Descargar la aplicación
70.32% One Piece: Pemanggil Servant / Chapter 109: Bab 109

Capítulo 109: Bab 109

Di tengah malam, Vermillion perlahan membuka matanya.

"Kamu belum tidur, Scheherazade?" Tanya Vermillion sambil menyentuh wajah manisnya.

"Saya tidak mengantuk, Rajaku. Tidak ada banyak kesempatan berduaan denganmu, jadi aku ingin memanfaatkan waktu berharga ini." Scheherazade menggelengkan kepalanya.

Tersenyum, Vermillion membenamkan wajahnya di dada lembut Scheherazade untuk membuat dirinya nyaman.

"Bisakah kamu melanjutkan ceritamu yang belum selesai?"

"Tentu saja, Rajaku." Dengan lembut Scheherazade memeluk kepala Vermillion sambil mengelus rambutnya.

"Namun, ceritaku sangatlah panjang, saya khawatir tidak akan mampu menyelesaikannya hanya dalam satu malam." Suara penuh kasih Scheherazade menggelitik telinga Vermillion.

"Aku tidak ingin ceritamu berakhir. Aku ingin kamu terus menceritakan cerita baru kepadaku." Vermillion dengan pelan menggelengkan kepalanya di dalam dada wanita itu.

"Rajaku, bahkan jika cerita Seribu Satu Malam berakhir, saya dapat membuat cerita baru untukmu."

"Sejauh ini, tidak ada Raja yang menyayangiku sepertimu, jadi, aku tidak ingin berpisah denganmu... aku juga tidak ingin mati, mati berarti perpisahanku denganmu." Suara lirih Scheherazade terdengar di kesunyian malam.

"Jangan khawatir, Scheherazade, aku tidak akan pernah membiarkanmu mati. Jadi, jangan takut, ok?" Vermillion mengangkat kepalanya dari zona hangat lalu menyandarkan dahinya di dahi Scheherazade.

Merasakan momen mesrah ini, Scheherazade dengan lembut berkata, "Jadi, Rajaku, cerita seperti apa yang ingin kamu dengan kali ini? Apakah kamu ingin mendengar cerita bahagia atau sedih?"

"Ceritakan padaku kisah yang membahagiakan. Malam ini aku tidak ingin mendengar cerita sedih."

"Baik, Rajaku."

Waktu berlalu dan malam menjadi semakin intense, sambil menceritakan kisah kesukaan Rajanya, Scheherazade secara perlahan melepaskan baju tidur tipis yang dia kenakan. Malam dingin itu berubuah menjadi malam hangat yang dihiasi oleh bunga sakura yang bermekaran.

***

Pagi hari keesokan harinya.

"Apakah kamu tidur nyenyak tadi malam?" Tanya Semiramis yang menjumpai Masternya dan Scheherazade keluar dari dalam kamar secara bersamaan.

"Sepertinya kamu dan selirmu bersenang-senang tadi malam." Semiramis tersenyum.

"Selamat pagi, Semiramis." Vermillion menyapa sang Ratu.

"Bagaimana perasaanmu, apakah kamu betah tinggal di sini?"

"Beberapa orang yang tinggal di sini sangat khas dan kuat. Karena mereka adalah rekan-rekanmu, aku bersedia menghormati serta tidak akan mencoba meracuni mereka."

"Aku tidak pernah khawatir kamu akan meracuni mereka. Aku mempercayaimu, Semiramis." Vermillion menggelengkan kepalanya.

"Lidahmu memang sangat licin, Master." Kata Semiramis sambil berjalan mendekat.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, aku harap kamu tidak keberatan."

"Sesuatu?"

"Aku mendengar darimu tadi malam bahwa kamu berencana untuk berkeliling pulau sendirian demi memancing Agen bernama Kalifa." Kata Semiramis.

"Aku ingin pergi bersamamu. Dengan kemampuanku, tidak akan ada yang menyadari bahwa ada seseorang yang menemanimu."

"Selama kamu tidak mengambil inisiatif untuk menyerang mereka, aku yakin musuh-musuh itu tidak akan dapat menemukanku." Semiramis mengungkapkan keinginannya.

"Juga, jika aku pergi menemanimu, teman-temanmu yang lain akan merasa lega. Kemarin, Minamoto sangat tidak setuju dengan keinginanmu untuk pergi sendiri, denganku, dia tidak perlu khawatir lagi."

"Masuk akal." Vermillion mengangguk.

"Aku berjanji, selama semut itu tidak dapat membahayakan nyawamu, maka aku tidak akan bergerak."

"Mari pergi, temanmu yang lain telah menunggu di ruang makan."

"Ngomong-ngomong, kamu baik, 'rakus' dan suka bangun terlambat." Kata Semiramis, seakan mengejek.

Scheherazade yang tahu makna dari kalimat itu hanya tersenyum.

"Jika Raja kuno memiliki semua atribu ini, dapat dipastikan bahwa prestasi mereka akan biasa-biasa saja."

"Ahem, meskipun aku rakus, tapi aku-lah yang membentuk takdirku sendiri dan tahu bahwa aku akan mencapai pencapaian besar di masa depan." Vermillion menggaruk hidungnya sambil tersenyum bangga.

"Tidak seperti Raja-Raja itu, denganmu serta yang lainnya di sini, aku akan tetap meraih prestasi hebat bahkan jika aku memutuskan untuk hidup bermalas-malasan."

Mendengar pernyataan konyol serta telapak tangan hangat Masternya yang dia pegang, sudut mulut Semiramis melengkung.

"Kamu memang Master yang malas serta keras kepala."

"Terima kasih banyak." Vermillion menerima 'hinaan' itu layaknya pujian.

-----

read chapter 143 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C109
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión