Descargar la aplicación
80% SOLARIUM || Black Clover Fanfic / Chapter 8: [07]. Suatu Hari di Kota Kastel

Capítulo 8: [07]. Suatu Hari di Kota Kastel

Sepulangnya dari misi pertama. Serena panik melihat kondisi adiknya itu

"Aku baik'saja kak. Orang-orang di desa itu sudah mengobati. Ugh, walau tak seberapa setidaknya membantu." Ujar Kim

"Tidak, kau harus pulih supaya bisa melakukan misi selanjutnya. Tyran."

Seorang laki-laki mendekat, dia menutup matanya dan ketika mata kirinya dibuka pupilnya berubah menjadi bulan. Kim masuk dalam sebuah kubus membuatnya melayang. Lukanya lama-lama menutup

"Wah keren!. Tapi, apa Mana mu tidak apa-apa?. Senior." Ucap Kim

"Tidak apa. Penyembuh tidak akan menarik banyak Mana ku." Jelas Tyran. Kim mengangguk

Tyran lalu juga mengobati yang lain. Hingga komandan Pluto pun datang

"Kalian berhasil melakukan misi pertama kalian. Kabar menyedihkannya ialah pak Seihi yang telah tiada. Semoga beliau sudah menemukan kedamaiannya." Yang lain ikut merasa sedih

"Dan kabar baiknya…" semuanya menunggu-nunggu

"Kalian mendapat bintang dari Kaisar Sihir untuk misi pertama kalian!." Ujar komandan Pluto gembira. Semuanya bersorak heboh

"Bintang?." Gumam Kim seraya turun perlahan. Ternyata lukanya sudah sembuh secepat itu

"Kau tak tahu?. Setiap pasukan akan diberikan bintang dan gelar terbaik oleh Kaisar Sihir, bagi mereka yang melakukan misi dengan baik. Selamat ya para pemula!." Ucap Minerva

Kim dan Celine terkekeh malu. Sementara Liam tak peduli dan Nike yang tersenyum sombong

"Yang lebih penting, hari ini adalah hari gajian kalian!."

Kim menatap binar kantung berisi sejumlah uang banyak

"Mau kau belanjakan apa?." Tanya Deana tiba-tiba

Kim diam dan tersentak

"Setengah akan ku kirim ke ayah dan Alice. Lalu setengahnya untuk memperbaiki tombakku."

"Hee tombakmu kenapa?." Tanya Zayn, laki-laki doyan makan

"Dia menyelamatkan anggota pasukan Banteng Hitam, makanya sampai terluka dan senjatanya rusak." Jelas Gery

"Pasukan Banteng Hitam?!."

Pluto mendekat lalu menepuk pundak Kim dengan senyum bangga. Jujur komandan mereka itu sangatlah tampan karena terbilang masih cukup muda, bahkan membuat Kim klepek-klepek

"Teruskan. Mau menjalankan misi dengan siapapun, kita harus bisa saling bekerjasama. Kalian paham?."

"Ya komandan!." Semuanya lantas mengangkat tangan ke dada sebagai tanda penghormatan

"Apa itu?."

"Hee kalian tak tau?!. Ini itu tanda kehormatan yang melambangkan Semanggi!." Ujar Zaken lantang. Kim dan Celine langsung melakukan hormat yang sama

"Lalu bagaimana dengan orang-orang itu komandan?." Tanya Nike

"Pihak Banteng Hitam yang akan mengurus ke departemen penyihir." Nike mengangguk

Kim mengangkat tangannya mengalihkan perhatian semua disana

"Bagaimana aku memulihkan tombakku?."

"Soal itu Rachel ahlinya." Ujar Liodra seraya menunjuk gadis tomboy berambut pendek yang dari tadi duduk dengan santai

'Dia anggota sini toh?!'

