Descargar la aplicación
13.33% SANG PENAKLUK PULAU SUMATERA / Chapter 6: KEDATANGAN NYI BLORONG

Capítulo 6: KEDATANGAN NYI BLORONG

CHAPTER 6. KEDATANGAN NYI BLORONG

Sesudah selesai Waqiahan, kami mengobrol dulu dengan sesama jamaah. Memang kalau waqiahan harian tidak pernah penuh, kadang hanya 5 atau 6 orang saja. Tapi setelah saya ada disni, beberapa hari ini yang ikut Waqiahan lumayan banyak, mereka pasti menyempatkan ke majelis hanya untuk berkumpul dan belajar medium.

“Sini Hesti, kita ngobrol dulu sebentar” kang Adim, Kang Roni dan Kang Asep sini dekat ke sini, aku bisa bicara bareng.

"Gimana Hesti? Bisa diceritakan, gimana awal mulanya?"

Kemudian Hesti menceritakan mulai dari awal bagaimana adek nya telah meninggal karena dilindas oleh bapaknya sendiri karena ditumbalkan oleh paman nya. Dan setelah itu bapak nya mendapatkan firasat jelek mengenai dirinya. Kemudian bapaknya menyampaikan nya. Sebelum ini sudah dimediumkan oleh kang SuAdim tapi hanya untuk mengetahui rahasia gaib dibalik meninggal adeknya.

"Kang, tahun ini saya yang jadi tumbalnya, karena dia sudah mulai menurun omsetnya, dan dia juga katanya ke Jawa tempatnya dia mengambil pesugihan nya," kata Hesti.

"Kang Adim, bagaimana kemaren waktu medium waktu itu?"

"Kemaren itu ya dijelaskan kalau pamannya itu mengambil pesugihan dari Pantai Selatan, dan ada perjanjian dengan gaib sana. Memang siapa kang di Pantai Selatan itu?"

"Oh Nyi Bl*ron* Kang, dia Ratu Siluman Ular, tempatnya para dukun bermuara untuk pesugihan harta dan ilmu"

"Oh gitu kang, itu sadis banget dia kasar dan kejam"

"Iya begitulah kan Bl*rong* sekarang yang ilmu hitamnya di pergunakan oleh dukun di seluruh dunia ini"

"Oh, jadi semua dukun akhirnya ke Nyi Bl*rong* ya kang?"

"Ya, sepertinya kang"

"Ya, sudah kita medium sekarang kang," kataku.

"Ayo, sekarang mulai"

"Kang Asep ajah mediator nya"

"Ya, siap kang"

Kemudian kumasukkan gaib yang membuat perjanjian pesugihan yang telah diadakan oleh paman nya Hesti, Kufokus dan kumasukkan ke dalam badan kang Asep.

Tubuh kang Asep merespons gaib yang ada di dalam badannya untuk menguasai dan sinkron dengan tubuhnya.

"Heeeeemmmmm....Siapa kalian?!!"

"Kami bukan siapa-siapa kok, kami hanya manusia biasa yang tak punya apa-apa"

"Terus kenapa kamu memanggilku ke sini? Mengganggu saya saja?!!" katanya marah.

Kami sudah jagain semua sekeliling badannya kang Asep, kemudian kulihat matanya melek,

"Kamu makhluk apa emang?"

"Aku Iblis...hahahahaha" katanya.

"Jadi Iblis ajah bangga...hahahaha" kataku

"Ayo adu ilmu, hahahaha...silahkan semua serang saya!!" katanya meledek dan menantang.

"Aku gak punya ilmu, lebih baik gini ajah, kamu yang serang saya, kalau kami bisa kalah kami akan menjadi pengikutmu deh.." kataku menanggapi nya.

"Hahahaha,....benar nih?!!" katanya, sambil dia mengambil ancang-ancang gerakan ke atas dan menggebrak lantai.

"(Password) kembali ke bandannya 100 kali lipat..Hu' " kataku sambil menghalau serangan nya dengan tanganku yang kulambaikan ke badan nya.

Dia langsung terjungkal ke belakang dan langsung bangun lagi. Kemudian dia menyerang lagi, dan kupassword dengan membalikkan 1000 kali lipat, dan dia terjungkal lagi dengan badan tak bangun lagi. Kubangun lagi dan menghampirinya yang terbatuk-batuk seperti menahan sakit yang luar biasa.

"Aduhh adduhh saaaakiiit kenapa kamu bisa menggagalkan Ilmu ku dan aku yang terluka??" katanya sambil sambil tergeletak.

"Ya,gak tau kamu kenapa bisa begitu?? Mau lagi menyerangku?? Sini saya bantu kamu bangun lagi. Pakai jurus pamungkas mu yang terhebat!!" kataku sambil membantu dia bangun.

"Ayo jangan tanggung-tanggung, sekalian saja!" kataku.

Dia kemudian mengambil lagi ancang-ancang buat menyerangku lagi. Kembali kubalikkan serangannya ke dia 1000 kali lipat dan dia kembali terjungkal ke belakang, untung saja dijagai oleh Kang Gandi jadi bisa tidak terbentur dengan ubin.

"Nah, kamu disitu ajah ya, sekarang giliran saya, gimana?!!" kataku sambil mengambil ancang-ancang menggebrak dia.

"Ampun ampun ampun, maafkan saya sudah berani menyerang kamu! " katanya sambil bangun dan minta ampun.

"Loh kok, sudahan, kamu curang!! Saya kan belum lakukan apa-apa sama kamu?!"

"Sudah saya mengaku kalah sekarang, apa maumu?!"

"Hmm, aku maunya kamu tunduk pada Penguasa Alam Gaib!!" kataku ke dia sambil jariku menekan perutnya agar dia tak lari.

"Ya saya tau, kalian itu pengikut beliau, saya minta ampun!! " katanya lagi sambil menyembah.

"Loh, kamu dah tau tho? Kenapa gak ngomong? kalau ngomong dah tau saya ya saya gak akan begini jadinya!!" kataku ke dia.

"Ya, saya minta ampun!" katanya bangun dan duduk,

"Kamu suruhan siapa?!!" tanyaku.

"Nyi Bl*ron* yah?" tanyaku lagi, karena kumerasa energi yang kuat di seluruh tubuh kang Adim.

"Iya, saya panglima dari Nyi Bl*ron*!!" katanya sambil menunduk.

"Hhmmm, saya putus dulu perjanjian dan hubungan mu dengan Nyi Bl*rong*...Hu' "

"Kenapa kau putus? nanti dia mencariku ke sini!" katanya gusar.

"Ya, gak papa kalau mau ke sini, ya ke sini saja," kataku lagi.

"Kamu tak takut apa?/!!" tanyanya heran.

"Tidak, saya tidak takut apa-apa kok sama dia!" kataku tegas.

"Ya, kalau diputus hubunganku dengan dia bagaimana nasibku ke depannya" katanya lagi.

"Ya, kamu jadi Muslim saja dan kamu jadi tentara dari Beliau, mau?" tanyaku kepadanya menawarkan pilihan,

"Ya sudah saya akan menjadi pengikut beliau saja" katanya sambil menunduk malu.

"Ya, kalau nggak mau kamu saya hancurkan saja dan kubuang ke Neraka Jahanam ya??!" kataku menakuti nya.

"Tidak mau, saya masih mau hidup di dunia ini!" katanya lagi sambil ketakutan,

"Ya biar kamu kekal di neraka jahanam saja!" kataku sambil membuat lubang neraka Jahanam di depannya,

"Tidak mau, saya mohon ampun!!" sambil menyembah-nyembah menolak.

"Ya sudah, ikutin saya ya!!" perintahku.

Kemudian kubimbing dia masuk Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat.

"Sudah ya! kalau kamu nanti murtad kamu akan langsung masuk neraka jahanam sampai akhir kiamat"

"Ya saya paham...!!" katanya semangat.

"Saya putus hubungaan dan perjanjian nya dengan paman nya Hesti ini...Hu'...Nah kamu dah gak bisa ambil lagi tumbal ya dari keluarganya Hesti!!". kataku melarangnya.

Baru selesai memutus perjanjiannya, tiba-tiba kang Adim bangkit dan mengamuk dan saya password agak tenang dan saya kunci dan kuikat kaki nya supaya gak bisa bergerak.

"Huaahahahahahaha...kamu ngapain susah-susah memutus semua perjanjian dengan anak buahku ini?!"

"Sampeyan siapa tiba-tiba datang, gak salam dulu!!"

"Aku Bl*rong*....hahahahaha!!"

"Hah..Bl*rong*??!! Boong kamu!!"

"Ya benar, kalau gak percaya lihat dia disana!" sambil menunjuk ke arah kang Asep dan dia menggenggam seperti meremas yang ada di dalam genggamannya.

"Akan kuhancurkan dia, sudah berkhianat, hheeeemmm!!!"

Kang Asep langsung teriak histeris," Aaahhhhhhhhh sakiittt...!!! sambil memegang kepalanya seperti sedang dihancurkan.

Kemudian ku pasword balik serangan nya kembali ke Nyi Bl*rong* 100 kali lipat dan Kang Adim terjungkal ke belakang sedikit dan aku langsung menyerang Nyi Bl*rong* dengan Kemplang Jagad dan dia terjungkal kembali ke belakang sambil muntah-muntah.

"Kamu beraninya menghajar ku dan menyerang ku, awas kamu, sekarang penggantinya akan kubawa Nyawa orang ini! hahahahaha!!" katanya sambil mengambil sesuatu di dada kang Adim dengan seluruh tenaga dan hendak keluar dari raga kang Adim. Dan ku password yang dibawanya hanya daging secuil saja. Kemudian kubantu keluarkan dan masukkan ke Neraka Jahanam.

Akhirnya kang Adim sadar dan kembali muntah-muntah dan sedikit keluar darah dalam muntahnya. Dia kemudian tergeletak seperti tak ada tenaga.

"Kang Gandi, kasih kang Adim tambahan Power, kang!!" kataku.

Kang Gandi langsung melakukan nya,

"Nanti saya urus kang Asep dulu, ini dia masih belum keluar!" kataku lagi.

"Hhmm, sudah aman belum?" tanyaku kepada kang Asep.

"Terima kasih kamu sudah menyelamatkan ku" katanya.

"Ah, kamu harusnya sudah bisa menghalau dia tadi, kenapa diam saja?" tanyaku.

"Ya, semua tiba-tiba dan aku kaget sekali" katanya.

"Ya, lain kali siap-siap, ilmu mu dah komplit masalahnya" kataku kepadanya memberitahukan.

"Ya, sudah kamu ke atas mesjid gaib diatas majelis ini ya?" kataku menyuruh dia.

"Ya terima kasih, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" Kata kami.

"Gimana, kang Adim dah sadar belum?" tanyaku.

"Hahahahaha..." kang Adim bangkit lagi dan Nyi Bl*rong* hadir lagi untuk menyerangku tiba-tiba.

“Aku akan ambil pengganti nya nanti setelah dua bulan dari sekarang!! hahahahaha" katanya sambil mengancam ku.

Kupassword meledak..Hu'

Dia pun langsung kembali terjungkal dan kembali tergeletak di lantai dan kang Adim tak sadarkan diri. Kemudian kupegang semua badannya dan membersihkan sisa-sisa energi buruk Nyi Bl*rong* dan kupegang kepala kang Adim. Kukembalikan ruh dan sukmanya supaya lengkap kembali ke raganya setelah energi nya penuh dan luka-luka nya sembuh.

Kemudian tak lama kemudian Kang Adim bangun dan berusaha untuk duduk, dibantu oleh kang Gandi yang ada disamping nya.

"Waduh, cuantik kang Nyi Bl*rong*nya cuma badannya Ular..hiiiii, serem" katanya lagi.

"Katanya cantik kok serem sih kang?? hahahaha" kataku lagi sambil mengambil sebatang rokok dan menghisap nya.

"Makanya itu kang tadi saya berasa kepala saya seperti diremas-remas dan dia sudah meremas jantung saya tadi!!" jelas kang Asep.

"Ya mudah-mudahan ke depannya tak ada lagi Bl*rong* ketemu kita, hehehe. Soalnya urusan nya itu Nyawa kang, hiii serem ahh" kataku lagi.

"Kok, segitu dasyat nya ya pesugihan Nyi Bl*rong*? Kayak ada yang di TV ajah ya kang?!!" kataku tereran-heran.

"Iya serem banget kang, hahahahaha!" kata kang Adim yang sudah bisa merokok dan minum kopi lagi.

Kemudian sesudah itu kami semua kembali ngopi dan merokok bersama.

"Hayo, makan malamnya dimakan kang?!" kata kang Tarman sambil menyuruhku makan.

"Iya kang Tarman santai ajah dulu, abis pada nguli ini minta air dingin boleh?" tanyaku ke kang Tarman.

"Boleh, kang bentar ya," katanya sambil ke kulkas mengambil air dingin.

"Ini kang taroh di tengah saja," katanya.

"Siap kang...Nah Hesti kita baru bisa membantu kamu sampai segitu dulu ya, semoga kamu sudah aman sekarang, tapi kalau ada yang urgent bisa ke sini lagi," kataku.

"Kang Narendra, masih lama kan disini?" tanya Hesti.

"Iya, Insya Allah masih," kataku menjawab.

"Ya Sudah saya ucapkan terima kasih ya kang, atas bantuannya. Ke semuanya juga semoga kebaikan kalian dibalas Allah aamiin.." kata Hesti kembali sambil menggabungkan kedua tangan nya seperti berterima kasih.

"Aamiin..." kata kamu semua

"Ke kang Asep juga dong Hesti?" kata kang Gandi menggoda kang Asep yang lagi ngeliatin terus Hesti yang mungil dan cantik itu.

"Huss, Sudah ah!! kang Gandi nih ngeledek terus!" kata kang Asep.

"Cie Cie Cie" ledek kang Gandi sambil tertawa terbahak-bahak melihat sikap kang Asep yang malu karena kasmaran.

"Ayo, Hesti juga sekalian makan dulu," kataku kepada Hesti.

"Iya, kang saya sudah makan tadi, mungkin Yuni belum makan?" sambil menengok ke arah Yuni.

"Oh, Sudah nanti ajah kang santai" kata Yuni kemudian.

"Tuh kang, Istri saya nanya tuh, kenapa kang Narendra kalau disuruh makan susah, apa gak suka masakannya?" kata kang Tarman yang berada di samping istrinya.

"Hahahaaha...aku jarang makan bu. Masakan nya saya doyan kok, cocok banget sama lidahku bu," kataku.

"Tuh bunda, bukan gak suka masakan bunda tapi emang kang Narendra itu suka tirakat, makan jarang cuma merokok dan minum kopinya sebakul, hahahaha" kata kang Tarman sambil tertawa.

"Kalau dah pernah Ngedan gitu, bunda," katanya lagi.

"Iya bu, saya kuat gak makan, kadang makan ya sekali atau dua kali sehari, kalau makan terus saya cepet gemuk. Ini ajah Sudah mulai gemuk dan saya harus mulai puasa lagi ini," kataku.

"Puasa tingkatan lagi, kang?" tanya kang Adim.

"Iya kang, mau yang 100 hari," kataku.

"Ohh siap."

Kemudian kami makan bersama-sama semua agar tidak menjadi pertanyaan lagi dari istri kang Tarman.

******

SANG PENAKLUK PULAU SUMATERA

By . SKI


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C6
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión