatkan uang warisan sepeser pun.

Padahal itu membuat anak-anak Pak Danuarta membenci Ayunda dan Pak Danuarta karena dianggap favoritis. Ayunda baru saja tiba di rumah ini beberapa bulan yang lalu, tetapi telah membuat ayah mereka mewariskan warisan kepada gadis itu.

Sekretaris Jimy tiba di rumah keluarga Danuarta. Ada dua orang yang berkumpul, kecuali ayah Farrell, Budi Danuarta. Karena pekerjaan kantor, dia tidak bisa pergi.

"Kenapa kita dikumpulkan seperti ini? Bukankah sudah waktunya untuk membaca surat wasiat dalam seminggu?!" Ucap Bibi Santi.

"Itu benar. Apa yang kakak katakan. Apa yang membuat kita berkumpul seperti ini?!' kata Bibi Shela.

Farrell yang baru saja sampai di rumah langsung dipersilahkan Samuel untuk duduk karena ada perbincangan soal warisan. kata Farrell lalu masuk ke kamarnya.

Farrell tidak terlalu menyukai sekretaris Jimy, terutama soal warisan. Dia sendiri telah mendirikan perusahaan game bersama teman-temannya. Meski masih perusahaan kecil, Tapi cukup membuat Farrell bangga dengan kedua tuannya dibandingkan cucu-cucu Pak Danuarta lainnya.

"Bukankah anakmu semakin tidak sopan, Kak? Bukan berarti dia punya perusahaan sendiri dan bisa bersikap angkuh seperti itu di depan sekretaris Jimy." Kata Bibi Shela sinis. Tapi Bibi Santi tidak memperdulikan ocehan kakaknya, karena itu bukan pertama kalinya Shela mengkritik Farrell di acara family gathering. Dia tidak ingin berkelahi di saat seperti ini.

"Lupakan saja," kata sekretaris Jimy.

Mereka kembali fokus pada pertemuan mereka.

"Saya akan langsung ke inti pertemuan yang saya buat hari ini. Karena saya telah diberi mandat untuk membacakan warisan dan memastikan semua orang baik-baik saja. Jadi saya ingin memperingatkan atau memberi tahu Anda bahwa tidak ada yang bisa menyentuh nona Ayunda atau menyakitinya. Jika tidak? Semua harta milik Pak Danuarta akan disumbangkan ke pantai panti asuhan dan badan amal lainnya, termasuk rumah dan perusahaan." Semua orang sangat terkejut mendengarnya.

"Siapa yang berani menyentuh gadis itu?!" Kata bibi Santi.

"Kamu pasti tidak tahu bahwa nyonya muda itu hilang baru-baru ini." kata sekretaris Jimy sambil menatap Samuel.

Semua mata tertuju pada Samuel ketika sekretaris Jimy menatapnya.

"Jangan memfitnah anakku!" Kata Bibi Shela dengan suara yang cukup keras.

"Ini bukan fitnah tapi fakta. Nyonya muda itu sendiri yang mengatakan kepada saya, jika Anda masih ingin hidup dengan baik?! Maka jangan berani-berani menyentuh nyonya muda. Kalau tidak, saya tidak akan ragu lagi."

Ancaman dari sekretaris Jimmy membuat Bibi Sheila dan Samuel terlihat ketakutan. Setelah mengatakan itu, sekretaris Jimy berpamitan Setelah sekretaris Jimy pergi, Bibi Shela bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Samuel. "Um... Bibi..." Sebelum Samuel selesai berbicara, sebuah tamparan melayang di wajahnya.

"Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menyentuh wanita itu sampai waktunya membaca surat wasiat?!" Ucap Bibi Santi yang marah "Kakak, apa yang kamu lakukan?!" Kata Bibi Shela berusaha membela Samuel.

"Kamu dan anakmu sama-sama bodoh dan tidak sabaran! Gara-gara kamu kami hampir semua jadi kacau! Bodoh sekali!" kata Bibi Santi lalu meninggalkan mereka berdua.

Meskipun mereka sangat kesal dengan Bibi Santi, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Pekerjaan suami Bibi Shela masih di bawah suami Bibi Santi. Jadi mereka hanya bisa menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam. "Sabar nak, ketika saatnya tiba, kita akan membalas tamparan dan rasa malu yang telah mereka berikan hari ini."

