*Julia mewawancarai Ethan
Ethan sedang duduk dengan tenang di kantin (PREQ), mengamati hasil catatan penelitian terbarunya. Suasana tenang terhampar di sekitarnya, ketika tiba-tiba handphone-nya bergetar di saku. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Dengan keheranan, Ethan menerima panggilan tersebut.
Ethan: "Halo, siapa ini?"
Julia: "Halo, Ethan. Ini Julia, seorang wartawan."
Ethan kaget mendengar nama Julia. Bagaimana mungkin seorang wartawan mengetahui nomor handphone-nya? Dia mulai meragukan keamanan privasinya.
Ethan: "Maaf, tapi bagaimana kamu bisa mendapatkan nomor handphone saya?"
Julia: "Sebagai wartawan yang cukup terkenal, saya memiliki banyak jaringan dan sumber informasi. Saya tertarik dengan penelitianmu yang terbaru, dan saya berharap bisa mendapatkan wawancara eksklusif denganmu."
Ethan tetap curiga, tetapi juga tertarik dengan kesempatan untuk memperluas penyebaran penelitiannya kepada masyarakat.
Ethan: "Apa yang membuatmu tertarik pada penelitian saya?"
Julia: "Penelitianmu tentang sinar keabadian dan kekuatan yang terkandung di dalamnya menarik perhatian saya. Saya ingin memahami lebih dalam tentang potensi dan konsekuensi dari penemuanmu. Dan tentu saja, memberikan informasi ini kepada publik."
Ethan merasa ada sesuatu yang mencurigakan, tetapi dia juga menyadari pentingnya penyebaran pengetahuan ilmiah kepada masyarakat. Dia memutuskan untuk berhati-hati tetapi tetap terbuka terhadap wawancara tersebut.
Ethan: "Baiklah, saya bersedia memberikan wawancara. Tapi tolong pastikan bahwa ini adalah wawancara yang jujur dan objektif."
Julia: "Tentu saja, saya akan menghormati integritas penelitianmu. Kita bisa bertemu di tempat yang nyaman bagimu, atau jika kamu mau, kita bisa langsung bertemu sekarang di kantin laboratorium."
Ethan berpikir sejenak. Dia tidak ingin memberikan Julia akses terlalu dekat ke laboratoriumnya, tetapi dia juga ingin memastikan bahwa wawancara ini berlangsung dengan transparansi.
Ethan: "Baiklah, saya akan bertemu denganmu di kantin laboratorium dalam beberapa menit. Tetapi tolong diingat, ini hanya wawancara awal. Jika saya merasa ada hal yang tidak pantas atau tidak etis, wawancara akan segera berakhir."
Julia: "Saya mengerti. Saya akan menghormati batasan-batasan tersebut. Sampai jumpa di sana, Ethan."
Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Ethan merenung sejenak. Dia tidak yakin apakah dia telah membuat keputusan yang benar dengan menerima wawancara ini, tetapi dia juga merasa bahwa pengetahuan terbaru harus disebarkan kepada dunia. Dalam hatinya, ada keraguan dan ketegangan, tetapi juga sedikit harapan
Ethan tiba di kantin laboratorium dengan hati-hati. Dia memperhatikan setiap orang yang ada di sekitarnya, mencoba melihat apakah ada yang mencurigakan. Julia, dengan ponselnya yang terlihat di tangan, duduk di salah satu meja kosong dengan senyum ramah di wajahnya.
Julia: "Hai, Ethan! Terima kasih telah setuju untuk bertemu dengan saya."
Ethan: "Halo, Julia. Saya ingin tahu lebih banyak tentang niat sebenarnya di balik wawancara ini. Jujur, saya masih ragu tentang keamanan informasi penelitian saya."
Julia: "Saya sepenuhnya memahami keraguanmu, Ethan. Tetapi saya dapat memberikan jaminan bahwa saya akan memperlakukan penelitianmu dengan hormat dan menjaga kerahasiaannya. Saya hanya ingin memperluas pemahaman kita tentang sinar keabadian dan bagaimana itu dapat mempengaruhi dunia."
Ethan tetap waspada, tetapi mendengar argumen Julia membuatnya sedikit lebih terbuka. Dia duduk di meja yang bersebelahan dengannya.
Ethan: "Baiklah, mari kita mulai wawancara ini. Tetapi ingat, saya tidak akan memberikan informasi rahasia atau detail teknis yang dapat membahayakan penelitian saya."
Julia: "Sepakat, Ethan. Saya menghormati batasan yang kamu tetapkan. Pertama-tama, saya ingin tahu bagaimana kamu menemukan konsep sinar keabadian ini dan apa yang membuatmu tertarik untuk meneliti hal tersebut."
Ethan mulai menjelaskan dengan penuh semangat tentang penelitiannya. Dia bercerita tentang masa kecilnya yang penuh dengan imajinasi dan keingintahuan tentang kekuatan supernatural. Ketika dia mulai belajar ilmu fisika dan menggabungkannya dengan pemikiran inovatifnya, dia menemukan konsep sinar keabadian. Dia menjelaskan tentang potensi sinar tersebut untuk menghasilkan energi tak terbatas dan mengubah cara dunia menggunakan sumber daya.
Julia: Wow, Ethan! Ceritamu sungguh menarik! Jadi, semuanya dimulai dari masa kecilmu yang penuh dengan imajinasi dan keingintahuan tentang kekuatan supernatural?
Ethan: Ya, betul sekali! Aku selalu terpesona dengan hal-hal yang tampak di luar jangkauan kita, yang tidak terlihat oleh mata biasa. Jadi, saat aku mulai belajar ilmu fisika, aku berpikir, mengapa tidak menggabungkan pemikiranku yang inovatif dengan konsep-konsep ilmiah yang ada?
Julia: Hebat sekali! Dan hasil dari gabungan itu adalah konsep sinar keabadian, bukan?
Ethan: Tepat sekali, Julia! Aku telah mengembangkan konsep sinar keabadian yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan energi tak terbatas. Dengan memanfaatkan sifat-sifat sinar ini, kita bisa mengubah cara dunia menggunakan sumber daya.
Julia: Wah, sungguh luar biasa! Jadi, apa yang bisa kita lakukan dengan energi tak terbatas ini? Menghentikan kelaparan di dunia? Menyelesaikan krisis energi?, Atau menggunakannya untuk keamanan kota?.
Ethan: Tentu, itu adalah tujuan jangka panjang yang bisa kita capai. Dengan energi tak terbatas, kita bisa menggerakkan teknologi yang sebelumnya dianggap mustahil. Bayangkan, kendaraan yang tidak memerlukan bahan bakar fosil, sistem penerangan yang hemat energi, dan masih banyak lagi! Dunia akan menjadi tempat yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Julia: Wah, aku tidak sabar untuk melihat itu terjadi! Aku bisa membayangkan betapa terkejutnya para perusahaan minyak dan gas melihat perkembangan ini. Mungkin pesawat akan bisa terbang dengan menggunakan energi ramah lingkungan tersebut.
Ethan: Haha, ya, pasti mereka akan terkejut besar! Tapi semoga mereka bisa melihat bahwa ini adalah langkah maju yang tak terelakkan. Kita harus berani mengubah paradigma kita tentang energi dan bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Julia: Aku setuju! Dan tentu saja, di balik semua keberhasilan ini, ada juga kemungkinan kita bisa menghasilkan royalti yang besar, bukan? Setuju, kan?
Ethan: Haha, tentu saja, Julia! Kita bisa jadi kaya raya dengan penemuan ini. Tapi ingat, uang bukanlah tujuan utama kita. Yang terpenting adalah memberikan dampak positif bagi dunia dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Jadi, mari kita lanjutkan perjalanan ini dengan semangat.
Julia: Baiklah, semangat dan humoris itulah yang akan menemani kita dalam perjalanan ini, Ethan! Kita bisa menciptakan keajaiban dan mendapatkan royalti sekaligus. Tapi, tolong jangan lupakan bahwa kita adalah sahabat yang berbagi mimpi dan ambisi!
Ethan: Tidak akan pernah, Julia! Kami adalah tim yang tak terpisahkan dalam perjalanan ini. Bersama, kita bisa menghadapi segala rintangan dan mencapai kesuksesan yang luar biasa.
Julia mendengarkan dengan seksama dan mengajukan pertanyaan yang cerdas. Dia menunjukkan minat yang nyata dalam penelitian Ethan, menggali lebih dalam tentang aplikasi potensial dari sinar keabadian dan dampaknya terhadap masyarakat.
Wawancara berlangsung selama beberapa jam, di mana Ethan dan Julia berdiskusi tentang penelitian, eksperimen, dan kemungkinan dampaknya. Ethan merasa bahwa Julia benar-benar tertarik pada isu-isu yang dihadapinya dan tidak hanya mencari sensasi untuk artikelnya.
Setelah wawancara selesai, Julia berterima kasih pada Ethan atas kesempatan yang diberikan dan berjanji akan memberikan wawancara yang adil dan berimbang. Dia meninggalkan kantin laboratorium dengan sebuah senyuman, meninggalkan Ethan dalam kebingungan.
Julia menutup pintu ruangan setelah keluar dari kantin laboratorium, senyumnya masih terukir di wajahnya. Namun, di balik senyum itu, ada rencana yang tak terungkap. Tujuan sebenarnya dari wawancara dengan Ethan adalah untuk mendapatkan royalti yang besar dari informasi yang dimiliki olehnya.
Julia telah menelusuri latar belakang Ethan dengan cermat. Dia menyadari bahwa Ethan adalah orang yang sangat berhati-hati dalam menjaga kerahasiaan penelitiannya. Julia juga mengetahui bahwa Ethan tidak akan membagikan informasi tersebut kepada wartawan lainnya secara mendalam, dan itulah yang membuatnya melihat peluang besar.
Sejak pertama kali bertemu dengan Ethan, Julia merasa ada hubungan khusus antara mereka. Mereka saling memahami dan terbuka satu sama lain. Ethan mempercayai Julia sebagai seorang wartawan yang jujur dan objektif. Di mata Ethan, Julia bukan hanya seorang wartawan biasa, tetapi seorang sahabat yang dapat dipercaya.
Julia merasa bahwa itulah saat yang tepat untuk memanfaatkan hubungan tersebut demi keuntungannya sendiri. Dia tahu bahwa informasi yang dimiliki oleh Ethan memiliki nilai yang sangat besar di dunia ilmiah dan industri energi. Dengan memperoleh akses eksklusif ke penelitian dan eksperimen Ethan, Julia yakin bahwa dia dapat menjual informasi tersebut dengan harga yang sangat tinggi.
Julia melihat peluang emas di hadapannya. Informasi yang dimiliki oleh Ethan tidak hanya berharga bagi dunia ilmiah, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mendapatkan keuntungan finansial yang luar biasa. Dalam benaknya, Julia menghitung angka-angka besar yang mungkin dia peroleh dengan menjual informasi ini kepada pihak yang berminat.
Dengan akses eksklusif ke penelitian dan eksperimen Ethan, Julia yakin bahwa dia dapat menjadi pemegang kekuatan dalam industri energi. Dia membayangkan dirinya sebagai seorang figur berpengaruh yang menjalin hubungan dengan perusahaan-perusahaan besar dan institusi pemerintah yang haus akan penemuan terbaru. Melalui penjualan informasi tersebut, Julia bisa mendapatkan keuntungan finansial yang melimpah, memperoleh royalti yang berkelanjutan, dan meningkatkan status serta reputasinya di dunia wartawan.
Julia berencana menggunakan keahliannya sebagai wartawan untuk mempresentasikan penemuan Ethan dengan cara yang menarik dan memikat bagi para pembaca dan investor potensial. Dia akan memanfaatkan keterampilan jurnalistiknya untuk menonjolkan nilai-nilai dan manfaat yang mungkin ditawarkan oleh penelitian Ethan. Dalam visinya, dia akan menjadi penghubung antara penelitian ilmiah yang luar biasa dan kebutuhan nyata di lapangan.
Namun, Julia juga menyadari bahwa langkah yang dia ambil memiliki risiko tinggi. Pengkhianatan terhadap kepercayaan Ethan adalah dosa yang tak termaafkan. Dia harus berhati-hati dan tidak membiarkan niatnya terlalu terlihat. Julia merasa perlu untuk memainkan peran ganda, menunjukkan bahwa dia adalah wartawan yang jujur dan objektif, sambil merangkul ambisi dan keinginan pribadinya secara diam-diam.
Dalam benak Julia, rencana yang terperinci mulai terbentuk. Dia memikirkan bagaimana cara memposisikan dirinya sebagai mitra yang berharga bagi Ethan, menawarkan jasa publikasi dan promosi yang luas serta menghubungkannya dengan investor potensial. Semua itu akan membantunya mendapatkan kepercayaan penuh dari Ethan, yang pada akhirnya akan memudahkan jalannya untuk mendapatkan akses eksklusif ke penelitian dan eksperimen yang berharga.
Dengan hati yang berdebar, Julia melangkah maju dengan rencananya. Dia menganggap ini sebagai kesempatan terbaik dalam hidupnya untuk meraih keberhasilan dan keuntungan besar. Tetapi di balik semua ambisi dan niatnya, ada juga rasa cemas yang tersembunyi. Julia menyadari bahwa tindakannya bisa merusak hubungan dengan Ethan dan mengorbankan nilai-nilai etika jurnalistik yang diakuinya. Namun, ketamakan dan ambisi telah membutakan matanya, dan dia siap untuk menghadapi konsekuensi dari tindakannya.
Saat Julia berjalan keluar dari kantin laboratorium, dia merencanakan langkah-langkah selanjutnya dengan hati-hati. Dia tahu bahwa dia harus bermain dengan cerdik agar Ethan tetap tidak menyadari tujuan sebenarnya dari wawancara tersebut.
Julia memikirkan cara-cara untuk meyakinkan Ethan bahwa kerjasama dengan media adalah langkah yang tepat. Dia berencana untuk menggoda Ethan dengan janji-janji keuntungan finansial yang besar dan penyebaran pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Julia merasa yakin bahwa dia dapat mengendalikan situasi ini dengan kepandaian dan manipulasi yang cermat.
Namun, di balik segala rencana dan ambisinya, ada juga rasa bersalah yang menghantuinya. Meskipun Ethan percaya padanya, Julia tahu bahwa dia melanggar kepercayaan itu dengan tujuan yang egois. Dalam hatinya, pertanyaan moral terus mengganggu pikirannya, tetapi ia terus berusaha untuk menekannya dan fokus pada tujuan utamanya.
Dengan hati yang berdebar-debar, Julia melanjutkan perjalanannya. Dia bertekad untuk mengeksekusi rencananya dengan baik, meskipun itu berarti mengambil keuntungan dari kepercayaan yang diberikan oleh seseorang yang dianggapnya sebagai sahabat.
Ethan merenung tentang wawancara tersebut dan keputusannya untuk membagikan penelitiannya kepada Julia. Dia merasa campuran antara lega dan waspada.
Bersambung.
Ungkapan perasaan cinta Julia..