langkah kaki mereka semakin cepat untuk mendekati lelaki itu, wajah mereka terlihat sangat cemas, ketika darah yang sama juga ikut menetes memberikan jejak-jejak kecil yang mulai tertutupi oleh salju yang terus turun.
"Clay…," panggil Rachel dengan suara lemah.
Dan lelaki itu membalikkan kepalanya menghadap mereka berdua, wajah itu terlihat tidak mempercayai apa yang baru saja ia lihat, ia juga terlihat tertengun sambil menyentuh perutnya yang di tutupi oleh salju-salju halus.
"Kalian …," ucap lelaki tersebut.
"Benar … Clay," Sekali lagi Rachel berbicara.
Ia menatap tubuh lelaki itu yang terlihat sangat kelelahan, wajahnya tidak berseri-seri seperti sebelumnya. Namun ingatannya kembali kepada malam itu, bagaimana Clay mulai mencekik lehernya dan melupakan siapa dirinya, ia juga kembali teringat bagaimana Clay menyeretnya. Ingatan itu membuat Rachel merasa sangat takut berada disamping Clay, ia memundurkan badannya secara refleks kebelakang.