Descargar la aplicación
25% Farewell My Darling / Chapter 1: Chapter Satu
Farewell My Darling Farewell My Darling original

Farewell My Darling

Autor: Diny_Verdina

© WebNovel

Capítulo 1: Chapter Satu

Saint Pov
"Aku pulang!!!!", teriakku yang baru pulang sekolah
"Akhirnya adik phi tersayang pulang juga. Gimana di sekolah?", sahut phi Mint kakak perempuan aku satu-satunya
"Begitulah phi", sahutku sambil duduk di sofa karena jujur hari ini aku sangat capek apalagi kini aku berada di ajaran terakhir di sekolah dan sebentar lagi aku akan lulus dari sekolah dan masuk ke perkuliahan
"Begitu gimana? Kamu sudah makan belum? Mau phi panasin makanannya dulu nggak?", tanya phi Mint
"Tidak usah phi. Nanti saja aku makannya. Aku mau ke kamar saja dulu. Mae kemana ya?", sahutku
"Mae lagi belanja ke supermarket", sahut phi Mint
"Oh gitu, pantas saja rumah ini sepi banget. Apa mae pergi bersama bibi Nok?", sahutku
"Bibi Nok ada di belakang lagi menyiram tanaman nong. Apakah kamu membutuhkan sesuatu biar phi panggilkan bibi Nok atau mau phi yang menyiapkan. Apa kamu mau phi buatkan susu strawberry?", ujar phi Mint
"Hehehehehe, iya phi aku mau susu strawberry yang dingin. Kalau gitu biar aku bikin sendiri. Apalagi phi sudah rapi gitu. Pasti mau pergi sama phi Peak khan", sahutku
"Tidak apa-apa nong lagipula phi Peak masih sibuk di rumah sakit. Tadi phi telpon phi Peak masih sibuk menangani pasien", sahut phi Mint yang langsung ke dapur dan akupun menyusul ke dapur
"Phi Peak sibuk banget ya phi padahal sebentar lagi kalian berdua mau menikah", sahutku
"Begitulah. Kamu kayak tidak tahu phi Peak saja. Untung saja urusan gaun pengantin, undangan dan lainnya sudah siap. Tinggal urusan catering saja yang masih kami berdua perdebatkan", sahut phi Mint sambil sibuk membuatkan aku susu strawberry. Phi Mint dan phi Peak akan menikah sebentar lagi dan jujur aku bahagia walaupun dalam hati aku sakit karena cinta pertama aku akan menikah dan dengan begitu aku sudah tidak dapat kesempatan untuk mendapatkan phi Peak.
"Hahahahahaha, mau gimana lagi phi khan phi Peak ada darah Jepangnya jadi pasti phi Peak ingin ada makanan Jepang. Lagian kenapa phi tidak menuruti saja cateringnya ada makanan Jepangnya", sahutku
"Aaaahhh, bukan phi tidak mau nong tetapi itu berarti pengeluaran untuk pernikahan ini akan membengkak dan itu berarti kami berdua harus mengeluarkan uang tabungan kami berdua lagi. Kamu khan tahu nong kalau kami menikah ini semua biayanya berasal dari uang tabungan kami sendiri dan tidak meminta dari orang tua", sahut phi Mint. Inilah hebatnya phi aku satu ini yang tidak mau menyusahkan pho dan mae dalam pesta pernikahannya dengan phi Peak begitupula phi Peak. Kapan kira-kira ada cowok yang seperti itu sama aku. Aku adalah bukan cowok straight melainkan aku adalah cowok gay. Aku tahu kelainan seksualitas ini dari aku kecil. Di saat anak-anak cowok main pesawat-pesawatan dan mobil-mobilan, aku malah sibuk main boneka dan memperhatikan mae masak sehingga umur segini aku sudah jago masak makanan.
"Iya phi aku tahu tapi tidak ada salahnya khan minta sedikit bantuan pho untuk nambah budget makanan Jepang ini dan aku yakin kalau pho pasti setuju", sahutku
"Lihat nanti deh nong. Ini susu strawberry dingin kamu nong. Kamu yakin tidak lapar nong?", sahut phi Mint
"Tidak phi. Tadi sebelum pulang aku sudah makan sama Babe makanya aku masih kenyang dan aku hanya mau susu strawberry dingin saja phi. Ya udah phi aku mau ke kamar dulu soalnya banyak tugas yang mau aku kerjakan", sahutku yang berlalu meninggalkan phi Mint sambil membawa gelas yang berisi susu strawberry dingin dan tas sekolah. Sesampainya di kamar setelah menaruh tas sekolah di atas meja dan menghabiskan susu strawberry dingin aku memutuskan untuk mandi tapi sebelumnya aku mengambil kaos dan celana pendek.
Selesai mandi dan berganti pakaian aku memutuskan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang sangat banyak apalagi sebentar lagi aku akan ujian akhir sekolah.
Peak pov
Betapa sibuknya aku hari ini di rumah sakit. Aku kira selesai menangani pasien di ruang praktekku, pekerjaan aku sudah selesai tetapi nyatanya malah aku harus menangani operasi pasien.
"Aaah, akhirnya selesai juga", sahutku saat keluar dari ruang operasi setelah berhasil menangani operasi
"Terima kasih atas kerja keras hari ini dokter Peak", sahut Cine salah satu perawat yang membantu operasiku hari ini
"Sama-sama, aku juga mengucapkan terima kasih atas bantuan kalian semua", sahutku sambil tersenyum dan kemudian aku masuk kembali ke dalam ruang praktekku dan mengambil handphone untuk menelpon Mint. Aku yakin pasti Mint sudah lama menunggu aku apalagi tadi aku janji akan pergi ke rumah Mint.
Cukup lama telpon aku tidak diangkat sama Mint. Apakah Mint marah sama aku.
"Halo sayang", sahutku saat telpon aku diangkat
"Halo phi Peak", sahut suara di sana yang ternyata bukan Mint yang angkat
"Nong Saint?", tanyaku
"Iya phi Peak. Ini aku nong Saint. Maaf kalau aku yang mengangkat telpon soalnya phi Mint sedang ada di kamar mandi", sahut nong Saint
"Tidak apa-apa nong Saint. Tolong bilang sama Mint kalau aku tidak jadi ke rumah karena sudah terlalu malam. Tadinya aku mau ke rumah saat sudah tidak ada pasien-pasien tetapi tiba-tiba ada operasi mendadak tetapi besok aku janji akan ke rumah. Tolong bilangin Mint ya nong Saint", sahutku
"Siap phi Peak. Nanti aku akan bilang sama phi Mint", sahut nong Saint
"Makasih ya nong. Kalau gitu aku tutup telponnya ya nong dan salam buat Mint", sahutku
"Siap phi Peak", sahut nong Saint
Selesai menelpon aku memutuskan membereskan barang-barang aku dan pulang ke rumah apalagi jam sudah menunjukkan jam setengah 11 malam.
Tidak membutuhkan waktu lama sampai juga aku di rumah. Sebuah rumah yang aku beli sendiri dengan uang jerih payahku dan di rumah ini hanya ada aku dan bibi Pasiri pelayan yang mengasuh aku dari kecil. Memang semenjak aku menjadi dokter di rumah sakit aku memutuskan tinggal di rumah ini karena dekat dari rumah sakit padahal tadinya aku baru akan tinggal di rumah ini saat aku sudah menikah dengan Mint
"Akhirnya tuan muda Peak pulang juga. Sebentar bibi mau panaskan makanan dulu pasti tuan muda Peak sudah lapar", sahut bibi Pasiri
"Makasih ya bi dan maaf jadi membangunkan bibi malam-malam begini", sahutku
"Tidak apa-apa tuan muda Peak lagipula bibi juga belum tidur dan lagi nonton drama Korea kesukaan bibi", sahut bibi Pasiri
"Hahahahahaha, astaga bibi. Jangan bilang bibi lagi nonton drama Koreanya aktor kesukaan bibi itu. Aku lupa namanya", sahutku
"Cha Eun Woo tuan muda Peak", sahut bibi Pasiri sambil senyum-senyum sendiri
"Nah itu. Ohya bi jangan lupa buatkan aku teh hangat juga ya", sahutku
"Siap tuan muda Peak", sahut bibi Pasiri

Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C1
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión