Di dalam ruangan tempat Kaven dirawat, Anwen sedang bersama dokter memeriksa keadaan Kaven yang masih tidak sadarkan diri.
Anwen memandang lekat-lekat wajah Kaven. Kedua mata pria itu tertutup rapat begitupun dengan bibir yang selalu tersenyum manis.
Dia melangkah lebih dekat untuk melihat lebih jelas.
Tidak lama kemudian kedua matanya menemukan sebuah ruam di antara lebam yang berada di sisi kanan wajah pria itu.
Karena kondisi wajah Kaven yang babak belur, ruam itu menjadi lebih samar.
Dia memegang ruam tersebut, itu keras dan agak lebar. "Apakah saat dia dibawa ke sini ruam ini sudah ada?" Dia bertanya kepada dokter di yang berdiri sampingnya.
Dokter tersebut mengerutkan kening. Menatap ke arah yang ditatap oleh Anwen. "Tidak Tuan Putri," katanya sambil mengingat keadaan Kaven saat dibawa ke ruangan itu. Tidak ada ruam bahkan saat dia menangani luka Kaven, dia yakin tidak ada ruam di sana.