"Rachel punya banyak kenalan. Selain memulihkan senjata Kim, mungkin juga bisa menambah Mana sihir kalian." Ucap Minerva

"Hee hebatnya. Kapan kita pergi senior?!." Seru Celine antusias

"Sekarang. Kalian berdua ikut?." Tanya Rachel pada kedua laki-laki pemula

"Ke kota Kastel kan?. Kami bangsawan tak akan pergi kesana." Jawab Nike seraya berlalu pergi, begitupun dengan Liam

Rachel menggeleng kemudian mengajak kedua gadis itu keluar. Celine pergi dengan dibonceng Rachel, sementara Kim mengendarai sapunya sendiri

"Hey Kim!. Jangan sampai tersesat!." Teriak Rachel

"Ay ay kapten!."

~•~

Kerajaan Semanggi terbagi dalam tiga wilayah. Wilayah tempat tinggal keluarga raja dan bangsawan, wilayah para rakyat jelata biasa, dan wilayah buangan berisi orang-orang gelandangan. Kota Kastel berada di wilayah para rakyat jelata biasa yang juga menjadi tempat ujian masuk Ksatria Sihir yang diselenggarakan beberapa hari yang lalu

Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang. Selain ada pemukiman warga juga terdapat toko-toko yang menjual dengan harga murah

"Wahh ramainya." Gumam takjub Kim. Celine mengangguk antusias

"Hey itu bukannya jubah Ksatria Sihir?."

"Iya. Lambang itu, sepertinya dari pasukan Solarium."

"Pasukan yang baru dibentuk tiga tahun lalu dengan alasan tak jelas. Kudengar mereka juga merekrut banyak penyihir tak berguna."

Kim berdecak kesal dan langsung ditahan Rachel

"Abaikan saja. Disaat seperti ini sudah biasa terjadi. Kau harus rileks." Ujar Rachel. Kim menghela nafas

Celine membeli beberapa makanan manis. Rachel membeli pesanan anggota lainnya seperti obat-obatan dan kebutuhan pribadi. Sementara Kim bingung mau membeli apa

"Kau sungguh tak mau membeli apa-apa Kim?." Tanya Rachel. Celine mengangguk dengan mulutnya yang penuh

"Entahlah. Aku kenyang dan tak tau harus membeli apa. Yang kupikirkan hanya senjataku. Senior, kapan aku bisa memulihkannya?."

"Sekarang. Ayo ikut aku."

Mereka berdua berjalan mengikuti Rachel ke sebuah gang kecil

"Sudah sampai!."

"Eh?. Disini?."

Rachel berjalan maju dan tanpa disangka tubuhnya menembus tembok gang tersebut mengejutkan Kim dan Celine

"Ayo ayo kalian juga!." Ajak Rachel

Kim dan Celine saling tatap lalu masuk bersamaan. Mulut mereka ternganga melihat sebuah pasar dibalik tembok tadi

"Selamat datang di pasar gelap!."

"Pasar gelap?."

"Ya. Tempat ini memang berbahaya tapi disinilah kalian bisa menemukan alat-alat sihir yang bagus. Mari kita cari alat sihir yang cocok untuk kalian berdua." Kim dan Celine hanya mengikuti Rachel yang pergi dari toko ke toko

"Oy Rachel!. Sini-sini aku ada barang bagus!."

"Benarkah?. Tapi sekarang aku butuh alat untuk memperbaiki senjata sihir juniorku." Ujar Rachel

"Memperbaiki senjata sihir?."

Kim mengeluarkan tombaknya yang terbelah dua dari Grimoire

"Hmm, ini sih masih bisa diperbaiki. Tapi kau taulah." Orang itu menggesek jarinya

"Hahh akan saya bayar berapapun. Tapi … harus sesuai hasil ya." Orang itu menelan ludahnya kasar. Kim kembali tersenyum setelah mendapat anggukan

"Sepertinya memakan waktu lama. Kami akan kembali beberapa hari lagi. Nah, kalian berdua ayo kita kembali berkeliling!."

Tapi mereka dikejutkan dengan teriakan seorang nenek tua yang hartanya dicuri

"Kita harus-." Kim sudah berlari cepat menuju suara itu

"Kim!. Kau mau melawan pakai apa?!." Seru Rachel

Tapi Kim tak peduli dan terus berlari tanpa sadar dirinya melewati anggota Banteng Hitam, dan ternyata Asta bersama Sekke juga ikut mengejar

"Motor mu norak sekali, fuh hah."

"Sudah kubilang namaku Sekke!."

Kim menyeringai, dia menghentakkan kakinya. Listrik merah keluar dan Kim langsung melesat berlari di dinding bangunan

"Oy Asta!."

"Kim?!. Kau sudah pulih?!."

"Mm-hm. Ayo berlomba siapa yang duluan menangkapnya!."

"Yosha!. Siapa takut ha?!."

Sementara Sekke mati-matian mengejar. Tapi dia tak bisa mengalahkan tekad mereka berdua

Orang itu berhenti setelah yakin kalau dirinya sudah tidak diikuti lagi, tapi tiba-tiba dia dikejutkan dengan Kim yang tepat diatasnya

"Rasakan ini!." Dengan kakinya yang berlistrik, Kim menendang orang itu hingga terpantul ke udara

Asta melompat dari rumah ke rumah lalu mengeluarkan pedangnya

"Yosha!." Dengan teriakan heboh Asta melempar pedangnya hingga sihir awan orang itu hilang membuatnya terjatuh

Sekke datang lalu menabrak sang pelaku

"Hahaha sekarang pujian itu adalah milikku!." Tawa Sekke berhenti seketika ketika pencuri itu menusuk kakinya dengan pisau beracun

"Sekarang kita imbang." Pencuri itu pingsan

"Huargh!." Sekke terjatuh

"Ada apa, fuh hah?!." Sekke menunjuk kakinya

"R-racun."

"Hee racun?!." Pekik Kim

Sekke menatap langit dengan sendu, berpikir kalau dirinya akan berakhir saat itu juga

'Kalau dipikir-pikir, dulu aku juga berangai untuk sampai ke puncak'

"Fuh hah!. Bertahanlah!."

Sekke langsung menarik kerah baju Asta

"Kau pernah mengalahkan ku. Seterusnya kau harus berada di paling atas, Asta. Aku percayakan itu padamu." Tangan Sekke jatuh dan matanya perlahan tertutup

Kim menutup mulutnya tak percaya

"Fuh hah?. Fuh hah!."

'Aneh, kenapa aku tak mati?'

BUAGH

"Uargh!. A-apa yang kau lakukan?!."

"Jangan memberikan kepercayaan begitu kepada orang lain bodoh!. Kau harus bisa melakukannya sendiri!." Teriak Asta. Sekke terdiam

"Aku tak mati?."

"Tidaklah dasar, itu racun biasa. Dengan salep pun bisa sembuh." Ujar Rachel. Sementara Vanessa mengoleskan salep tersebut

Sekke tersenyum kikuk. Pencuri itu lalu dibawa oleh Sekke

"Yo Asta sampai bertemu lagi ya!."

"Sampai bertemu lagi fuh hah!."

Kim dan Asta bertos tangan. Mereka lalu mengembalikan uang milik nenek tadi

"Lain kali hati-hati ya nek."

"Terimakasih banyak, tuan dan nona Ksatria Sihir."

"Em. Kalau begitu kami pamit dulu ya nek."

Semuanya melambai kemudian pergi. Nenek itu kemudian berangsur-angsur berubah menjadi seseorang

"Sihir yang membatalkan sihir lain?. Yami merekrut anak yang hebat. Lalu, gadis itu. Walau tak mengeluarkan seluruh sihirnya, Mana nya luar biasanya. Yami dan Pluto, tak kusangka."

Sebuah bayangan pria berambut biru tiba-tiba muncul

"Rupanya anda disini. Saya sudah mencari anda kemana-mana. Kaisar Sihir."

Ya, orang itu ialah sang Kaisar Sihir. Julius Novachrono

"Aku hanya menyamar dan melihat-lihat sihir baru di kota."

"Apa?!. Apa anda tau siapa diri anda?!."

"Tenanglah, Marx. Menemukan sihir baru hanya terjadi sekali seumur hidup. Kalau begitu aku akan kembali menyamar dan mencari sihir baru."

"Apa?!. Kaisar-."

To Be Continue…


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C8
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión