Ketika Christopher terus memeluknya, Abigail bisa merasakan luka dan kerinduan di dalam hatinya. Itu menyakitkannya melihat dia dalam kondisi seperti ini, tapi dia merasa tidak berdaya. Dia tahu dia harus memprioritaskan keselamatan anak mereka. Peringatan dokter bergema di pikirannya, mengingatkannya pada risiko potensial.
Hati Abigail merindukannya, dan keinginan yang membara di antara mereka sulit diabaikan. Hormon kehamilan memperkuat dorongan fisik dan emosionalnya, membuatnya lebih sulit baginya untuk menolak. Namun, dia tidak bisa membiarkan emosinya mengaburkan penilaian. Dia harus kuat untuk dirinya sendiri dan bayi yang belum lahir mereka.
"Aku tidak bisa melakukan ini," katanya ragu, menatap lurus ke matanya. "Kamu harus menunggu."