Namun, dua detik kemudian beban di punggungnya hilang. Ariana, yang hanya bisa mendengar dering di telinganya, mendengar suara cemas memanggil namanya,
"Ariana—Dokter Harlow, bisakah kamu mendengarku?"
"Ai—Aiden?" Ariana berbicara serak, merasa seolah kotak suaranya telah hancur sebelum disatukan kembali dengan sembarangan. Dia berkedip tapi tidak bisa melihat apa-apa karena darah yang menutupi matanya.
"Ini aku," Aiden menghela nafas lega. Dia membantu Ariana duduk tegak di lantai sebelum mengeluarkan saputangan dari saku jasnya. "Tetap diam, ya? Kalau tidak saputangan ini bisa menusuk matamu."
Ariana menggumam saat dia menutup matanya dan membiarkan Aiden membersihkan darah yang telah menetes ke dahinya. Dia meringis ketika pria itu menekan kain lembut saputangan ke lukanya.