Wili segera menghapus kembali air mata yang masih tersisa di sudut mata Sindi dan berhasil menetes kembali di pipinya.
"Mamah jangan banyak pikiran lagi ya. Jangan marah-marah. Aku tidak mau kondisi Mamah kembali menurun. Aku ingin, Mamah lekas sembuh," kata Wili pada mamahnya.
"Iya," balas Sindi singkat.
Hubungan antara Ibu dan anak itu mulai membaik walau Sindi masih belum bisa menerima kenyataan kalau Jeni adalah menantunya. Namun, Wili merasa tenang karena sekarang Sindi tak lagi mengusirnya.
Ditengah-tengah rasa haru keduanya, masuklah Carol ke dalam kamar Sindi dalam keadaan yang mulai membaik.
"Carol!" Sindi menyapanya dengan mengukir senyuman. Saat ini, hanya Carol wanita yang diinginkan Sindi menjadi menantunya. Namun sepertinya Wili tak bisa memahami itu.
Sindi tersenyum lebar saat carol duduk di dekatnya sambil tersenyum. Kemudian Carol berkata, "Aku senang melihat senyuman, Tante."
"Bagaimana dengan keadaan Tante seharang?" imbuhnya.