Descargar la aplicación
23.8% Ibuku Bukan Wanita Biasa / Chapter 10: Personil Elite Lost

Capítulo 10: Personil Elite Lost

Riana berjalan melewati orang-orang yang masih berpeluh di dahinya. Mereka berjajar di sepanjang lorong. Wajah cantik tanpa kerutan itu terlihat kusut. Langkah Riana saat berjalan pun lebih cepat dan tegas.

"Kenapa kalian LENGAH?!!!" sentak Riana diakhir kalimatnya, seraya berhenti melangkah dan berbalik menatap semua rekannya, "apa yang hilang?"

"Berkas Lost." Jawab Paul cepat.

Riana memejamkan mata rapat, satu tangannya terangkat memijat kepalanya yang mendadak terasa pening. Dia dengan tergopoh datang hanya karena satu panggilan dari Paul. Yang mengatakan bahwa ada penyusup di markas mereka.

Jika hanya berkas itu yang hilang, maka bisa dipastikan bahwa orang tersebut berhubungan dengan Lost.

Entah mereka adalah orang-orang Lost atau bukan. Yang jelas, Riana tidak bisa membiarkan siapa pun mengambil berkas itu darinya.

Tidak masalah bagi Riana jika kehilangan stok bahan pangan, beberapa pasokan senjata, atau segepok uang. Berkas itu lebih penting dari segalanya.

Berkas yang akan menjadi pelindung sekaligus penyelamat bagi keluarga dan rekan-rekannya.

"Berapa orang?" Tanya Riana dengan nada sedikit lembut.

"Dua pemuda...." Jawab seseorang di sisi kiri Riana lirih.

"Mereka hanya berdua, tapi kalian bahkan tidak sanggup menangkap mereka?!" Nada bicara Riana kembali meninggi, kesal setengah mati.

Barisan pria kekar yang tadi mengejar Randu serentak menunduk.

"Kalian memiliki tubuh tinggi sekaligus proporsional, tapi untuk menangkao dua pemuda kalian lambat hingga kehilangan dua bocah itu!!" Riana menghela napas, mencoba kembali meredam emosinya yang siap meledak.

Tak ada satu pun dari mereka yang mencoba membuka suara, atau hanya sekedar membela diri. Mereka menutup mulut rapat-rapat, salah-salah bicara, riwayat mereka bisa tamat.

"Cari mereka sampai dapat, lakukan apa pun untuk mengambil kembali berkas itu! Dan bawa dua bocah itu hidup-hidup ke hadapanku! Akan kupenggal mereka jika mereka sungguh orang-orang dari Lost!" Perintah Riana tegas, dan berlalu begitu saja dari sana.

~~~~~~

Randu berpikir bahwa dia dan Dika akan tertangkap. Karena tak ada satu pun tempat di sana yang bisa dijadikan tempat sembunyi. Namun, dugaannya salah.

Begitu menuruni tangga dengan susah payah, mereka menemukan lorong panjang yang membawa mereka pada jalan lain menuju pintu keluar.

Randu merasa beruntung karena Dika sahabatnya selalu membawa ponselnya kemana-mana, dan selalu dalam keadaan baterai yang terisi penuh.

Ketika menemukan tangga dengan keadaan di bawah yang gelap, Dika segera mengeluarkan ponselnya, menuruni tangga tanpa ragu meski dengan langkah payah. Dengan begitu, mereka bisa selamat dari kejaran orang-orang tadi.

Dengan penerangan seadanya, kedua pemuda itu menyusuri ruang dan menemukan lorong tersebut.

Saat melewatinya, mereka harus kembali mengerahkan tenaga. Selain karena harus berjuang karena lumpur yang tebal, lorong tersebut menelan waktu banyak karena rupanya begitu panjang.

Meski begitu, keduanya begitu lega karena berhasil keluar dengan selamat dari sana.

Saat ini, kedua pemuda itu tengah berada di kamar Dika, merebahkan diri di atas karpet bulu. Mereka segera membersihkan setelah tiba.

"Aku tidak menyangka akan mengalami moment itu." Suara Dika, matanya menatap kosong ke atas langit-langit kamarnya.

"Moment apa?"

"Moment dimana aku dikejar dan dikepung pasukan hulk mini!"

Randu tertawa, "Hulk mini?"

"Para pria tadi. Aku sampai merinding melihat mereka. Membayangkan mereka menghajarku dan membanting tubuh kecilku ke lantai dengan mudah, sungguh membuatku putus asa."

Dika bersungguh-sungguh ketika mengatakan itu. Dia merasa bahwa nasibnya akan berakhir di sana.

"Kalau begitu, seharusnya itu menjadi moment paling epic dalam hidupmu?" Randu terkekeh.

"Kau memang teman setan! Bagaimana jika kita benar-benar tertangkap?! Masa mudaku akan sia-sia karenamu! Dan masa depanku akan menjadi suram!" Dika merengut kesal, "atau bisa saja tidak ada masa depan setelah itu!"

Meski Dika bersungut-sungut dan dia disalahkan, Randu kembali tertawa. Sejak awal dia memang tidak berniat menyeret Dika ke dalam masalahnya.

Bagaimana pun, Dika hanyalah orang asing. Yang bisa saja berada dal bahaya setelah ini.

Atau mungkin.... memang sudah berada dalam bahaya?

Randu beranjak, mengambil berkas yang tadi dia bawa di gedung misterius milik ibunya.

Pemuda itu mengangkat berkas tersebut menghadap wajahnya, kepalanya dia miringkan, meneliti dari atas sampai bawah.

"Lost...," Sebut Randu lirih, "ada apa dengan Lost?"

Sekilas tidak ada yang aneh dengan berkas ini, tapi Randu merasakan ada sesuatu yang besar di dalamnya.

Dika ikut beranjak, duduk di sebelah Randu memperhatikan berkas itu dari samping, "Kalah atau tersesat." Katanya.

Randu menoleh, "Maksudmu?"

"Lost, bisa berarti kalah atau tersesat. Kupikir ini sebuah berkas kasus yang sedang ibumu selidiki."

"Ibuku menyelidiki kasus? Ibuku seorang penyidik?"

Dika terkekeh, "Mana aku tahu, dia ibumu."

"Ah, benar juga."

"Jika kau sepenasaran itu, kenapa tidak coba saja buka berkasnya? Lihat apa isi di dalamnya. Kita ke sana mempertaruhkan banyak hal, jangan sampai pengorbananku lari dari pasukan hulk mini berakhir sia-sia."

Untuk sejenak Randu terdiam. Hela napasnya terdengar gusar. Pemuda itu mengusak sedikit rambutnya, lantas berujar.

"Aku takut...." Katanya.

"Apa yang kau takutkan?"

"Aku takut menemukan hal yang tidak dapat kutangani sendirian rasanya. Atau mungkin, menemukan sesuatu yang akan membuatku kehilangan segalanya."

Ada jeda panjang setelah Randu menyelesaikan kalimatnya. Keduanya terdiam menyelami pikiran masing-masing.

Randu yang belum siap sepenuhnya menerima kenyataan bahwa akan ada sesuatu yang lebih besar dari sekedar menyembunyikan bahwa dia adalah anak adopsi.

"Randu...," Dika memanggil, membuat pemuda itu kembali menoleh, "seharusnya kau sudah siap untuk segala konsekuensi ketika kau menginjakkan kaki di sana. Jika kau menunda, mungkin akan ada banyak hal yang membuatmu lebih terluka ketika kau menunggu dirimu siap."

Dika menatap lurus ke depan, pandangannya menerawang, "Dunia ini memang tidak seindah isi rumahmu. Siap atau tidak, kau harus tetap menerima."

Dika benar, seharusnya Randu sudah siap menerima segala konsekuensi dari keputusannya. Keputusan mencari tahu seluk beluk ibunya.

Randu menatap berkas itu lamat-lamat, dengan hela napas panjang, akhirnya dia membuka halaman depan.

Gerakan itu berhasil menarik perhatian Dika. Dia merapatkan duduknya pada Randu. Turut penasaran dengan isi berkas tersebut.

Pada beberapa halaman pertama, hanya diisi dengan cd-cd yang di atasnya terdapat angka. Mungkin sebuah kode atau nama cd tersebut.

Lalu, di halaman berikutnya, terdapat catatan-catatan singkat yang tidak Randu mengerti artinya. Merupakan penggalan-penggalan kata, yang apabila disatukan mungkin membentuk sebuah kode.

Lalu, pada beberapa halaman terakhir, terdapat judul 'Personil Elite Lost'. Randu berhenti membalik halaman, tercenung.

"Apa mungkin, Lost ada sebuah organisasi?" Dika bertanya.

Namun, tak ada jawaban dari Randu. Lantas, pemuda itu kembali membalik halaman.

Ada 5 personil elite Lost yang mereka temui dalam berkas itu. Laki-laki dan perempuan, beserta biodata dan juga foto di sampingnya.

Di setiap foto terdapat angka, memiliki arti jumlah. Juga sebuah huruf yang mengartikan seberapa mematikan mereka.

Angka pada personil elit pertama adalah 20, itu artinya ada 20 personil elite Lost. Ada huruf A, B, C, dan S. Masing-masing huruf mengartikan kekuatan. Dan, S. Adalah yang paling mematikan.

Sejauh ini, hanya ada 2 orang yang memiliki huruf S. Dalam berkas ini, Randu tidak menemukan sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk.

Hingga Randu sampai pada halaman terakhir. Matanya membelalak, dengan mulut terbuka. Satu halaman yang hanya berisi biodata seorang personil.

Nama dan foto Riana terpampang dengan jelas di sana. Menggunakan bandana merah bertuliskan 'Captain', menggenggam senjata dengan pandangan datar, bernomor urut satu 1, serta pemilik huruf S yang ketiga.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C10
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión