Jeslyn terlihat di kamarnya, berdiri di dekat jendela lantai-langit sambil menatap angkasa, terlarut dalam lamunan.
Badai petir dari cakrawala, ditambah dengan hujan yang menghantam jendela nya membuat Jeslyn kembali ke kenyataan. Pada saat itu, batu rainborite di jarinya bersinar terang, namun kali ini, cahaya pink yang menyelimuti Jeslyn dalam sekejap kemudian menghilang lagi.
Jeslyn menatap cincin itu untuk waktu yang lama. Dia menyadari kemarin bahwa batu rainborite tidak hanya bersinar ketika suhu berubah tetapi juga ketika suasana hatinya berubah.
Hal lain yang dia amati adalah, ketika batu itu bersinar, dia mulai merasa rileks dan pusing.
Jeslyn menguap dan kembali ke tempat tidur. Tak lama, dia tertidur.
Di tengah malam, Pink memasuki kamar Jeslyn dan duduk di samping kepala tempat tidurnya. Menatap putrinya yang tidur dengan tenang, Pink mengambil tangan Jeslyn dan perlahan mulai memijatnya sambil berbicara sendiri.