Descargar la aplicación
10.4% Shadow of Love / Chapter 26: Kamu keruangan bersamaku sekarang

Capítulo 26: Kamu keruangan bersamaku sekarang

Anita menarik nafasnya panjang seraya menatap kearah laptop miliknya dengan kesal. ia tahu , ini semua hanyalah akal-akalan hans untuk mengerjai dirinya. ia sudah sangat hafal dengan trick dan sifat tidak tahu malu hans itu. hatinya merasa geram. namun ia seakan tidak punya daya untuk melawannya.

Apakah ia masih belum puas membuatku menderita selama ini ! batin anita menggerutu, tanpa sadar mencengkeram bolpoint ditangannya dengan kuat , merasa kesal pada sikap hans yang kini seolah sengaja ingin menganggu hidup dan ketenangan yang baru dibangunnya lagi.

Entah bagaimana hans berbicara dengan atasannya tadi, sehingga pada akhir meeting bu dina menyuruhnya untuk tetap stay ditempatnya sekarang dengan alasan hans ingin berbicara dengannya secara personal untuk membahas tentang job desc.nya besok hari. dan ia tidak punya pilihan lain selain terpaksa menuruti perintah atasannya itu tanpa syarat. membuatnya mau tidak mau harus tinggal berdua saja dengan hans didalam ruang meeting.

“Bagaimana kabarmu nit?,... aku tidak menyangka kita dapat bertemu kembali disini ……” tanya hans santai sambil berjalan dengan langkah elegant menghampiri anita ketempat duduknya. ia langsung menghempas pantatnya duduk disisi meja anita untuk menciptakan kedekatan secara fisik.

Anita tampak terdiam membeku. ia mendadak merasa suasana dalam ruangan meeting berubah terasa begitu senyap dan menjadi dingin.

“K-Kabarku B-baik …” jawab anita tergagap. berusaha keras bersikap tenang, ia reflect menyelipkan tangannya kebawah meja untuk menyembunyikan tangannya yang tampak gemetar tidak terkendali.

Melihat reaksi ketakuttan isterinya itu, wajah hans langsung merona merah. seolah sedang menahan tawa yang siap meledak. hans yang sudah sangat hafal dengan kharakter pemalu dan kaku anita itu, tidak menyangka bahwa isterinya masih merasa takut padanya dan menganggap ia seolah adalah orang asing .

Spontan hans membelai puncak kepala anita dengan lembut lalu menyelipkan rambut panjangnya kesisi telinga agar rambutnya tidak menghalangi pandangan matanya untuk menatap seluruh wajah isterinya itu dengan leluasa.

anita langsung terperanjat kaget. “A-Apa yang kamu lakukan …”

“Membelai rambut isteriku…… kenapa ? kamu keberattan ?” ucap hans dengan suara lirih seolah sedang mengintimidasi.

GLEK ! anita menelan ludahnya dengan berat. kata-kata hans memang benar adanya. in fact, saat ini ia memang masih berstatus sebagai istrinya…… tapi

bukan berarti ia bisa seenaknya memegang bagian tubuhnya tanpa permisi khan!.wajah anita semakin memerah bagai udang rebus, namun ia tidak dapat berbuat banyak selain membalas tatapan hans dengan perasaan kesal. namun anehnya ia merasa situasinya sekarang tidak menakutkan seperti saat bersama hans tempo hari. entah karena ia merasa aman karena seluruh penjuru ruangan meeting full of cctv camera yang merekam gerak gerik mereka dalam ruangan saat ini sehingga membuat hans tidak akan berani berbuat macam-macam padanya.

“Sepertinya kamu sangat menikmati kerja disini.……”

“Biasa saja ”

“Benarkah, tapi aku melihatnya tidak biasa saja …… by the way apakah prastian tahu. kalau kamu sekarang sudah menikah …… ” tanya hans sarcasm. seolah sengaja ingin memancing reaksi anita selanjutnya.

“Aku hanya ingin mengingatkan. sebaiknya kamu sadar diri. bahwa kamu sekarang ini masih berstatus sebagai istriku. jadi jaga sikapmu dalam berinteraksi dengan pria lain !” ucap hans lantang. seolah sedang memberi peringatan keras pada anita.

Anita langsung mendengakkan wajahnya keatas dan balas menatap kearah hans tajam.

“Apakah kamu sudah selesai ! maaf. tapi aku masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan …… ” jawab anita tak kalah lantang, seraya berdiri dari tempat duduknya.

“Kenapa... kamu tidak mau mengakui bahwa aku masih suamimu ?”

Tanpa memperdulikan ucapan hans anita sengaja terus mengemas barang-barangnya dari atas meja. ia berniat untuk segera pergi dari ruangan meeting itu secepatnya.

“Ohh. jadi kamu tidak ingin menjawabnya?baiklah..... aku mengerti. kalau begitu kita bicarakan hal lainnya ” ucap hans mengalah, sambil menekan bahu anita dengan kuat. hingga membuat anita terduduk kembali dikursinya. dan tidak membiarkan anita pergi darinya begitu saja.

Hans langsung berhenti mencerca pertanyaan pada anita. ia berpikir yang terpenting saat ini, ia dapat bersama dengan istrinya, setidaknya dengan melihatnya saja dapat meringankan rasa rindu yang mengikatnya beberapa bulan ini.

Hans kemudian memasang wajah serius dan mulai ke topic pembicaraan.

“Sesuai kesepakatan dengan atasanmu tadi, mulai besok kamu akan bekerja di kantorku dan memberi laporan tentang progress pengerjaan proyek ini secara reguler dan dipresentasikan langsung padaku.”

“Baik pak . saya mengerti ” jawab anita tegas, tampak mencoba bersikap professional dan langsung menempatkan diri bersikap selayaknya seorang karyawan pada boss nya.

Hans tampak tersenyum samar. hatinya terasa digelitik geli saat mendengar anita memanggilnya dengan sebutan pak dan bersikap sangat formal padanya.

“OK. kalau begitu aku tunggu kedatanganmu besok dikantor ……”

“Baik pak... saya pasti akan datang tepat waktu ”

“Good !.... kalau begitu see you tomorrow sayang ……” goda hans, sengaja mendekatkan wajahnya pada telinga anita dan berbisik mesra padanya. lalu melangkah pergi meninggalkan ruang meeting.

Hans terlihat berjabat tangan dengan direktur sebelum beranjak pergi dari kantor.

"Kami sangat exited dengan proyek kerja sama ini, semoga kami bisa memberi karya terbaik untuk Perusahaan anda pak hans…" kata direktur , berbincang formalitas sambil berjalan mengantar kepergian hans keluar kantor.

"Saya juga tidak sabar untuk melihat realisasi design anda pada apartments terbaru Wijaya group ! saya tunggu implementasinya segera yah . saya harap hasilnya tidak mengecewakan !" balas hans bersemanggat. sambil menebar senyum cerah kearah direktur utama.

"Tentu... tentu saja pak hans ! suatu kehormatan untuk perusahaan kami dapat bekerja sama dengan raksasa bisnis property sebesar Wijaya group, ini benar-benar kesempatan emas untuk kami … kami pasti akan bekerja keras dan memberi yang terbaik !"

"Anda jangan terlalu merendah … perusahaan anda juga besar dan sudah terkenal dengan kehebatan karya designnya. untuk itu kami memilihnya. jadi mari kita bekerja sama secara professional… " mendadak hans menghentikan langkahnya, jari telunjuknya memegang dahinya. seolah sedang menginggat sesuatu. ia lalu membalikkan badannya kearah direktur.

"Oiyaa .jangan lupa saya ingin anda pastikan karyawan yang saya tunjuk tadi bekerja di kantor saya mulai besok ! "

"Ohh itu… Tentu saja pak. tidak ada masalah. kami akan mengaturnya, saya jamin mulai besok pagi ia akan langsung mengantarkan laporan ke-meja bapak setiap hari". Jawab direktur dengan wajah serius dan meyakinkan. Hans tampak menganggukkan kepalanya merasa puas atas jawabban yang didengarnya.

Sementara itu, anita terlihat menghela nafas dalam-dalam. 'bajingan ini! kenapa tidak pernah berhenti mengangguku! masih bagus aku tidak memperpanjang masalah ! ternyata nyalinya besar juga. beraninya dia muncul dihadapanku dan mengerjaiku begini. benar-benar cari mati !'.anita mengertakkan giginya dengan kesal.

"Nitt … kamu dipanggil keruang direktur sekarang " ujar bu dina mengaggetkan lamunan anita, yang secara tiba-tiba sudah muncul dibelakang kursi kerjanya.

"Ohhh iyaa bu…. saya segera kesana …" Anita segera menutup laptopnya dan langsung berdiri dari kursi kerjanya, dengan langkah tergesa ia langsung menuju ke ruangan direktur utama.

TOK TOK TOK !

"Permisi pak.… apakah bapak memanggil saya ?"

"Masuk !… ohhh yah siapa namamu ?…"

"Anita Marie pak …"

"Kamu berintegrasi dengan bagian design dan Keuangan. mulai besok kamu buat laporan integral, dan presentasikan dengan baik dikantor Wijaya group. mereka ingin kamu berkantor disana selama penggarapan proyek ! ingat ! kamu harus koordinasikan dulu semua laporan yang dibuat sebelum presentasi setiap hari. paham, "

"Baik .. saya mengerti pak,"

"Good. ingat baik-baik ! disana nanti kamu akan bekerja secara personal, namun membawa nama perusahaan. jadi beban kamu akan berat."

"Jangan khawatir nanti kamu akan mendapatkan rewards lebih jika dapat bekerja tanpa kesalahan sedikitpun… perusahaan kita sangat fair dalam memberi reward pekerjaan"

"Terima kasih pak ! Saya paham …"

"Bagus … kamu boleh keluar sekarang! persiapkan semua barang-barang yang akan kamu bawa besok"

"Baik. saya pamit dulu sekarang "

****

Keesokan paginya …

Anita menyetir mobilnya menuju kekantor Wijaya group. sesuai instruksi direktur , hari ini ia mulai berkantor di perusahaan milik hans itu. meski sebenarnya perasaannya begitu takut menghadapi hans. namun ia terus berkata pada dirinya sendiri. untuk menghadapi ini dengan berani. life must goes on. she choose to move on, let go and get over it. Anita menolak untuk stay behind. and locked in the past. she decided to be brave. and doing what she afraid to do.

Memang ini challenge yang sangat berat untuk dirinya. namun demi professional kerja. ia harus berani menghadapinya.

aku tidak akan lari dan menghindar dari rasa takutku lagi... I want to face my fears ! ia memberi suggesti pada dirinya sendiri.

" Hallo ....selamat pagi....saya Anita dari design and Co. .... saya perwakilan Perusahaan yang akan bekerja disini mulai hari ini... kantor kami sudah membuat appointment sebelumnya. apakah saya bisa bertemu dengan bapak hans." kata anita memperkenalkan diri pada wanita cantik berkaca mata minus didepannya.

Wanita itu tampak menatap dirinya sejenak. sikapnya terkesan acuh tak acuh. ia lalu membenarkan kaca mata minus diwajahnya yang agak turun ke hidung.

"Ohhh.... jadi kamu yang namanya Anita .... aku Jennifer! sekretaris pribadi pak hans ... kamu boleh bekerja disitu untuk sementara. sembari menunggu arahan dari pak hans dimana nanti kamu akan berkantor, " ucap jenny dengan ekspresi wajah datar. jarinya menunjuk ke satu meja kosong yang berada tepat disampingnya.

"Ohhh … senang bisa berkenalan denganmu Jenny" balas anita dengan ramah,

"Oiya adakah yang harus aku perhatikan selama bekerja disini Jen ?! " ucap anita berbasa basi berusaha menciptakan rasa pertemanan dengan jenny.

Jenny langsung melihat kearahnya dengan tatapan masam. "Hmmm sebaiknya kamu jangan berdandan terlalu menor begitu..... kamu coba ganti warna lipstickmu dengan lipstick nude or warna soft. agar memberi kesan kalem , tidak seperti ingin menggoda boss begitu !" jawabnya ketus. mengomentari penampilan anita.

Anita spontan mengambil cermin kecil didalam tas kerjanya. dan langsung melihat riasan diwajahnya. mencoba koreksi diri. menatap kearah cermin dan melihat riasan wajahnya dengan seksama. hmm what's wrong with my makeup ? , perasaan ini biasa saja. tidak berlebihan.… ia memang sengaja memilih warna lipstick merah menyala. untuk memberi kesan berani. selebihnya riasan diwajahnya terlihat flawless.

"Bagaimana ini … padahal aku baru membeli lipstick diskon ini kemarin. beli satu dapat satu jenn ... sayang sekali kalau dibuang, .. mana gaji pas-passan buat beli lipstick warna baru… huhhh nasib …" Anita menundukkan wajahnya kebawah. sambil memasang ekspresi memelas.

'Hahhh bener juga ! dia khan hanya pegawai level bawah .!...pasti gaji juga gak seberapa.... pasti berat buat beli lipstick lagi'. jenny auto merasa tersadar dari sikap arrogant nya barusan, entah mengapa hatinya tiba-tiba melunak "Ehh kalau ku perhatikan lagi sebenarnya lipstick kamu warnanya lumayan masih oke kokk… hanya sedikit lebih bold saja, kamu pakek saja lipstick yang kamu punya sekarang. yang penting bibirmu gak pucat saja saat pergi kekantor .. …tenang saja. pak hans easy going kokk. gak pernah masalahin hal sepelebegini ... " ucap jenny canggung. tampak berusaha meralat kritikannya sendiridan auto berusaha menenangkan anita.

"Tapi wajahku kelihatan menor khan … jadi terkesan seperti akan menggoda boss saja… bagaimana dong"

"Tidak kok, makeup kamu masih standard kokk. … it's okay, aku pikir tidak ada masalah dengan itu"

Yesss!! Aku kerjain balik kamu Jen... emang enak!! seru anita dalam hati. sembari menundukkan wajahnya kebawah. berusaha menahan senyum geli dengan sikap salah tingkah jenny padanya. lagian apa hubungannya professional kerja dengan warna lipstick dan make up wajah.ada-ada saja.

Hans yang tampak berdiri disamping pintu lift tampak tersenyum lebar dalam diam. secara tidak sengaja ia mendengar obrolan antara jenny dengan anita. ia menahan tawa dalam hati ternyata anita bisa usil juga. benar-benar kocak ini isteriku. batinnya.

"Hiiii Good morning...." sapa hans santai. kedatangannya auto mengaggetkan jenny dan anita. "Selamat pagi juga pak...." jawab Jenny memberi salam balik pada hans. seraya berdiri dari tempat duduknya dan menganggukkan kepalanya sebagai tanda hormat pada boss nya itu. dengan polos anita tampak langsung mengikuti aksi jenny tersebut ikut menundukkan kepalanya dan memberi salam pada hans.

Hans tampak tersenyum kecil. matanya terus menatap kearah anita dengan lekat"Anita kamu keruangan bersamaku sekarang. kita harus diskusi tentang rencana pengerjaan design hari ini bukan … "

"Iyaa … B-Baik pak …" jawab anita gugup. spontan langsung mengambil laptop dari meja kerjanya lalu berjalan membuntuti langkah hans dari belakang. perasaannya tiba-tiba menjadi tidak enak. namun ia berusaha menyingkirkannya. dan berpikiran positive. pokoknya ia akan mengambil langkah hukum jika sampai hans berani berbuat macam-macam pada dirinya ! batin anita meyakinkan dirinya sendiri.

Tiba-tiba hans menghentikan langkahnya tepat didepan pintu ruang kerjanya.

"Jenny kamu handle semua schedule. aku tidak ingin diganggu hingga diskusi dengan anita selesai ”

"Baik pak.... saya mengerti"

Hans lalu mempersilahkan anita memasuki ruang kerjanya duluan. sementara ia sengaja mengikutinya dari belakang. anita diam-diam terus mencuri pandang kearah hans dengan wajah tidak yakin. rasa traumanya seolah langsung menyerangnya kembali. anita memejamkan matanya sejenak. berusaha menenangkan diri dan bersikap tenang.

Anita lalu berjalan perlahan menuju kearah meja kerja hans. pandangannya otomatis menyapu keseluruh ruangan kantor hans yang begitu luas itu dan tanpa sadar ia merasa kagum dengan interior design kantor yang terkesan luxurious milik hans itu. ruangan kantor hans berdinding kaca tidak tembus pandang. dengan satu set couch nyaman berwarna grey menghiasi tengah ruangan yang sepertinya berfungsi sebagai tempat menerima tamu.

beberapa tanaman hijau nan indah tampak menghias pojok ruangan. juga lukisan aesthetic didinding ruangan menambah kesan mewah keseluruhan ruangan.

pandangan mata anita lalu beralih ke atas meja kerja hans. matanya tanpa sengaja menangkap sebuah foto pengantin berfigura putih yang terpajang cantik didepan meja kerja hans. itu adalah foto pernikahan mereka yang menampakkan ia sedang tersenyum lebar sambil memeluk hans dengan erat dalam balutan gown pengantin putih yang menawan seolah menunjukkan bahwa ia sangat bahagia kala itu.

"Silahkan duduk...." ucapan hans seketika mengaggetkan lamunan anita. saking kagetnya anita hampir saja menjatuhkan laptopnya kelantai beruntung reflectsnya langsung meresponse cepat. sehingga laptopnya segera dapat dikuasainya lagi.

"Kamu gak apa apa...."

"It's okay....I'm okay .....maafkan kecerobohan saya" jawab anita gugup. wajahnya seketika memerah bagai udang rebus. merasa malu sendiri dengan sikap cerobohnya yang hampir menjatuhkan laptopnya gara-gara tidak focus.

"Hati-hati … bukankah laptop itu sangat penting untuk pekerjaanmu," ucap hans care sambil menggiring tubuh anita menuju ke sofa panjang berwarna grey yang berada ditengah ruangan . mereka berdua kemudian duduk berdampingan disana.

"Silahkan bisa dimulai sekarang ....saya akan mendengarkan pemaparan kamu dengan seksama" ucap hans santai. dalam tatapan matanya, tersirat tatapan nakal dan menggoda.

Hans terus menatap anita dengan intense. menikmati setiap gerak gerik isterinya yang tampak serius memberi penjelasan dan mempresentasikan design yang akan diterapkan pada hari ini.

Anita memang sangat mempesona. wajahnya yang cantik. bibirnya yang sensual. body nya yang proportional. dadanya yang tidak berlebihan. kaki jenjangnya begitu menawan. benar-benar membuat hans mabuk kepayang. tanpa sadar hans terus menatap kearah anita tidak berkedip. jantungnya berdegup tidak beraturan, jiwanya telah merasa haus akan anita.dan ia kini bagai macan yang sudah siap untuk menerkam isterinya itu sekarang juga. ia benar-benar sudah tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.

Ahhhh tapi, bukankah tubuh indah itu adalah punyaku..... bukankah dia adalah isteriku sendiri .... tanpa disadari hans semakin mendekatkan tubuhnya kearah anita, detik selanjutnya, dengan gerakan sangat cepat hans langsung menyambar bibir anita yang sedang tekun berbicara. dan langsung melumatnya dengan intense.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C26
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión