"Kali ini kau menganggu orang yang salah. Sekarang kau harus menghadapi konsekuensinya sendiri!"
Nima mulai menangis minta ampun. Tapi tidak ada yang peduli padanya.
"Mmpph! Mmmpph!" Nima terus berusaha untuk berbicara, namun sayang, kain yang mengikat mulutnya begitu kencang.
Mungkin jika Nima bisa bicara, dia akan menyombongkan diri bahwa dia bisa memberi mereka banyak uang asalkan mereka melepaskannya.
"Ini bukan waktunya bagimu untuk berbicara, Nima. Untuk saat ini, lebih baik kau tutup mulut!" Shiro melepaskan tangannya dari wajah Nima.
"Buka penutup mata dan mulut mereka!" Suara Elleard terdengar. Suara pria itu terdengar sangat tenang, sangat berbeda dari apa yang Nima harapkan dari para penculiknya. Untuk sesaat dia mengerutkan alisnya, bertanya-tanya siapa orang yang baru saja berbicara itu.
Shiro mengangguk dan kemudian membuka penutup mata satu per satu serta kain yang digunakan untuk menyumbat mulut ketiga gadis itu.