***

Di rumah paman Danu, Ayunda menceritakan apa yang terjadi padanya.

"Mereka semua sangat jahat, masa depan pasti akan lebih sulit." kata tante rose.

Ayunda sebenarnya ingin bercerita tentang Pak El yang melamarnya. Tapi dia masih ragu apakah paman dan bibi Rose akan mengizinkannya menikah lagi.

Ayunda sebenarnya sudah tahu bahwa dia akan menerima warisan dari Pak Danuarta sebagai istri sahnya. Dia tidak mau menerima warisan, tetapi sekretaris Jimy mencoba meyakinkan Ayunda, Semua itu untuk kebaikan Ayunda, sehingga di masa depan mereka tidak akan berani mengganggu Ayunda lagi jika dia memiliki kekayaan.

Ayunda masih memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang.

Dia hanya ingin hidup bahagia seperti kebanyakan orang, tetapi semuanya tampak mustahil baginya.

"Tuan El..," gumamnya.

Beberapa hari Rapa kemudian. Ayunda mendapat email yang ternyata dikirim oleh Pak El. Pesan itu berisi betapa Tuan El merindukannya. Ayunda tersipu saat membaca pesan itu. Dia bahkan membacanya beberapa kali sebelum membalas pesannya.

meskipun Ayunda tidak begitu yakin, tapi dia bisa melihat ketulusan di mata El untuknya. terlebih lagi ketika Tuan El mencoba membantu dirinya sendiri untuk menjauh dari pria gila seperti Razhel.

Ia tidak memungkiri bahwa perhatian Pak El mampu meluluhkan hatinya, apalagi hatinya selama ini kosong. Ayunda mengaku sangat mendambakan cinta yang tulus, makanya kali ini dia lewati.

"Tuhan, beri aku kebahagiaan kali ini. Aku berjanji tidak akan mengeluh lagi." Dia bergumam sambil berdoa.

Pagi selanjutnya. Ayunda hendak meninggalkan rumah karena ingin pergi ke supermarket untuk membeli sesuatu. Terkejut melihat seorang pria berdiri tepat di depan pintu rumahnya.

"Brian?" Ucap ayunda saat itu.

"Lama tidak bertemu Ayu," kata Brian dengan senyum tipis di wajahnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ayunda.

"Aku datang untuk menemuimu, apakah aku salah?" Ucap Brian dengan wajah yang cukup sedih.

Ayunda terdiam sesaat ketika mendengar kata-kata Samuel. Dia tidak tahu harus berkata apa kepada Brian. Dia telah mendengar dari bibi Rose tentang Brian yang sering datang untuk bertanya tentang dia.

Ayunda tahu bahwa Brian memiliki perasaan untuknya, tetapi mereka tidak dapat bersama karena Brian adalah cucu mendiang suaminya, Pak Danuarta.

"Bisakah kita bicara sebentar, ayu?"

Ayunda pun meminta Brian masuk ke dalam rumah. Samuel yang juga hendak datang menemui Ayunda tidak sengaja melihat ini. Apalagi wajah Brian sangat bahagia.

Samuel memanfaatkannya, dan memotret Ayunda dan Brian.

"Kali ini, aku akan membuat mereka semua melihat siapa dirimu sebenarnya!" kata Samuel sambil tersenyum jahat.

Ayunda pergi ke dapur untuk menyerahkan minuman untuk Brian. kebetulan saat itu tidak ada orang di rumah dan hanya ada Ayunda saja. "Bicaralah," kata Ayunda.

"Kemana saja kamu selama ini? Aku mencarimu." Brian berkata dengan penuh perhatian pada Ayunda.

"Kenapa kamu mencariku?" Tanya Ayunda kembali.

"Kamu sudah lama menghilang, May sangat mengkhawatirkanmu. Itu sebabnya..." Kata-kata Brian terhenti.

"Aku kesulitan karena beberapa orang, aku juga tidak ingin terlibat dengan mereka. Makanya kamu bisa berhenti untuk menemuiku." Kata-kata Ayunda membuat Brian cukup terkejut dan juga kecewa.

Namun, Brian tidak mau berhenti sampai dia mencoba. Ia yakin Ayunda pasti akan membuka hatinya untuknya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C37
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión