Descargar la aplicación
85.1% A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 40: Pencarian Aleysa

Capítulo 40: Pencarian Aleysa

"Kalian siapa? Saya ga kenal sama kalian. Lepasin saya," teriak Aleysa.

"Udah lebih baik lu diam aja. Percuma lu mau teriak sekencang apa juga ga akan ada yang bisa tolongin lu. Hahaha."

Setelah itu ketiga orang laki-laki yang menculik Aleysa keluar dari ruangan itu. Mereka mengunci pintunya dan membiarkan Aleysa di sekap di dalam sana. Aleysa terus berteriak untuk meminta tolong tetapi tidak ada uang bisa mendengarnya dan tidak ada yang bisa menolongnya.

"Tolong... Tolong.... Lepasin saya tolong..."

Aleysa terus berteriak hingga akhirnya suaranya semakin lama semakin habis dan tenggorokan Aleysa merasa sakit. Aleysa sudah tidak bisa berteriak lagi dan sekarang Aleysa lebih memilih untuk diam.

"Ya Tuhan. Tolong aku ya Tuhan. Keluarkan aku dari dalam sini. Hans, tolong aku Hans. Aku butuh pertolongan kamu," ucap Aleysa di dalam hatinya. Karena kelelahan akibat terus berteriak sedari tadi, sekarang ini Aleysa jatuh pingsan. Aleysa sudah tidak bisa melakukan apa-apa kecuali berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

******

Ershad dan Catline sudah mencari keberadaan Aleysa di sekitar swalayan, tetapi tidak ada jejak Aleysa di sana. Bahkan mereka berdua sampai bertanya kepada orang-orang di sana dan hasilnya tidak ada yang melihat Aleysa di sana.

"Ya ampun kak Aleysa kemana si? Terus sekarang kita harus cari kemana lagi kak?"

"Aku juga ga tau Catline. Kamu tau ga dimana tempat kak Aleysa datangi kalo lagi sedih? Soalnya setau aku kak Aleysa itu lagi sedih karena Hans."

"Oh iya. Makam Ayah. Pasti kak Aleysa ada di sana."

"Oh yaudah kalo gitu kita langsung ke sana sekarang juga."

"Iya, ayo."

Ershad dan Catline langsung pergi ke makam Ayah Aleysa dan Catline. Biasanya Aleysa memang selalu ke makam Ayahnya untuk mengadu nasib di sana. Tetapi sekarang ini Aleysa ternyata tidak di sana. Catline dan Ershad tidak melihat keberadaannya di sana.

"Ternyata kak Aleysa ga ada juga di sini kak. Terus kak Aleysa dimana?" tanya Catline dengan cemasnya sambil menangis.

"Kamu jangan nangis ya. Kita cari terus ke tempat lain ya. Kamu jangan sedih."

"Gimana aku ga sedih kak? Kak Aleysa itu adalah suasana satu-satunya aku. Kalo dia kenapa-kenapa gimana? Sekarang ini kak Aleysa kan sering di jahatin sama orang yang ga dikenal. Aku takut kalo sampai kak Aleysa kenapa-kenapa."

"Mungkin kakak kamu udah pulang ke rumah? Coba deh kamu telepon kak Aleysa lagi."

"Yaudah aku coba."

Catline sedari tadi sebenarnya sudah mencoba untuk menghubungi Aleysa, tetapi tidak ada jawaban darinya. Sekarang Catline mencobanya kembali dan tetap saja tidak ada jawaban dari Aleysa. Karena handphone Aleysa sekarang ini diambil oleh orang yang sudah menculiknya. Supaya Aleysa tidak bisa meminta bantuan dengan siapapun melalui handphonenya.

"Ga di angkat juga kak sampai sekarang. Terus sekarang kita harus gimana kak?"

"Sekarang kita pulang ke rumah aja dulu ya. Kita liat lagi kak Aleysa udah pulang ke rumah atau belum? Kalo belum, nanti biar aku cari lagi. Oke?"

Catline hanya menganggukkan kepalanya. Karena sekarang ini Catline sudah sangat lemas karena kakaknya belum juga ditemukan sampai saat ini. Catline dan Ershad pulang ke rumah Hans terlebih dahulu untuk memastikan apakah Aleysa sudah tiba di rumah atau belum.

Setelah beberapa lama kini Catline dan Ershad sudah tiba di rumah Hans. Catline langsung masuk ke dalam rumah sambil berlarian dan memanggil nama Aleysa.

"Kak Aleysa, kak Aleysa," teriak Catline.

Di ruang keluarga sedang ada Danisa yang sedang duduk santai sambil membaca majalah dan dia merasa terganggu dengan teriakan Catline.

"Catline. Kamu itu apa-apaan si? Masuk ke dal rumah teriak-teriak kaya gitu. Udah kaya di dalam hutan aja."

"Kak Danisa. Kak Danisa liat kak Aleysa ga?"

"Engga tuh. Dari tadi aku ga liat dia. Ada di kamarnya kali."

Tanpa berucap terima kasih Catline lansgung pergi meninggalkan Danisa untuk mencari Aleysa di seluruh rumah itu yang ditemani oleh Ershad.

"Kak Aleysa, kak Aleysa," teriak Catline kembali.

"Dasar anak kampungan. Di rumah malah teriak-teriak kaya gini. Ga bilang makasih lagi udah di jawab juga pertanyaannya," ucap Danisa.

Catline dan Ershad sudah mencari ke seluruh ruangan yang ada di rumah Hans. Bahkan sampai ke halaman depan tetapi Aleysa tidak ada juga. Neneknya Hans yang sedang istirahat terbangun karena mendengar teriakan Catline yang sedang mencari Aleysa.

"Catline. Ada apa ini? Kenapa kamu panggil kakak kamu sampai teriak-teriak seperti ini? Emangnya ga bisa pelan-pelan?"

"Maaf Nek. Maaf karena Catline udah ganggu istirahat Nenek. Tapi Catline lagi cari kak Aleysa karena kak Aleysa hilang Nek."

"Apa? Aleysa hilang? Kok bisa?"

"Jadi ceritanya gini Nek, tadi kak Aleysa pergi ke swalayan. Tapi sampai sekarang dia ga ketemu juga Nek."

"Kamu itu gimana si Ershad? Kamu itu kan bodyguard nya Aleysa. Masa kamu ga bisa jagain Aleysa si."

"Maaf Nek. Tadi Aleysa sendiri yang ga mau di temani sama saya. Tapi saya udah ikuti Aleysa dari belakang. Dan entah kenapa tiba-tiba aja Aleysa hilang. Dia hilang dari pantauan saya," jelas Ershad.

"Ya sudah kalo gitu coba Nenek telepon Hans dulu. Siapa tau Hans tau dimana Aleysa berada sekarang."

"Aku aja ga tau Nek kak Aleysa ada dimana. Apalagi kak Hans," sambung Catline.

"Kita coba dulu. Siapa tau kan mereka lagi berdua. Nenek coba telepon dulu ya."

Neneknya Hans mencoba menelepon Hans untuk menanyakan keberadaan Aleysa saat ini. Walaupun sebenarnya Neneknya juga tidak yakin jika Hans mengetahuinya, tetapi setidaknya Hans akan tahu jika istrinya saat ini sedang hilang.

Nenek : "Hallo Hans. Kamu lagi ada dimana?"

Hans : "Aku lagi di lapangan tinjau proyek Nek. Emangnya kenapa Nek?"

Nenek : "Ga apa-apa si sebenarnya. Tapi kamu tau ga dimana keberadaan Aleysa sekarang ini?"

Hans : "Ya aku ga tau lah Nek. Aku kan lagi kerja. Emangnya dia kenapa?"

Nenek : "Aleysa hilang. Catline dan Ershad sudah mencarinya kemana-mana tapi ga ketemu juga."

Hans : "Apa? Aleysa hilang? Kok bisa? Itu Ershad kenapa ga bisa jagain Aleysa si? Yaudah kalo gitu sekarang juga aku pulang Nek."

Sambungan telepon di matikan. Neneknya tidak percaya jika Hans akan se-khawatir ini setelah mengetahui jika Aleysa hilang. Bahkan Hans akan segera pulang ke rumah saat ini juga.

"Gimana Nek?" tanya Catline.

"Hans juga ga tau dimana keberadaan Aleysa sekarang ini. Karena sekarang ini Hans sedang dilapangkan untuk tinjau proyek. Tapi dia mau segera pulang untuk bantu kita cari Aleysa. Udah, kamu jangan khawatir lagi ya Catline."

-TBC-


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C40
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión