Capítulo 16: Bab 16
"Tentu saja, bounty petama adalah momen yang sangat penting dan juga tak terlupakan!" Vermillion tersenyum. Menoleh ke arah Emiya, dia berkata, "Emia, aku akan meminta bantuanmu. Tolong siapkan jamuan makanan yang enak!"
"Sungguh Master yang suka memerintah." Emiya menghela nafas tak berdaya.
"Kita terlalu sering mengadakan perjamuan, dan masing-masing dari kalian makan terlalu banyak, hal ini membuatku sedikit lelah."
"Apakah Heroic Spirit lelah karena memasak?" Vermillion merasa tidak percaya, "Untuk sekarang tahanlah, di masa depan akan ada koki yang mungkin dapat membagi pekerjaan denganmu." Katanya sambil mencoba menyemangati.
"Tubuhku tidak lelah, tapi jiwaku." Emiya berjalan menuju dapur sambil menggelengkan kepalanya.
"Semakin hari aku merasa bahwa profesiku tidak lagi Archer, tapi seorang koki."
"Ngomong-ngomong, apakah ada Heroic Spirit dengan job Koki?"
"Tentu saja, dan Heroic Spirit itu kamu, haha!" Vermillion menggoda.
***
"Seperti biasanya, masakan Emiya tidak mengecewakan." Vermillion bersandar malas di kursi setelah makan.
"Ya, aku bahkan heran mengapa aku tidak memperkerjakan seorang koki ketika aku berlayar dulu." Drake menghela nafas tak percaya ketika mengingat perjalanannya yang dulu.
"Jika aku bermalas-malasan seperti ini terus, aku takut tubuhku akan bertambah gemuk." Musashi bangkit dari duduknya, "Aku akan berolahraga dulu."
"Musashi, jika kamu ingin berlatih pedang, bisakah aku bergabung? Aku ingin kamu mengajariku." Vermillion ikut bangkit.
"Meskipun saya telah mendapatkan pemahaman yang cukup setelah mendapatkan Noble Phantasm anda, tapi itu masih kurang."
"Haha, jika Master tertarik dengan Kendo-ku, maka saya akan mengajari anda!"
Setelah sampai di area berlatih, Musashi mengeluarkan pedangnya.
"Master, silahkan."
"Musashi, akau akan menyerang." Menarik katananya, Vermillion segera menyerang wanita itu.
*Slash!*
*Ding!*
Tahu bahwa dirinya jauh lebih buruk dari pada Musashi dalam ilmu pedang, Vermillion tidak sungkan untuk menyerangnya.
Cahaya pedang terus berkilat, pendekar pedang dari genre yang sama saling menebaskan pedang mereka satu sama lain.
***
*Crack!*
"Uhh?" Melihat dua pedangnya yang telah patah, Vermillion merasa tidak bisa berkata-kata.
"Haha, Master, jangan berkecil hati. Kali ini hanya pedang saya yang jauh lebih baik dari milik anda, ketika anda mendapat pedang yang lebih bagus, kita akan bertanding lagi." Musashi mencoba menyemangati Masternya.
"Yah... bahkan jika saya mendapat pedang yang jauh lebih bagus, anda akan tetap menang dengan mudah." Vermillion masih sadar diri, kemampuannya masihlah jauh dari Musashi.
"Tapi, daripada repot mencari Meito, lebih baik menggunakan sihir untuk membuat pedang yang jauh lebih baik."
"Dengan Unlimited Blade Works, hal ini harusnya cukup mudah."
"Emiya, aku akan merepotkanmu." Vermillion menoleh ke arah Emiya.
"Karena ini adalah perintah anda, maka saya akan mengajarkannya dengan sungguh-sungguh." Emiya mengangguk.
"Umm, Master." Musashi berjalan mendekat ke Vermillion, "Apakah anda tahu seorang master kendo di dekat sini? Setelah berlatih bersama anda, entah mengapa saya ingin merasakan dan melihat kendo dunia ini."
"Bebicara tentang master pedang, seharusnya ada di dekat sini. Kalau tidak salah dia tinggal di desa Shimotsuki, namanya Koushirou."
Vermillion berkata sambil mengelus dagunya, "Lokasi kita sekarang seharusnya tidak terlalu jauh dengan desa itu. Drake, mari arahkan kapal ke desa Shimotsuki."
"Aye, aye, Master!"
Drake memutar kemudi, kemudian kapalnya berlayar ke arah desa dimana Zoro berlatih di awal seri.
"Jika tidak salah, seharusnya putri Koushirou masih hidup saat ini. Mengapa tidak menyelamatkannya saja? Bukankah ini seperti membunuh dua burung dengan satu batu?"
"Lagi pula akan sangat disayangkan jika gadis muda seperti itu meninggal." Vermillion bergumam sambil menatap ke arah lautan yang luas.
Beberapa jam kemudian, hari sudah berubah malam ketika Golden Hind merapat di desa Shimotsuki.
"Pak, apakah anda tahu Dojo milik tuan Koushirou?" Vermillion bertanya kepada lelaki tua yang ada di jalanan desa.
"Dojo milik Koushirou? Dojo itu ada di sana." Pria tua itu menunjuk ke suatu tempat.
"Apakah kalian datang ke sini untuk belajar kendo? Akan kuberi tahu sesuatu, Koushirou adalah pendekar pedang dengan keterampilan yang nyata." Pria tua itu berkata.
"Suatu kali aku pernah melihatnya memotong sebuah kapal bajak laut hanya dengan satu kali ayunan pedang!" Ucapnya sambil mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Apakah itu benar, pak? Menarik..." Vermillion tersenyum ketika mendengar klaim itu.
Setelah berpamitan dengan pria tua ramah itu, Vermillion dan rombongannya langsung pergi menuju Dojo.
***
Di dalam Dojo, suara kanak-kanak terdengar.
"Sungguh lelucon! Kamu telah mengalahkanku berkali-kali, tapi kamu masih ragu bahwa wanita tidak dapat menjadi pendekar nomor satu di dunia?!"
Zoro menatap ke arah Kuina dengan tatapan marah. "Dengar, ayo buat janji. Suatu hari nanti, salah satu dari kita akan menjadi pendekar pedang terhebat di dunia!"
"Zoro..." Kuina memandang Zoro dengan keheranan. "Janji!"
"Sepertinya aku datang tepat waktu." Di kejauhan, Vermillion berkata lega ketika melihat sosok Kuina yang masih sehat.
"Teman-teman, tunggu di sini dulu, aku ingin mengikuti gadis itu."
Dengan begitu, Vermillion mengikuti Kuina secara diam-diam.
-----
Rhys, Lupus Noir; thank you for your generosity!
-----
read chapter 41 on;
patréon.com/mizuki77
ko-fi.com/mizuki77
Estado de energía semanal
-- Ranking de
Poder 
-- Piedra de
Poder