```
Sudah tengah malam. Mo Rao tertidur. Namun, dia tidak tahu bahwa hal yang tidak terpikirkan telah terjadi di kamar Mo Yuan.
Fu Ying berguling-guling, tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan pemikiran tentang Mo Rao.
Dalam keheningan malam, orang sering merasa sangat kesepian, dan dalam skenario ini, wanita yang dia cintai sedang tidur di kamar sebelah. Fu Ying merasa bahwa karena dia bukan seorang pria yang sopan lagi, mungkin lebih baik dia pergi berbicara dengan wanita itu untuk meredakan kerinduannya.
Maka, Fu Ying bangun untuk menanyakan apakah Mo Rao sudah tidur.
Dia mengetuk pintu dan suara langkah kaki terdengar di dalam kamar.
Fu Ying menyesuaikan piyamanya dengan gugup untuk menghindari kesan dia kelihatan seperti seorang pervert.
Gembok berputar dan pintu perlahan terbuka. Hati Fu Ying perlahan meninggi dengan antisipasi.