Aerith berkali-kali berusaha untuk naik dan berkali-kali terperosot karena salju tebal yang menutupi lereng selalu longsor saat dia menginjak dan memegangnya.
"TOLONG! IBU! AYAH!" Sudah tidak terhitung berapa kali dia berteriak minta tolong tetapi tidak ada yang datang dan dia mulai menggigil kedinginan saat hembusan angin terasa semakin kencang dari waktu ke waktu.
Aerith berusaha untuk naik kembali namun dia terjatuh lagi dan dia mulai menangis. Beberapa jam telah berlalu namun tidak ada orang yang datang untuk menyelamatkannya. Dia sudah menyerah untuk memanjat lareng dan memutuskan untuk meringkuk di bawah pohon.
Wajahnya pucat dan bibirnya sudah membiru. Dia memeluk kedua lututnya lebih erat saat suhu udara semskin menurun seiring dengan hembusan angin yang terus bertambah kencang, membuat salju turun semakin lebat.
"I-ibu… a-ayah… tolong," ia bergumam dengan suara yang bergetar. Seluruh tulangnya bergetar dan kulitnya mulai mati rasa.