Peringatan tak terduga tersebut memberi sensasi menggigil di tulang belakang John, matanya membulat karena panik. Dia mengangkat tangannya menyerah dan mundur cepat, wajahnya pucat.
Abigail maju, matanya tertuju pada wajah John yang ketakutan. "Kita tidak akan pergi kemana-mana sampai kita mendapatkan kebenarannya," ucapnya dengan suara bergetar penuh keyakinan.
Mata John bergerak liar antara mereka berdua, pikirannya berpacu mencoba memahami ancaman yang mencekam. Abigail bisa melihat rasa takut dan putus asa terpancar dari wajahnya, dan dia tahu bahwa mereka telah membuatnya terpojok.
Melihat situasi sudah terkendali, Pak Miller memberi isyarat kepada Abigail untuk masuk.
Abigail masuk ke ruangan dan duduk di sofa yang sudah lusuh, pandangannya tidak berpaling saat dia menilai pria di depannya. "Duduk." Dia menunjuk bangku di depannya.