Udara lembab Ludus menyambar Sonia seperti tamparan hangat saat dia melangkah keluar dari bandara. Di sampingnya, Bryan bergulat dengan bagasi mereka, senyum bingung menggantung di bibirnya.
"Selamat datang kembali ke realita," kata Bryan dan Sonia memaksakan senyum.
Realita terasa sedikit lebih berat dari biasanya. Keputusan untuk mempersingkat bulan madu mereka terus menggoda pikirannya, tapi bayangan wajah Mia yang berlumuran air mata saat mereka terakhir kali bersama di pernikahan Mia, tak membiarkannya bersantai. Dia harus bertemu dengan temannya, memberikan dukungan apapun yang dia bisa dan berpamitan sebelum Mia pergi.
"Baiklah," Sonia merapatkan bahu, semburat tekad muncul di matanya. "Yang pertama harus dilakukan. Saya harus menelepon Lucy."
Bryan mengangkat alisnya. "Lucy? Untuk apa?"
"Kita harus cari tahu apakah Mia ada di rumah Tom..."