"Lo jangan suruh gue putus juga ya dari
Jevian, gue gak mau."
Arham memutar bola matanya malas,
akhirnya dia menyerah. Ya, terserah Jeva
saja mau bagaimana.
Jay sendiri nampak menyimak dalam
diam, dia tidak minat bergabung dalam
perbincangan keduanya.
"Kalo gue kasih waktu lo selama seminggu,
selama itu kita kayak pacaran beneran,
tapi jangan libatin perasaan, gimana?"
Jeva melirik Reza yang baru saja berujar.
Ia kemudian mengangguk. Yaudah,
semuanya sudah terlanjur terjadi.
"Oke-oke aja asal gue bisa lepas dari kalian
semua tanpa ada yang namanya pacaran
lagi,kalo lo gimana No?"
Kiano menatap Jeva sebentar kemudian
merapikan rambutnya yang agak
mengganggu pandangan.
"Dua minggu."
"Apa?! Wen gila lo, ini gue berasa sebullàn
gak bareng sama pacar gue," tolak Jevian.
Kiano mengedikkan bahunya acuh merasa
tidak peduli akan tolakan dari Jevian
selaku pacar asli Jeva.
"Lo kan udah punya Jeva, yaudah sabar
aja. Lagi pula yang buat ini Jeva," ujar
Arham santai.